Latar Belakang Analisis Dampak Sosial dan Kawasan Ekonomi Khusus Penggalian Tambang Emas di Kec. Batang Toru Kab. Tapanuli Selatan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumatera Utara merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang dianugrahi kekayaan alam yang berlimpah. Provinsi ini adalah daerah agraris yang menjadi pusat pengembangan perkebunan dan hortikultura di satu sisi, sekaligus merupakan salah satu pusat perkembangan industri dan pintu gerbang pariwisata di Indonesia melalui selat Malaka. Pertumbuhan ekonomi juga terjadi di beberapa sektor potensial yang ada seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan peternakan. Selain itu juga, salah satu sektor yang mendukung laju pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor pertambangan. Usaha Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang Pasal 1 butir 6 Undang-Undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Berdasarkan Survey 2006 mencatat bahwa terdapat 27 jenis barang tambang nonlogam golongan C, 15 jenis barang tambang logam dan enam jenis minyak, gas migas dan energi. Barang tambang nonlogam antara lain batu gamping, dolomite, pasir kuarsa, belerang, kaolin, diatomea dan bentonit. Sedangkan barang tambang logam mencakup emas, perak, tembaga dan timah hitam. Sementara potensi migas Universitas sumatera utara dan energi antara lain minyak bumi, gas alam dan panas bumi. Saat ini telah dilakukan eksploitasi terhadap minyak bumi di Sumatera Utara, dengan hasil produksi pada 2006 mencapai 21.000 barel minyak bumi. Pertambangan merupakan sektor yang sangat menjanjikan dan memiliki nilai potensial yang tinggi terutama dalam meningkatkan perekonomian daerah sekitar kawasan pertambangan. Batubara, minyak bumi, emas dan perak adalah bahan galian yang banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Bahan tambang tersebut termasuk kategori yang tidak dapat diperbaharui non renewable. Salah satu sektor pertambangan di Sumatera Utara yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Tambang Emas Martabe di Desa Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan yang pertama berproduksi di Provinsi Sumatra Utara yang berkelas dunia. Universitas sumatera utara Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2010-2012 No Lapangan Usaha Industrial Origin 2010 r 2011 2012 1 2 3 4 5 1. PERTANIAN Agriculture 1 417 397,10 1 678 388,58 1 923 300,40 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Mining and Quarrying 9 617,71 11 869,97 13 524,99 3. INDUSTRI PENGOLAHAN Manufacturing 857 604,53 918 600,92 993 264,62 4. LISTRIK, GAS AIR BERSIH Electricity, Gas and Water Supply 3 016,13 3 381,14 3 617,11 5. BANGUNAN Construction 103 727,31 117 233,00 130 738,70 6. PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN Trade, Hotel Restaurant 412 347,06 458 853,81 495 008,33 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Transportation Communication 82 435,76 91 317,52 103 415,90 8. KEUANGAN, PERSEWAAN JASA PERUSAHAAN Financial, Building Rental Corporate Services 16 865,40 18 210,04 20 017,57 9. JASA – JASA Services 242 169,66 275 475,17 323 141,19 PDRB ADHB 3 145 180,65 3 573 330,15 4 006 028,82 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 000 Org 263,82 266,28 268,09 Universitas sumatera utara PDRB Perkapita Juta Rupiah 11,87 13,42 14,94 Catatan : r Angka revisi Revised figures Angka sementara Temporary figures Angka Sangat Sementara Very Preliminary Figures Sumber : Badan Pusat Statistik Kab.Tapanuli Selatan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tapanuli Selatan diatas dapat dilihat perkembangan sektor pertambangan dari tahun 2010-2012 yang mengalami peningkatan. Hal ini menjadi kontribusi juga bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Walaupun sektor pertambangan tidak menjadi sektor utama tetapi sektor ini membawa dampak yang positif terhadap perekonomian seiring dengan peningkatannya dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, masyarakat juga harus mendukung dan berterima kasih dengan kehadiran perusahaan tambang emas yang ada di daerah tersebut. Hal ini, juga sekaligus akan mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi masyarakat, karena perusahaan tambang emas yang dikelola atau negara asing itu, juga mempekerjakan putra-putri Batang Toru. Dengan komitmen menjaga kelestarian lingkungan hidup dan keselamatan kerja karyawan, Tambang Emas Martabe akan tumbuh dan berkembang bersama-sama masyarakat. Sesuai dengan Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “ Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Sehingga berdasarkan pasal tersebut, penggunaan sumber daya yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan tidak ada yang dapat memilikinya secara perseorangan. Universitas sumatera utara Dalam melakukan proses pertambangan, para pelaku usaha juga harus mengikuti beberapa peraturan pelaksana dalam kegiatan pertambangan khususnya antara lain Undang-Undang No.11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tetang Pengelolaaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah No.2 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba, yang telah diubah dengan Peraturan pemerintah No. 26 tahun 2012 dikelompokkan atas pertambangan mineral dan pertambangan batubara antara lain bitumen padat, batuan aspal, batubara dan gambut. Pertambangan mineral digolongkan atas : a. Pertambangan mineral radioaktif b. Pertambangan mineral logam c. Pertambangan mineral bukan logam, dan d. Pertambangan batuan Meskipun terdapat banyak peraturan tetapi tetap saja kegiatan pertambangan selalu menimbulkan kontroversi. Perusahaan yang melaksanakan proyek pertambangan pasti diuntungkan dengan hasil yang didapat namun berbeda dengan masyarakat. Di satu sisi, masyarakat diuntungkan dengan peningkatan kesejahteraan dengan adanya pertambangan tersebut. Namun di sisi lain, masyarakat juga merasakan dampak yang timbul akibat hasil dari pertambangan tersebut. Universitas sumatera utara Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui dampak sosial yang dirasakan masyarakat akibat adanya pertambangan emas tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mendalami dan menganalisanya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Sosial Dan Kawasan Ekonomi Khusus Penggalian Tambang Emas Di Kec. Batang Toru Kab. Tapanuli Selatan”.

1.2 Perumusan Masalah