Peran Pertambangan dalam Pembangunan Sosial

dihasilkan. Oleh karena itu pemeliharaan modal adalah kunci untuk keberlanjutan. Konsep pendapatan dan modal telah demikian menjadi dasar dari yang definisi yang lebih rinci tentang keberlanjutan telah muncul. Menurut definisi ini, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang menjamin tidak menurunkan kekayaan nasional per kapita dengan mengganti atau melestarikan sumber-sumber kekayaan itu yaitu; saham, manusia, modal sosial dan alami. Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, fungsi pengelolaan mineral dan batubara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah: a Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing. b Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup. c Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku danatau sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri. d Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu bersaing di tingkat. e Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. f Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.

2.2.2 Peran Pertambangan dalam Pembangunan Sosial

Universitas sumatera utara Proses pembangunan tidak hanya terjadi di bidang ekonomi saja tetapi juga di bidang sosial. Edi Suharto 2010 mengartikan pembangunan sosial sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial. Menurut Midgley, pembangunan sosial memiliki tiga strategi besar yaitu: 1. Pembangunan sosial oleh individu, dikenal juga sebagai pendekatan individualis atau perusahaan. Akar ideologinya adalah liberal atau individualis, di mana ideologi tersebut menekankan pada pentingnya kebebasan individu dalam memilih. Pendekatan individualis atau perusahaan memang saat ini tidak populer dalam pembangunan sosial. Pendekatan ini dipromosikan melalui peningkatan fungsi sosial individu dan hubungan antarpribadi. Dalam strategi ini, individu- individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan guna memberdayakan masyarakat. 2. Pembangunan sosial oleh komunitas dikenal juga sebagai pendekatan komunitarian. Pendekatan komunitarian sendiri dipengaruhi kuat oleh ideologi populis. Strategi ini percaya bahwa antara masyarakat dan komunitas memiliki kemampuan yang saling terkait untuk memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi, masalah sosial mereka teratasi, dan kesempatan untuk maju tersedia. Untuk mencapai hal tersebut, masyarakat dan komunitas perlu saling bekerja sama melalui pengembangan komunitas lokalnya. Universitas sumatera utara 3. Pembangunan sosial oleh pemerintah dikenal pula sebagai pendekatan statis. Pendekatan statis didasari oleh ideologi kolektivis atau sosialis di mana ia menekankan pada pentingnya kolektivitas. Kumpulan ini dibangun dari asosiasi masyarakat yang memiliki sumber daya secara kolektif dan membagi wewenang untuk membuat keputusan. Melalui strategi tersebut, pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi dalam pemerintahan. Di samping adanya partisipasi individu dan masyarakat, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan apakah kebijakan pembangunan sosial diimplementasikan dan apakah kebijakan sosial dan ekonomi diselaraskan. Didalam suatu kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai macam aspek yang dapat mempengaruhi pola kehidupan sehingga membentuk kondisi sosial yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Untuk memahami mengenai kondisi sosial, terlebih dahulu kita harus tahu apa pengertian sosial itu sendiri, dimulai dari pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Menurut Soekanto 2002, interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu asosiatif dan disosiatif. Interaksi asosiatif akan diuraikan sebagai berikut: 1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, merupakan bentuk interaksi sosial yang menguatkan ikatan sosial, jadi bersifat mendekatkan atau positif yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi hubungan atau gabungan seperti : a. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Universitas sumatera utara b. Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. c. Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran. d. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur- unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur- unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. 2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, merupakan bentuk interaksi yang merusak ikatan sosial, bersifat menjauhkan atau negatif dan yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti : a. Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. b. Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, Universitas sumatera utara baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik. c. Konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut. Kegiatan usaha pertambangan adalah suatu kegiatan besar yang berada ditengah masyarakat, dimana tentunya kegiatan ini akan berinteraksi dengan masyarakat setempat dimana lokasi pertambangan itu berada. Keterlibatan masyarakat sangat penting oleh karena banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pertambangan, mulai dari pemerataan ekonomi hingga mempertimbangan kelestarian lingkungan serta dampak yang mungkin akan dirasakan oleh masyarakat. Adanya pertambangan diharapkan dapat menciptakan manfaat bagi masyarakat terutama dalam peningkatan kesejahteraan melalui penciptaan lapangan kerja ataupun pemberian berbagai jenis bantuan oleh perusahaan pertambangan itu.

2.3 Sosial Ekonomi