Kepastian Hukum Hak Atas Tanah

Sepenjang menyangkut hak atas tanah, tentunya harus tunduk kepada Undang- Un ikat kepemilikan hak atas tanah sebagai bukti epemi g namanya terdaftar dibuku tana n sertipikat hak atas tanah sebagai alat dang Pokok Agraria dan PP No.101961 Pasal 19 serta ketentuan-ketentuan lain. Akte jual belinya, apabila dilakukan perjanjian jual beli hak atas tanah harus harus dilakukan oleh dan dihadapan PPAT berdasarkan PMA. No 101961 dan PMA No 141961 yo SK. No 59DDA1970, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan- ketentuan yang terkait dengannya atau memenuhi syarat-syarat yang diharuskan.

1. Kepastian Hukum Hak Atas Tanah

Muchtar Wahid, berpendapat bahwa Hakikat kepastian hukum yang sebenarnya terletak pada kekuatan sertip k likan termasuk di pengadilan, namun kepastian hukum dengan sistem yang negatife pada hakikatnya merupakan kepastian hukum yang relatife, dengan pengertian bahwa oleh peraturan perundang-undangan dijamin kepastian hukum selama tidak dibuktikan sebaliknya Dengan adanya lembaga publikasi negatife maka pemilik hak atas tanah yang sebenarnya belum tentu namanya terdaftar di dalam buku tanah, sedangkan pemegang sertipikat hak atas tanah yan h sepanjang tidak terbukti sebaliknya tetap dianggap sebagai pemegang hak atas tanah yang sebenarnya. Khusus terhadap hak milik, yakni menurut Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Pokok Agraria ditentukan lain, yaitu unsur turun temurun, terkuat, dan terpenuh. Walaupun dengan demikian tinggi keduduka Bangun P Nababan : Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Bandar Udara Silangit Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara, 2009 bukti, namun tetap diperlukan sebagai alat bukti awal, karena didasari kemungkinan adanya alat pembuktian pihak yang lebih berwenang, tidak terkecuali terhadap sertipikat hak milik yang terkuat dan terpenuh sekalipun. Hapusnya hak atas tanah terdaftar dalam arti luas, yaitu berakhirnya tanggung jawab Negara terhadap hak atas tanah terdaftar dikantor pertanahan dengan atau tanpa kemauan pemegangnya, baik berdasarkan ketetapan konstitutif ataupun deklaratoir, oleh kantor pertanahan dicatat di buku tanah dan surat ukur serta dimusnahkannya sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan. Hapusnya hak atas tanah terdaftar dalam arti sempit yaitu berakhirnya tanggung jawab Negara terhadap hak atas tanah terdaftar dikantor pertanahan tanpa kem ial masyarakat, sehingga hukum adat bukan merupakan dasar, tetapi meru dilakukan berdasarkan prinsip penghormatan hak atas tanah, sementara pencabutan auan yang punya berdasarkan ketetapan konstitusi atau deklaratoir yang oleh kepala kantor pertanahan dicatat dibuku tanah dan surat ukur yang bersangkutan. Harapan selanjutnya adalah, kebijakan pendaftaran tanah yang tertuang dalam peraturan pemerintah tentang pendaftaran tanah perlu disempurnakan dengan berpedoman pada tata kaedah hukum dan mempertimbangkan sungguh-sungguh nilai universal yang terdapat dalam hukum adat sesuai dengan kesadaran hukum dan realitas soc pakan sumber utama hukum tanah nasional. Didalam proses pengadaan lahan bagi pembangunan kepentingan umum ini dilakukan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah atau pencabutan hak atas tanah. Untuk melakukan pelepasan atau penyerahan hak atas tanah maka Bangun P Nababan : Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Bandar Udara Silangit Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara, 2009 hak atas tanah diatur berdasarkan ketentuan lain yaitu Undang-Undang No. 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda Yang Ada Diat nah yaitu UU No 20 Tahun 1961 tersebut. elalui SK Penetapan Loka kemudian membentuk Panitia Pengadaan. Panitia Pengadaan akan bertugas asnya. Dengan demikian Perpres ini lebih menekankan kepada pengaturan pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dari pemegang hak yang sah dapat dihormati atas segala hak-haknya. Adapun Undang-Undang No. 20 Tahun 1961 mengatur proses Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah yang tidak diatur rinci dalam Perpres ini. Perpres ini hanya menegaskan adanya pengaturan lain yang membahas tentang proses Pencabutan Hak-Hak Atas Ta Sebelum sampai proses pelepasan atau penyerahan atas tanah, maka akan dilewati sejumlah proses yang terbuka dan melibatkan keputusan-keputusan publik. Dalam tahapan awal, tanah yang akan dilepaskan perlu ditetapkan lokasinya melalui pencantuman didalam RTRW yang kemudian ditegaskan m si oleh BupatiWalikotaGubernur. Kemudian apabila terjadi proses peralihan kepemilikan pada lahan yang telah ditetapkan maka diperlukan ijin tertulis dari BupatiWalikotaGubernur. Didalam proses penetapan RTRW tentunya akan dilakukan sejumlah kegiatan konsultasi publik sehingga masyarakat maupun pemegang hak yang sah akan terinformasikan jauh sebelumnya tentang rencana pengadaan terhadap tanah, bangunan, tanaman dan hal-hal terkait tanah yang dikuasainya. Guna melakukan pengadaaan lahan tersebut, BupatiWalikotaGubernur Bangun P Nababan : Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Bandar Udara Silangit Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara, 2009 melakukan kegiatan inventarisasi tanah, penelitian status hukum, menaksir ganti rugi, melakukan penyuluhan kepada masyarakat, mengadakan musyawarah, menyaksikan pela un haru tan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah. ksanaan ganti rugi, membuat berita acara pelepasan dan melakukan dokumentasi atas berkas. Kemudian selanjutnya panitia pengadaan akan melakukan musyawarah dalam rangka mendapatkan kesepakatan mengenai pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum di lokasi tersebut dan bentuk dan besarnya ganti rugi. Nam s tetap mencerminkan keadilan bagi yang menyerahkan atau melepaskan hak atas tanah. Berdasarkan ketentuan umum yang disebutkan dalam Pasal 1, maka setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah harus dilakukan dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkai Berdasarkan pasal 1 ini juga disebutkan bahwa pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dilakukan dengan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti rugi atas dasar musyawarah. Demikian juga disebutkan bahwa pihak yang melepaskan atau menyerahkan akan melepaskan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah. Penetapan besarnya ganti rugi yang menyebabkan si pemegang hak sah atas tanah kehilangan atau terlepas haknya dilakukan secara musyawarah. Adapun musyawarah itu sendiri akan merupakan kegiatan yang saling mendengar, saling memberi dan saling menerima pendapat, serta keinginan untuk mencapai kesepakatan Bangun P Nababan : Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Bandar Udara Silangit Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara, 2009 mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan masalah lain yang berkaitan dengan pengadaan tanah atas dasar kesukarelaan dan kesetaraan. yang sah atas tanah dapat mengajukan kebe tanah untuk mendapatkan keadilan atas ganti rugi sekaligus menjaga keseimbangan Sementara dalam hal ganti rugi, Perpres ini mengamanatkan agar penggantian diberikan atas kerugian baik yang bersifat fisik danatau non fisik sebagai akibat pengadaan tanah kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman, danatau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah. Pada waktunya diperlukan keterlibatan LembagaTim Penilai Harga yang bersifat professional dan independen untuk mendapatkan dasar perhitungan nilai ganti rugi. Dalam rangka menetapkan dasar perhitungan ganti rugi, LembagaTim Penilai Harga Tanah Ditetapkan oleh Bupatiwalikota atau Gubernur. Apabila ternyata setelah 90 hari dilakukan musyawarah dan panitia pengadaan telah menetapkan bentuk ganti rugi dan menitipkannya kepada pengadilan negeri, masih terdapat ketidaksepakatan, maka si pemegang hak ratan kepada BupatiWalikotaGubernurMendagri guna meminta pertimbangan agar dapat dikukuhkan atau diubah. Dari uraian di atas terlihat bahwa Perpres ini betul-betul mengamanatkan perhatian yang lebih kepada pemegang hak yang sah atas Bangun P Nababan : Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Bandar Udara Silangit Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara, 2009 antara penghormatan hak atas tanah serta kebutuhan pembangunan kepentingan tanah merupakan bidang sangat vital bagi bangsa, masyarakat dan negara indonesia menguasai dan mengukur sumber daya alam itu untuk mengejar sebesar-besar pasal 33 UUD 1945. engatur asyarakat bangsa secara transparan, tanpa ada tipu daya, intimidasi atau ai dengan data yang ada alam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan”. umum yang jauh lebih luas manfaatnya. 48 Didalam bidang hukum pertanahan, penataan pemilikan dan penguasaan hak atas sehingga sitem pengelolaan dan pengaturannya menjadi otoritas negara, hak kemakmuran rakyat telah diamanatkan dalam tujuan negara dan dipertegas dalam 49

2. Perlindungan Hukum Hak Atas Tanah