D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi diperlukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan atau gangguan dari tujuan penelitian. Uji asumsi
meliputi dua hal, yaitu : a.
Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk
menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi dengan normal. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
metode Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS Statistical Product Service Solution versi 22. Jika nilai signifikansi
Asymp Sig 2-tailed kurang dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas pada penelitian ini :
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic Df
Sig. Intrinsik
.306 192
.000 .741
192 .000
Ekstrinsik .322
192 .000
.728 192
.000 Kepuasan
.319 192
.000 .730
192 .000
a. Lilliefors Significance Correction PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil uji normalitas, ketiga variabel penelitian memperoleh nilai p = 0,000 maka ketiga variabel memiliki distribusi data yang
tidak normal. Hasil tersebut juga dapat dilihat berdasarkan sebaran data yang ada pada kurva berikut ini:
Grafik 1 Kurva Motivasi Intrinsik
Kurva diatas menunjukkan bahwa sebaran data terbilang ekstrim karena skor atas dan skor bawah memiliki jarak yang jauh.
Skor yang paling banyak berada pada skor 125. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik 2 Kurva Motivasi Ekstrinsik
Kurva tersebut menunjukkan bahwa data tidak normal karena banyaknya data berada pada skor 125.
Grafik 3 Kepuasan Kerja
Kurva diatas menunjukkan bahwa sebaran data tidak normal, skor terbanyak berada pada skor 90.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Uji linearitas dilakukan dengan
teknik Compare Means pada program SPSS Statistical Product Service Solution versi 22. Linear atau tidaknya suatu variabel
penelitian dapat dilihat pada baris linearity. Jika p 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antar variabelnya, dan sebaliknya
apabila nilai p 0,05 maka terdapat hubungan yang tidak linear atau hubungan antar variabelnya lemah Santoso, 2010. Berikut
ini hasil uji linearitas motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan kepuasan kerja :
1. Uji linearitas motivasi intrinsik dan kepuasan kerja
Tabel 21 Hasil Uji Linearitas Motivasi Intrinsik dan Kepuasan Kerja
F Sig
Kepuasan Kerja Motivasi
Intrinsik Between
Groups Combined
44,740 0,000
Linearity 1730,170
0,000 Deviation From
Linearity 9,626
0,000
Hasil uji linearitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan data dari variabel motivasi
intrinsik dan kepuasan kerja dalam penelitian ini linear sebab nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Berikut scatterplot hasil uji linearitas Motivasi Intrinsik dan Kepuasan Kerja :
Grafik 4 Scatterplot hasil uji linearitas motivasi intrinsik dan kepuasan kerja
Grafik scatterplot menggambarkan hubungan antara motivasi intrinsik dan kepuasan kerja yang kuat karena data
mengumpul dekat dengan garis dan mengikuti garis lurus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Uji linearitas motivasi ekstrinsik dan kepuasan kerja
Tabel 22 Hasil Uji Linearitas Motivasi Ekstrinsik dan Kepuasan Kerja
F Sig
Kepuasan Kerja Motivasi
Ekstrinsik Between Groups
Combined 17,670
0,000 Linearity
699,510 0,000
Deviation From Linearity
3,465 0,000
Hasil uji linearitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data motivasi ekstrinsik
dan kepuasan kerja linear sebab nilai signifikansi kurang dari 0,05. Berikut scatterplot hasil uji linearitas antara motivasi
ekstrinsik dan kepuasan kerja: Grafik 5
Scatterplot hasil uji linearitas motivasi ekstrinsik dan kepuasan kerja
Grafik scatterplot menggambarkan hubungan antara motivasi intrinsik dan kepuasan kerja yang kuat karena data yang
mengumpul dekat dengan garis dan mengikuti garis lurus.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik sebaiknya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Salah
satu cara
untuk melihat
ada atau
tidaknya multikolonieritas yaitu dengan membandingkan nilai koefisien
determinasi individual r
2
dengan nilai determinasi secara serentak R
2
. Jika nilai r
2
lebih besar dari pada nilai R
2
maka terjadi mulikolinieritas Duwi, 2014. Berikut tabel hasil
penghitungan multikolinieritas pada penelitian ini:
Tabel 23 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Dependen
Variabel Independen
Nilai r square r
2
X1 X2
0,741 Nilai R
2
0,754
Nilai koefisien r
2
lebih kecil dari pada nilai koefisien determinasi R
2
0,741 0,754. Dengan demikian diketahui bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen.
2. Uji Hipotesis
Hasil penghitungan menunjukkan data dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal. Namun, dalam penghitungan linearitas
hasilnya linear. Uji hipotesis dilakukan dengan teknik regresi linear berganda dalam program SPSS Statistical Produduct Service
Solution versi 22. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linear antara dua atau lebuh variabel independen
dengan satu variabel dependen. Berikut ini tabel uji regresi linear berganda:
Tabel 24 Hasil Uji Hipotesis Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
terhadap Kepuasan Kerja
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.868
a
.754 .752
11.445 a. Predictors: Constant, Ekstrinsik, Intrinsik
b. Dependent Variable: Kepuasan
Hasil analisis korelasi sederhana antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap kepuasan kerja sebesar 0,868 yang artinya
memiliki hubungan yang sangat kuat karena berada pada rentang 0,80- 1,00 Sugiono, 2013. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,754 yang
menunjukkan bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik diprediksi memberikan pengaruh sebesar 75,4 terhadap kepuasan
kerja, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel 25 Hasil Uji Hipotesis Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
terhadap Kepuasan Kerja
Correlations
Kepuasan Intrinsik
Ekstrinsik Pearson Correlation
Kepuasan 1.000
.861 .833
Intrinsik .861
1.000 .914
Ekstrinsik .833
.914 1.000
Sig. 1-tailed Kepuasan
. .000
.000 Intrinsik
.000 .
.000 Ekstrinsik
.000 .000
. N
Kepuasan 192
192 192
Intrinsik 192
192 192
Ekstrinsik 192
192 192
Hasil tersebut menunjukkan motivasi intrinsik dan kepuasan kerja diprediksi memiliki pengaruh yang kuat yaitu sebesar 0,861.
Sedangkan motivasi ekstrinsik dengan kepuasan kerja juga diprediksi memiliki pengaruh yang kuat yaitu sebesar 0,833. Motivasi intrinsik
diprediksi memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap kepuasan kerja. Hasil ini juga menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 p 0,05 maka
terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel-variabel tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 26 Hasil Uji Hipotesis Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
terhadap Kepuasan Kerja
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
7.253 2.901
2.500 .013
Intrinsik .443
.065 .605
6.794 .000
Ekstrinsik .218
.069 .280
3.150 .002
a. Dependent Variable: Kepuasan
Persamaan regresi untuk hasil analisis regresi linear berganda ini adalah:
Y’ : a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Y’ : Nilai prediksi variabel dependen
a : Konstanta, yaitu nilai Y’ jika X = 0
b : Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan
variabel Y’ yang didasarkan variabel X X
: Variabel Independen Hasil output setelah dimasukkan ke dalam persamaan regresi
adalah sebagai berikut : Y’ : 7,253 + 0,443X
1
+ 0,218X
2
Arti dari persamaan tersebut adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai konstanta a adalah 7,253; ini dapat diartikan jika motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik nilainya adalah 0
maka kepuasan kerja nilainya adalah 7,253 satuan. Nilai koefisien regresi variabel X
1
bernilai positif yaitu 0,443; hal ini dapat diartikan bahwa setiap satu satuan
motivasi intrinsik maka kepuasan kerja juga akan meningkat sebesar 0,443 satuan.
Nilai koefisien regresi variabel X
2
bernilai positif yaitu 0,218; hal ini dapat diartikan bahwa setiap satu satuan
motivasi ekstrinsik maka kepuasan kerja juga akan meningkat sebesar 0,218 satuan.
E. Pembahasan