pemukiman kembali atau gabungan dari dua atau lebih dari bentuk tersebut serta pengaturan pemukiman kembali tidak hanya sekedar memindahkan warga
masyarakat yang terkena proyek pelepasan hak dari tempat yang lama ke tempat yang baru, tetapi harus diikuti dengan kegiatan untuk memulihkan kehidupan sosial
ekonomi mereka. Untuk itu perlu adanya upaya untuk memulihkan kegiatan ekonomi mereka dengan memperhitungkan kerugian yang dialami oleh masyarakat, sehingga
kehidupan sosial masyarakat dapat kembali pulih di tempat yang baru atau setidak- tidaknya masyarakat tidak akan menjadi lebih miskin dari sebelumnya. Tempat
permukiman yang baru harus ditata sesuai dengan rencana tata ruang daerah atau kota dengan diikuti oleh proyek konsolidasi tanah perkotaan atau pedesaan. Konsekwensi
dari pemikiran ini diharapkan agar adanya pelepasan hak atas tanah yang berdampak pembangunan wilayah baru yang tertib dan membangun sentra-sentra ekonomi baru
bagi masyarakat.
63
Melaksanakan musyawarah yang mengandung proses saling mendengar, saling memberi dan menerima pendapat serta keinginan yang didasarkan
atas kesukarelaan antara pemegang hak dengan pihak yang memerlukan tanah untuk memperoleh kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi serta masalah lain
yang berkaitan dengan pengadaan tanah dilaksanakan secara langsung atau melalui perwakilan yang sah dan dipandu oleh Ketua Panitia.
E. Tanah dan Pembangunan
63
Syafuddin Kalo Op.Cit Halaman 149
Bangun P Nababan : Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Bandar Udara Silangit Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara, 2009
Tanah dan pembangunan merupakan dua entitas yang tidak dapat dipisahkan, secara sederhana dapat dikatakan tidak ada pembangunan tanpa tanah. Di Indonesia
dewasa ini, tak ada suatu paham yang begitu berpengaruh seperti paham pembangunan. Implementasi dari paham ini memberi perubahan yang sangat berarti
terhadap keseluruhan aspek Tanah Pembangunan selalu membutuhkan tapak untuk perwujutan proyek-proyek, baik yang dijalankan oleh instansi dan perusahaan milik
entasi dari model pertumbuhan tan
kep
itik yang otoritarian berkonsekuensi pada segala macam organisasi yang dimiliki akses dan kontrol terhadap berbagai implementasi dari otoritarianisme.
igunakan oleh institusi politik otoritarian adalah pen
Masalah pembangunan perlu mendapatkan tempat tersendiri didalam pembahasan perubahan dengan ciri-ciri yang istimewa. Pertama pembangunan bukan merupakan
pemerintah ataupun swasta. Pembangunan sering disamakan dengan pertumbuhan
ekonomi, dimana modal di investasikan melalui siklus umum produksi-distribusi- komsumsi. Dewasa ini kita menyaksikan implem
ekonomi ini yang biasa dikenal dengan kapitalisme, terjadinya pemusa enguasaan tanah ini berlangsung melalui dua mekanisme utama, pasar dan
investasi negara. Sisi lain dari pemusatan tanah ini adalah terlepasnya akses dan kontrol banyak penduduk atas tanah yang dikuasai sebelumnya, hubungan
pembangunan dan tanah bukan hanya aspek ekonomis, namun juga politik. Model pembanguan pol
Dalam hal ini, berbagai cara yang d ggunaan instrumen hukum, manipulasi dan kekerasan.
64
tentang hukum dan masyarakat ini oleh karena pembangunan ini merupakan
64
Mochtar Mas’oed, dengan penyunting. Tanah dan Pembangunan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta, 1997 Halaman 4
Bangun P Nababan : Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Bandar Udara Silangit Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara, 2009
suatu perubahan yang bersifat sepotong-potong. Sekalipun misalnya kita dapat penambahan industri secara kwantitatif.
65
F. Asas-asas Hukum Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum