F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Di tengah kehidupan masyarakat yang bebas bergerak, ada sebagian anggota masyarakat yang terkungkung hidup dalam suatu lembaga untuk mempertanggung
jawabkan perbuatannya karena anggota masyarakat tersebut telah melakukan tindak pidana sehingga harus ditahan di Rumah Tahanan Negara dan menjalani pidana
di Lembaga Pemasyarakatan. Kehidupan di dalam Lembaga Pemasyarakatan adalah merupakan miniatur
dari kehidupan di dalam masyarakat dalam umumnya. Greenberg, di dalam bukunya correction and punishment 1977 mengatakan bahwa penjara adalah miniatur
kehidupan nyata. Sementara itu menurut David J Ruthman keberadaan penjara adalah sebuah tuntutan masyarakat agar masyarakat luar bisa bebas dari kejahatan.
164
Dalam suasana di mana para penghuni mempunyai sikap tingkah laku serta latar belakang kehidupan yang beraneka ragam, petugas meletakkan dirinya ditengah
kehidupan tersebut, untuk menyelaraskan, mencari harmoni, sehingga dapat menerapkan suatu perlakuan treatment yang tidak bertentangan dengan martabat
kemanusiaan di samping itu petugas harus pula menyelaraskan tindakan, perlakuan pembinaan yang sesuai dengan ketentuan hukum maupun keselarasan dengan
kehendak masyarakat.
164
Susy Susilawati, Penyimpangan Beberapa Norma Kehidupan Ditinjau dari Sudut Sosiologi Hukum dalam Pelaksanaan PengamananPembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan,
Warta Pemasyarakatan Nomor II – TH III – Nopember 2002.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009.
All members of the personel shall at times so conduct themselves and perform their duties as to influence the prisoners for good by their example and to command
their respect.
165
Semua anggota personil harus selalu menjaga perilaku mereka dalam melaksanakan tugas sehingga dapat memberi pengaruh baik kepada narapidana
melalui contoh yang baik, dan untuk membangkitkan sikap menghargai mereka. Perlindungan hukum terhadap petugas pemasyarakatan sebagai bagian dari sistem
peradilan pidana terpadu merupakan hal yang sangat esensial dalam menunjang pelaksanaan tugas pada umumnya dan penegakan hukum pada khususnya.
166
Di dalam sistem peradilan pidana ini terkandung gerak sistemik dari komponen-komponen pendukungnya yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan
totalitas berusaha mentransformasikan masukan input menjadi keluaran output yang menjadi sasaran kerja sistem peradilan pidana, yaitu sasaran jangka menengah
adalah pencegahan kejahatan serta tujuan jangka panjang sebagai tujuan akhir adalah kesejahteraan masyarakat.
167
Pendekatan dengan teori sistem peradilan pidana dianggap perlu oleh karena dalam hal penanganan tindak pidana tersebut keterkaitan dan keterpaduan dalam
setiap tahapan proses pemeriksaan mulai dari proses penyelidikan kepolisian,
165
Lihat Pasal 48, Standard Minimum Rules For The Treatment of Prisonners.
166
Didin Sudirman, Op.Cit, hal. 61.
167
Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia dan Reformasi Hukum di Indonesia, Jakarta: The Habibie Center, 2002, hal. 38.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009.
penuntutan kejaksaan, pemeriksaan persidangan pengadilan, hingga pemindahan lembaga pemasyarakatan.
168
Sistem peradilan pidana yang digariskan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP merupakan sistem terpadu integrated criminal justice
system.
169
Sistem terpadu tersebut diletakkan di atas landasan prinsip diferensiasi fungsional diantara aparat penegak hukum sesuai dengan tahap proses kewenangan
yang diberikan Undang-Undang kepada masing-masing. Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan warga binaan
pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana.
170
Sistem pemasyarakatan juga beranggapan bahwa hakekat perbuatan melanggar hukum oleh Warga Binaan Pemasyarakatan adalah cerminan dari adanya
keretakan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan antara yang bersangkutan dengan masyarakat di sekitarnya.
171
Lembaga Pemasyarakatan diharapkan dapat menampilkan fungsi yang diharapkan antara lain:
172
a. Merupakan komunitas yang teratur dengan baik seperti: tidak membahayakan
nyawa, kesehatan dan integritas personal.
168
Ibid.
169
M. Yahya Harahap, Op.Cit, hal. 90.
170
Lihat Pasal 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
171
Adi Sujatno, Sistem Pemasyarakatan Indonesia, Jakarta: Montas ad, 2004, hal. 14.
172
Didin Sudirman, Op.Cit, hal. 62.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009.
b. Kondisinya tidak menambah kesulitan yang dialami narapidana akibat
pemidanaan. c.
Aktivitas di dalamnya sebanyak mungkin membantu kembali ke masyarakat setelah menjalani pidananya.
173
Kenyataan menunjukkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan belum sepenuhnya mampu menunjukkan fungsi yang ideal. Berbagai aspek dan kondisi dalam Lembaga
Pemasyarakatan sangat potensial menimbulkan pelanggaran HAM, antara lain over kapasitas, kualitas penghuni yang berubah dari kejahatan transnasional, dan
terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.
174
Petugas pemasyarakatan adalah abdi Negara dan abdi masyarakat, yang dalam pelaksanaan tugasnya wajib menghayati dan mengamalkan tugas-tugas pembinaan
pemasyarakatan dengan penuh tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pemasyarakatan yang berdaya guna, tepat guna dan berhasil guna. Petugas harus
173
Membuat Standard-standard Bekerja, Sebuah Buku Panduan Internasional Mengenai Praktek Pemenjaraan yang Baik Penal Reform International, hal. 13.
Contoh prinsip fundamental dalam SMR termaksud sebagai berikut: a.
Penjara harus merupakan komunitas yang teratur dengan baik, sebagai contoh, haruslah merupakan tempat yang tidak membahayakan nyawa, kesehatan, dan integritas personal;
b. Penjara haruslah merupakan tempat dimana tidak ditunjukkan diskriminasi dalam
penanganan tahanan; c.
Ketika pengadilan menjatuhkan bagi seorang pelanggar hukum dengan pemenjaraan, maka akan menghasilkan sebuah hukuman yang secara ekstrim menyusahkan dan tak terelakkan.
Kondisi penjara tidak boleh menambah berat kesulitan ini; d.
Aktivitas penjara haruslah terfokus sebanyak mungkin dalam membantu para tahanan untuk dapat kembali ke masyarakat setelah menjalani hukumannya. Karena alasan ini,
aturan dan rezim penjara tidaklah boleh membatasi kebebasan. Kontak sosial dan kemungkinan pengembangan personal para tahanan lebih dari yang dibutuhkan. Aturan
dan rezim penjara haruslah kondusif untuk penyesuaian dan integrasi dalam kehidupan masyarakat normal.
174
http:www.Google, Perlindungan Hukum, Suaeb, Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia dalam
Institusi Pemasyarakatan, diakses tanggal 11 September 2008.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009.
memiliki kemampuan profesional dan moral.
175
Dalam melaksanakan kewajiban mereka, para petugas penegak hukum harus menghormati dan melindungi martabat
manusia, menjaga dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia semua orang.
176
Menurut teori konvensional, tujuan hukum adalah mewujudkan keadilan Rechgerechtigheid, kepastian hukum Rechtszekerheid, dan kemanfaatan
Rechtsutiliteit.
177
Unsur-unsur sistem hukum menurut Lawrence Friedman yaitu: 1.
Substance substansi hukum. 2.
Structure struktur hukum. 3.
Culture budaya hukum.
178
Substansi hukum meliputi aturan, norma dan pola perilaku manusia yang berada dalam sistem itu. Substansi hukum tidak hanya menyangkut peraturan
perundang-undangan yang terdapat dalam kitab-kitab hukum law in book tetapi juga ada hukum yang hidup living law termaksud di dalamnya “produk” yang dihasilkan
oleh orang-orang yang berada dalam sistem itu. Misalnya keputusan-keputusan yang mereka keluarkan dan aturan-aturan yang mereka susun. Struktur dari sistem hukum
terdiri dari unsur-unsur jumlah dan ukuran pengadilan, yurisdiksi tiap-tiap peradilan
175
Adi Sujatno, Op.Cit, hal. 18.
176
Lihat Pasal 2 Aturan Tingkah Laku Bagi Petugas Penegak Hukum Code of Conduct for Law Enforcement Officials.
177
Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Jakarta: PT. Gunung Agung Tbk, 2002, hal. 85.
178
Bismar Nasution dan Mahmul Siregar, Bahan Kuliah Teori Hukum Kelas Pararel A dan B Program Studi Ilmu Hukum, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009.
dan upaya-upaya hukum. Struktur hukum juga menyangkut penataan badan-badan penegak hukum lainnya seperti jaksa, polisi, pengacara dan badan-badan lainnya.
Suatu unsur yang sangat penting dalam struktur hukum adalah, bagaimana agency-agencyorgan-organpejabat-pejabat yang melaksanakan fungsi struktural
tersebut diawasi dengan sebuah sistem pengawasan yang memadai. Budaya hukum menyangkut sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum. Bisa meliputi
persoalan-persoalan kepercayaan, nilai, pemikiran, dan harapan manusia terhadap hukum dan sistem hukum. Budaya hukum dapat diartikan sebagai suasana pikiran
sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari atau disalah gunakan.
Penegakan hukum dan ketertiban terkait erat dengan profesionalisme lembaga orang-orang yang berada pada sistem peradilan dan hukum di Indonesia.
179
Cukup lama sebagian masyarakat merasakan dan mengalami kasus-kasus ketidak adilan pada sistem peradilan. Tidak sedikit pihak yang memanfaatkan
kelemahan-kelemahan sistem yang saat ini berlaku. Untuk itu, pengabdian para penegak hukum yang bersih dan tulus perlu ditingkatkan agar benteng keadilan ini
benar-benar mampu menjalankan peranannya sesuai dengan tuntutan rakyat. Sebaliknya perlu tindakan yang tegas dan keras bagi mereka yang sengaja melanggar
dan menyelewengkan hukum. Dalam pemikiran sociological Jurisprudence, Roscoe Pound 1870 – 1964,
ditegaskan bahwa kehidupan hukum terletak pada pelaksanaannya.
180
179
http:www.bappencis.go.idindeks.Php. Diakses tanggal 23 Mei 2008.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Gayatri Rachmi Rilowati : Perlindungan HUkum Terhadap Petugas Pemasyarakatan Di Dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009.
Pound melihat dan memahami hukum sebagai pengatur dan pendamai dari konflik keinginan. Hukum merupakan alat untuk mengontrol keinginan sesuai dengan
prasyarat kepatuhan sosial.
181
Pandangan modern tentang peranan hukum sebagai sarana pembangunan digambarkan oleh Mochtar Kusumaatmadja dengan mengatakan, bahwa hukum itu
mempunyai dua fungsi yakni sebagai sarana ketertiban masyarakat menjamin adanya ketertiban dan kepastian dan sarana perubahan masyarakat.
182
Menurut Andi Matalatta hukum mempunyai peranan yang penting serta mempunyai arti sangat strategis dalam semua aspek kehidupan, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. “Oleh karena itu, hukum harus dibangun agar dapat menjadi sarana pembangunan dan pembaharuan masyarakat”.
183
2. Kerangka Konsepsi