2.2.1 Peran Pertambangan dalam Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita riil
penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang Sukirno, 1996. Dari
pengertian tersebut, diharapkan bahwa sebuah kegiatan yang berlangsung dapat meningkatkan pendapatan riil masyarakat dalam jangka panjang.
Konsep pembangunan berkelanjutan pertama kali dipopulerkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pad tahun 1987 yang diadopsi sebagai tujuan
resmi PBB. Mereka mendefinisikan istilah pengembangan ialah memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kemampuan masa depan untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Sejak tahun 1987, banyak upaya telah dilakukan untuk lebih jelas mendefinisikan pembangunan berkelanjutan, sehingga perdebatan tumbuh atas
bagaimana menerjemahkan konsep ini. Secara umum, para ekonom telah mendekati pembangunan berkelanjutan
dengan mengartikan keberlanjutan terkait erat dengan konsep ekonomi pendapatan. Perhatian khusus telah dibayarkan kepada pendekatan ini karena menawarkan
wawasan praktis bagaimana mengukur kemajuan menuju tujuan. Pendekatan ini didasarkan pada definisi ekonomi pendapatan, yang dijelaskan oleh Hicks pada tahun
1946 sebagai jumlah maksimum individu dapat mengkonsumsi selama periode dan tetap serta off pada akhir jangka waktu sebagaimana di awal. Dengan kata lain,
menurut Hicks pendapatan adalah jumlah yang dapat dikonsumsi menghabiskan tanpa menghabiskan terkait modal dasar yang ada dari mana pendapatan tersebut
Universitas sumatera utara
dihasilkan. Oleh karena itu pemeliharaan modal adalah kunci untuk keberlanjutan. Konsep pendapatan dan modal telah demikian menjadi dasar dari yang definisi yang
lebih rinci tentang keberlanjutan telah muncul. Menurut definisi ini, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang menjamin tidak menurunkan kekayaan
nasional per kapita dengan mengganti atau melestarikan sumber-sumber kekayaan itu yaitu; saham, manusia, modal sosial dan alami.
Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, fungsi pengelolaan mineral dan batubara berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah: a
Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing.
b Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan hidup. c
Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku danatau sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri.
d Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu
bersaing di tingkat. e
Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
f Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha pertambangan
mineral dan batubara.
2.2.2 Peran Pertambangan dalam Pembangunan Sosial