Kerangka Teori Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Di tengah kehidupan masyarakat yang bebas bergerak, ada sebagian anggota masyarakat yang terkungkung hidup dalam suatu lembaga untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya karena anggota masyarakat tersebut telah melakukan tindak pidana sehingga harus ditahan di Rumah Tahanan Negara dan menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan. Kehidupan di dalam Lembaga Pemasyarakatan adalah merupakan miniatur dari kehidupan di dalam masyarakat dalam umumnya. Greenberg, di dalam bukunya correction and punishment 1977 mengatakan bahwa penjara adalah miniatur kehidupan nyata. Sementara itu menurut David J Ruthman keberadaan penjara adalah sebuah tuntutan masyarakat agar masyarakat luar bisa bebas dari kejahatan. 164 Dalam suasana di mana para penghuni mempunyai sikap tingkah laku serta latar belakang kehidupan yang beraneka ragam, petugas meletakkan dirinya ditengah kehidupan tersebut, untuk menyelaraskan, mencari harmoni, sehingga dapat menerapkan suatu perlakuan treatment yang tidak bertentangan dengan martabat kemanusiaan di samping itu petugas harus pula menyelaraskan tindakan, perlakuan pembinaan yang sesuai dengan ketentuan hukum maupun keselarasan dengan kehendak masyarakat. 164 Susy Susilawati, Penyimpangan Beberapa Norma Kehidupan Ditinjau dari Sudut Sosiologi Hukum dalam Pelaksanaan PengamananPembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan, Warta Pemasyarakatan Nomor II – TH III – Nopember 2002. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009. All members of the personel shall at times so conduct themselves and perform their duties as to influence the prisoners for good by their example and to command their respect. 165 Semua anggota personil harus selalu menjaga perilaku mereka dalam melaksanakan tugas sehingga dapat memberi pengaruh baik kepada narapidana melalui contoh yang baik, dan untuk membangkitkan sikap menghargai mereka. Perlindungan hukum terhadap petugas pemasyarakatan sebagai bagian dari sistem peradilan pidana terpadu merupakan hal yang sangat esensial dalam menunjang pelaksanaan tugas pada umumnya dan penegakan hukum pada khususnya. 166 Di dalam sistem peradilan pidana ini terkandung gerak sistemik dari komponen-komponen pendukungnya yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan totalitas berusaha mentransformasikan masukan input menjadi keluaran output yang menjadi sasaran kerja sistem peradilan pidana, yaitu sasaran jangka menengah adalah pencegahan kejahatan serta tujuan jangka panjang sebagai tujuan akhir adalah kesejahteraan masyarakat. 167 Pendekatan dengan teori sistem peradilan pidana dianggap perlu oleh karena dalam hal penanganan tindak pidana tersebut keterkaitan dan keterpaduan dalam setiap tahapan proses pemeriksaan mulai dari proses penyelidikan kepolisian, 165 Lihat Pasal 48, Standard Minimum Rules For The Treatment of Prisonners. 166 Didin Sudirman, Op.Cit, hal. 61. 167 Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia dan Reformasi Hukum di Indonesia, Jakarta: The Habibie Center, 2002, hal. 38. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009. penuntutan kejaksaan, pemeriksaan persidangan pengadilan, hingga pemindahan lembaga pemasyarakatan. 168 Sistem peradilan pidana yang digariskan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP merupakan sistem terpadu integrated criminal justice system. 169 Sistem terpadu tersebut diletakkan di atas landasan prinsip diferensiasi fungsional diantara aparat penegak hukum sesuai dengan tahap proses kewenangan yang diberikan Undang-Undang kepada masing-masing. Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana. 170 Sistem pemasyarakatan juga beranggapan bahwa hakekat perbuatan melanggar hukum oleh Warga Binaan Pemasyarakatan adalah cerminan dari adanya keretakan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan antara yang bersangkutan dengan masyarakat di sekitarnya. 171 Lembaga Pemasyarakatan diharapkan dapat menampilkan fungsi yang diharapkan antara lain: 172 a. Merupakan komunitas yang teratur dengan baik seperti: tidak membahayakan nyawa, kesehatan dan integritas personal. 168 Ibid. 169 M. Yahya Harahap, Op.Cit, hal. 90. 170 Lihat Pasal 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. 171 Adi Sujatno, Sistem Pemasyarakatan Indonesia, Jakarta: Montas ad, 2004, hal. 14. 172 Didin Sudirman, Op.Cit, hal. 62. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009. b. Kondisinya tidak menambah kesulitan yang dialami narapidana akibat pemidanaan. c. Aktivitas di dalamnya sebanyak mungkin membantu kembali ke masyarakat setelah menjalani pidananya. 173 Kenyataan menunjukkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan belum sepenuhnya mampu menunjukkan fungsi yang ideal. Berbagai aspek dan kondisi dalam Lembaga Pemasyarakatan sangat potensial menimbulkan pelanggaran HAM, antara lain over kapasitas, kualitas penghuni yang berubah dari kejahatan transnasional, dan terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. 174 Petugas pemasyarakatan adalah abdi Negara dan abdi masyarakat, yang dalam pelaksanaan tugasnya wajib menghayati dan mengamalkan tugas-tugas pembinaan pemasyarakatan dengan penuh tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pemasyarakatan yang berdaya guna, tepat guna dan berhasil guna. Petugas harus 173 Membuat Standard-standard Bekerja, Sebuah Buku Panduan Internasional Mengenai Praktek Pemenjaraan yang Baik Penal Reform International, hal. 13. Contoh prinsip fundamental dalam SMR termaksud sebagai berikut: a. Penjara harus merupakan komunitas yang teratur dengan baik, sebagai contoh, haruslah merupakan tempat yang tidak membahayakan nyawa, kesehatan, dan integritas personal; b. Penjara haruslah merupakan tempat dimana tidak ditunjukkan diskriminasi dalam penanganan tahanan; c. Ketika pengadilan menjatuhkan bagi seorang pelanggar hukum dengan pemenjaraan, maka akan menghasilkan sebuah hukuman yang secara ekstrim menyusahkan dan tak terelakkan. Kondisi penjara tidak boleh menambah berat kesulitan ini; d. Aktivitas penjara haruslah terfokus sebanyak mungkin dalam membantu para tahanan untuk dapat kembali ke masyarakat setelah menjalani hukumannya. Karena alasan ini, aturan dan rezim penjara tidaklah boleh membatasi kebebasan. Kontak sosial dan kemungkinan pengembangan personal para tahanan lebih dari yang dibutuhkan. Aturan dan rezim penjara haruslah kondusif untuk penyesuaian dan integrasi dalam kehidupan masyarakat normal. 174 http:www.Google, Perlindungan Hukum, Suaeb, Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia dalam Institusi Pemasyarakatan, diakses tanggal 11 September 2008. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009. memiliki kemampuan profesional dan moral. 175 Dalam melaksanakan kewajiban mereka, para petugas penegak hukum harus menghormati dan melindungi martabat manusia, menjaga dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia semua orang. 176 Menurut teori konvensional, tujuan hukum adalah mewujudkan keadilan Rechgerechtigheid, kepastian hukum Rechtszekerheid, dan kemanfaatan Rechtsutiliteit. 177 Unsur-unsur sistem hukum menurut Lawrence Friedman yaitu: 1. Substance substansi hukum. 2. Structure struktur hukum. 3. Culture budaya hukum. 178 Substansi hukum meliputi aturan, norma dan pola perilaku manusia yang berada dalam sistem itu. Substansi hukum tidak hanya menyangkut peraturan perundang-undangan yang terdapat dalam kitab-kitab hukum law in book tetapi juga ada hukum yang hidup living law termaksud di dalamnya “produk” yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada dalam sistem itu. Misalnya keputusan-keputusan yang mereka keluarkan dan aturan-aturan yang mereka susun. Struktur dari sistem hukum terdiri dari unsur-unsur jumlah dan ukuran pengadilan, yurisdiksi tiap-tiap peradilan 175 Adi Sujatno, Op.Cit, hal. 18. 176 Lihat Pasal 2 Aturan Tingkah Laku Bagi Petugas Penegak Hukum Code of Conduct for Law Enforcement Officials. 177 Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Jakarta: PT. Gunung Agung Tbk, 2002, hal. 85. 178 Bismar Nasution dan Mahmul Siregar, Bahan Kuliah Teori Hukum Kelas Pararel A dan B Program Studi Ilmu Hukum, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009. dan upaya-upaya hukum. Struktur hukum juga menyangkut penataan badan-badan penegak hukum lainnya seperti jaksa, polisi, pengacara dan badan-badan lainnya. Suatu unsur yang sangat penting dalam struktur hukum adalah, bagaimana agency-agencyorgan-organpejabat-pejabat yang melaksanakan fungsi struktural tersebut diawasi dengan sebuah sistem pengawasan yang memadai. Budaya hukum menyangkut sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum. Bisa meliputi persoalan-persoalan kepercayaan, nilai, pemikiran, dan harapan manusia terhadap hukum dan sistem hukum. Budaya hukum dapat diartikan sebagai suasana pikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari atau disalah gunakan. Penegakan hukum dan ketertiban terkait erat dengan profesionalisme lembaga orang-orang yang berada pada sistem peradilan dan hukum di Indonesia. 179 Cukup lama sebagian masyarakat merasakan dan mengalami kasus-kasus ketidak adilan pada sistem peradilan. Tidak sedikit pihak yang memanfaatkan kelemahan-kelemahan sistem yang saat ini berlaku. Untuk itu, pengabdian para penegak hukum yang bersih dan tulus perlu ditingkatkan agar benteng keadilan ini benar-benar mampu menjalankan peranannya sesuai dengan tuntutan rakyat. Sebaliknya perlu tindakan yang tegas dan keras bagi mereka yang sengaja melanggar dan menyelewengkan hukum. Dalam pemikiran sociological Jurisprudence, Roscoe Pound 1870 – 1964, ditegaskan bahwa kehidupan hukum terletak pada pelaksanaannya. 180 179 http:www.bappencis.go.idindeks.Php. Diakses tanggal 23 Mei 2008. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009. Pound melihat dan memahami hukum sebagai pengatur dan pendamai dari konflik keinginan. Hukum merupakan alat untuk mengontrol keinginan sesuai dengan prasyarat kepatuhan sosial. 181 Pandangan modern tentang peranan hukum sebagai sarana pembangunan digambarkan oleh Mochtar Kusumaatmadja dengan mengatakan, bahwa hukum itu mempunyai dua fungsi yakni sebagai sarana ketertiban masyarakat menjamin adanya ketertiban dan kepastian dan sarana perubahan masyarakat. 182 Menurut Andi Matalatta hukum mempunyai peranan yang penting serta mempunyai arti sangat strategis dalam semua aspek kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Oleh karena itu, hukum harus dibangun agar dapat menjadi sarana pembangunan dan pembaharuan masyarakat”. 183

2. Kerangka Konsepsi

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap Narapidana Sebagai Warga Binaan Pemasyarakatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan (Studi di LAPAS Labuhan Ruku)

1 87 162

Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan (Tpp) Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

2 75 143

Perlindungan Terhadap Narapidana Anak Ditinjau Dari Undang-Undang Pemasyarakatan Nomor 12 Tahun 1995

1 64 118

Pelaksanaan Pembinaan Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai)

1 41 122

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN.

0 0 1

ANALISIS YURIDIS TERHADAP BENTUK PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN (Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sidoarjo).

0 0 91

SISTEM PEMIDANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB KABUPATEN TUBAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN.

0 1 90

PENGHAPUSAN REMISI BAGI KORUPTOR DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

0 0 22

ANALISIS KEDUDUKAN HUKUM NARAPIDANA PENDERITA HIVAIDS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA PANGKALPINANG SKRIPSI

0 0 15

SISTEM PEMIDANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB KABUPATEN TUBAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN SKRIPSI

0 0 40