Tinjauan Teoretik TINJAUAN TEORETIK

8

BAB II TINJAUAN TEORETIK

A. Tinjauan Teoretik

1. Cita-cita Menurut Mohamad Ngajenan 1987:63 dalam Yenni Yuswanita Apriani, cita-cita merupakan suatu hal yang dipikirkan oleh seseorang untuk dicapai. Menurut Hurlock 1979 dalam Hidayat 2015:4, cita-cita merupakan keinginan meraih sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan sekarang. Menurut Mulyaningtyas 2007:40, cita-cita adalah keinginan yang selalu ada dalam pikiran atau tujuan yang ditetapkan seseorang untuk diri sendiri dan hendak dicapainya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cita-cita adalah suatu keinginan kehendak yang selalu ada di dalam pikiran. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa cita-cita merupakan suatu keinginan akan masa depan yang dipikirkan oleh seseorang untuk dicapai. Adapun menurut Spillane 1987:2, hasil survei pendidikan mengenai cita-cita siswa sekolah menengah setelah tamat, yang dilakukan oleh kantor statistik DKI Jakarta yaitu melanjutkan ke perguruan tinggi, bekerja, bekerja sambil sekolah, tidak tahubelum ada rencana, lainnya misal:menikah. Berbagai profesi dalam kehidupan ini dapat dijadikan cita-cita sesuai dengan keinginan setiap individu untuk dicapai. Menurut Rintyastini dan Suzy 2006:89-95, seseorang dapat memilih jenis profesi sebagai berikut. a. Profesi dalam ketenagaahlian dan teknis Profesi yang termasuk dalam kategori ini lazimnya berkecimpung di bidang riset dan penerapannya dalam berbagai masalah teknologi, ekonomi, sosial, dan industri. Profesi dalam kategori ini melakukan fungsi-fungsi keahlian teknologi, artistik, dan lain-lain. Bidang-bidang ilmu yang dibutuhkan dalam profesi ini antara lain ilmu alam dan fisika, teknik struktur bangunan, hukum, kesehatan, agama, pendidikan, sastra, seni, dan olahraga. b. Profesi dan bidang ketatalaksanaan dan pengelolaan Profesi yang termasuk dalam kategori ini terdiri atas orang-orang yang terpilih dan dipercaya sebagai anggota pemerintahan setempat, daerah swatantra, provinsi, regional atau nasional. Tugas yang diemban dalam profesi ini antara lain ikut memutuskan atau aktif menyusun kebijakan pemerintah pusat atau daerah, serta mempersiapkan amandemen hukum dan peraturan resmi bersama dengan pejabat lain yang ikut mengorganisasi, mengatur, dan memerintah. Orang-orang yang bergelut dalam profesi ini juga mewujudkan dan menjalankan kebijakan pemerintah, serta mengelola, merencanakan, memadukan, dan mengatur kegiatan masyarakat dan pribadi. c. Profesi dalam bidang ketatausahaan Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam bidang pelayanan masyarakat yang mengusahakan agar norma hokum, peraturan dan ketetapan-ketetapan pemerintah lokal, provinsi, dan negara dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, profesi ini juga mengawasi jalannya kinerja, kelancaran proses transportasi dan komunikasi, serta pekerjaan lainnya yang memantau pelaksanaan kegiatan sehari-hari. d. Profesi dalam bidang perdagangan Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi, dan mengarahkan usahanya dalam dunia perdagangan besar atau kecil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Profesi dalam bidang jasa Profesi yang termasuk kategori ini berkecimpung dalam mengarahkan, mengorganisasi, mngawasi, serta merencanakan dengan matang agar sektor di luar industry dapat berjalan dengan semestinya. Dalam jenis profesi ini, terdapat pengusaha jasa sosial yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan dan pribadi ini antara lain konsultan, pelayan hotel, tukang cukurpangkas rambut, dan ahli kecantikan. f. Profesi dalam bidang eksplorasi energi Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dalam masalah penambangan mineral, minyak, dan gas bumi. Orang-orang dalam profesi ini juga mengerjakan proses pengolahan dan pembangkitan tenaga. Mereka juga melakukan konstruksi dan pembenahan berbagai tipe jalan, bangunan, dan mesin. Contoh profesi ini antara lain pekerja kilang minyak dan penambang. g. Profesi dalam bidang militer Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dengan tugas- tugas yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan negara. Contoh profesi ini antara lain polisi, prajurit, tentara, dan marinir. Dalam setiap pemilihan profesi yang akan menjadikannya sebagai cita-cita, adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Mulyaningtyas dan Yusup 2007:41, faktor-faktor yang mempengaruhi cita-cita yaitu: a. latihan dan lingkungan sejak kecil Misalnya, seorang anak yang sejak kecil dilatih menggambar, besar kemungkinan akan bercita-cita sebagai seorang arsitek atau desainer. Begitu juga dengan anak yang tumbuh dalam lingkungan pecinta seni akan berkeinginan menjadi seniman atau setidaknya akan mencintai seni. b. ambisi orang tua Ambisi orang tua seringkali disebabkan oleh cita-cita pribadi yang tidak berwujud, persaingan antarorang tua, atau pengalaman pribadi. Ambisi orang tua seringkali menyebabkan seorang anak sudah diarahkan untuk memilih cita-cita tertentu sejak kecil. c. tokoh idola Seorang anak yang sangat mengidolakan negarawan atau politisi tertentu seperti Adam Malik biasanya berkeinginan mengikuti jejak tokoh idolanya tersebut, misalnya ingin menjadi diplomat atau politisi. d. persaingan dengan orang lain Persaingan dengan teman sebaya sering menyebabkan seorang remaja tidak mau kalah dalam hal cita-cita. e. tradisi, norma, adat dan kebiasaan yang berlaku Profesi tertentu sering mendapat penghargaan tinggi di masyarakat daerah tertentu sehubungan dengan adat yang di sana. Hal ini dapat mendorong remaja untuk bercita-cita meraihnya, misalnya banyak remaja di Flores ingin menjadi pastor karena profesi ini mempunyai status sosial tinggi di masyarakat Flores. f. pengalaman-pengalaman masa lalu Seseorang bercita-cita menjadi psikolog, misalnya, karena ia sendiri pernah menderita penyakit phobia takut yang tak beralasan akan sesuatu seperti takut akan ketinggian altophobia. g. minat dan nilai-nilai yang dianut Nilai kehidupan yang dianut oleh seseorang, seperti nilai keadilan sosial, dapat membuatnya bercita-cita menjadi relawan Lembaga Swadaya Masyarakat, hakim, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, adapun faktor yang diduga mempengaruhi cita-cita, antara lain bakat, status sekolah, dan jurusan SMK asal. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi cita-cita, bakat termasuk dalam faktor minat dan nilai-nilai yang dianut. Sedangkan, status sekolah dan jurusan SMK asal termasuk dalam tradisi, norma, adat dan kebiasaan yang berlaku. Setiap pribadi manusia memiliki bakat di dalam dirinya. Bakat ini harus terus dilatih dan dikembangkan demi tercapainya suatu kecakapan. Melalui bakat, setiap pribadi siswa akan mengarahkan dirinya untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mencapai cita-cita sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Sehingga, bakat diduga dapat mempengaruhi cita-cita siswa. Saat siswa telah masuk dalam dunia sekolah, status sekolah dalam institusi pendidikan diduga dapat mempengaruhi cita-cita siswa. Hal ini dikarenakan kelangkapan sarana dan prasarana serta kualitas guru yang berbeda. Di sekolah negeri, guru cenderung mendukung dan membimbing siswa untuk menggapai cita-cita yang tinggi dibanding sekolah swasta. Hal ini didukung dengan berbagai fasilitas yang memadai untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu, peran pemerintah dalam hal anggaran dan kebijakan bagi sekolah dan pendidik cukup mendukung di sekolah negeri. Hal lainnya yang diduga mempengaruhi cita-cita siswa yaitu jurusan SMK asal. Pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen terdapat tiga jurusan yaitu Akuntansi, Pemasaran dan Administrasi Perkantoran. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat cita-cita yang dimiliki oleh siswa pada setiap jurusan SMK. 2. Bakat a. Pengertian Bakat Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi terkait dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11. Bakat merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik secara umum maupun khusus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. b. Penggolongan Bakat Bakat digolongkan menjadi dua yaitu: 1 Bakat umum Bakat umum adalah potensi yang bersifat umum berkenaan dengan kemampuan intelektual seseorang. Bakat umum biasa diistilahkan dengan gifted. Seseorang yang memiliki bakat umum memiliki kemampuan intelegensi di atas rata-rata ber-IQ 12 atau lebih. 2 Bakat khusus atau talent Bakat khusus atau talent adalah kemampuan bawaan sejak lahir yang potensial dalam bidang tertentu, misalnya memiliki bakat khusus dalam bidang seni, olahraga, dan lain-lain. Conny Semiawan dan Utami Munandar Mulyaningtyas dan Yusup,2007 : 11, mengungkapkan penggolongan bakat khusus, yaitu: a Bakat akademik khusus, adalah bakat dalam bidang angka, logika bahasa, dan lain-lain. b Bakat kreatif-produktif, adalah bakat untuk menciptakan suatu penemuan baru yang belum ada sebelumnya. c Bakat seni, d Bakat kinestetik psikomotorik, misalnya bakat dalam bulu tangkis, basket, sepak bola, dan lain-lain. e Bakat sosial, misalnya mahir dalam bernegoisasi, mahir dalam menawarkan produk, mahir dalam kepemimpinan, mahir dalam berpendapat, dan mahir mencari relasi atau koneksi. Menemukan bakat sendiri tidak mudah dilakukan, bahkan memerlukan bantuan seorang ahli untuk menemukan bakat. Seseorang dapat mengetahui kemampuan manusia dalam berbagai bidang yang telah dicapainya dengan melalui tes pengujian bakat. Tes bakat memperkirakan kemampuan seseorang untuk mempelajari suatu keterampilan tertentu dan hal-hal yang dapat dicapainya sesudah diberi pelatihan. Pengujian bakat tersebut meliputi bidang-bidang sebagai berikut: Mulyaningtyas dan Yusup; 2007 : 7 1 Verbal, untuk melihat kemampuan seseorang dalam berpikir, memahami ide dan konsep, serta memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata. 2 Numerik, untuk melihat seberapa baik seseorang dalam berpikir, memahami ide dan konsep, serta memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka. 3 Skolastik, untuk melihat kemampuan berpikir verbal dan numerikal seseorang dalam menyelesaikan tugas mata pelajaranakademik. Biasanya pengujian ini dipakai untuk menyelekasi siswa berbakat gifted children dan siswa yang akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. 4 Abstrak, untuk mengetahui seberapa baik dan mudah seseorang memecahkan masalah dengan menggunakan diagram, pola, dan rancangan yang disajikan dalam materi ukuran, bentuk dan posisi. 5 Relasi Ruang, untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat memvisualkan, mengamati, dan membentuk gambaran mental dari objek-objek dengan melihat pola dua dimensi dan berpikir dalam tiga dimensi. 6 Mekanik, untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam dan seberapa baik seseorang mengerti tata kerja dalam perkakas sederhana, mesin, dan peralatan lainnya. 7 Kecepatan Dan Ketelitian Klerikal, untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan pencatatan. 8 Kemampuan Bahasa Indonesia, untuk mengetahui seberapa baik pengertian dan keterampilan ejaan seseorang, seberapa banyak kosakata yang dikuasai, dan seberapa tinggi kelancaran serta kepekaan seseorang dalam berbahasa Indonesia. 9 Kemampuan Bahasa Asing, untuk mengetahui seberapa baik kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis seseorang dalam berbahasa asing. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat 1 Bakat umum Plomin 1989 berpendapat bahwa bakat umum yang merupakan kemampuan intelegensi seseorang ditentukan oleh 50 genetik faktor bawaan dan 50 lingkungan. Dengan kata lain, keadaan lingkungan dapat mempengaruhi tingkat intelektual seseorang yang dapat menentukan peningkatan prestasi sekolah dan perolehan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja. Jadi faktor lingkungan, seperti orang tua, sangat berpengaruh dalam pemunculan bakat seseorang, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki kemudahan sarana, prasarana yang lengkap, dan bimbingan belajar yang baik akan sukses dimasa yang akan datang. Mereka seringkali menanggapinya sebagai hal yang wajar sehingga mereka tidak berusaha untuk mengembangkan motivasinya demi mencapai sesuatu. 2 Bakat khusus Mulyaningtyas dan Yusup, 2007 : 40, mengelompokkan faktor yang mempengaruhi bakat khusus menjadi dua, yaitu: a Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor internal meliputi: 1 minat, 2 motif berprestasi, 3 keberanian mengambil resiko, 4 keuletan dalam menghadapi tantangan, dan 5 daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul. b Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan tempat individu tumbuh dan berkembang. Faktor eksternal meliputi: 1 kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri, 2 sarana dan prasarana, 3 dukungan dan dorongan orang tua keluarga, 4 lingkungan tempat tinggal, dan 5 pola asuh orang tua. Berdasar dari uraian di atas, bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi terkait dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11. Bakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu bakat umum dan bakat khusus. Seseorang dapat mengetahui kemampuan manusia dalam berbagai bidang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang telah dicapainya dengan melalui tes pengujian bakat. Pengujian bakat tersebut meliputi bidang verbal, numerik, skolastik, abstrak, relasi ruang, mekanik, kecepatan dan ketelitian klerikal, kemampuan bahasa asing, dan kemampuan bahasa Indonesia. d. Hubungan Bakat Dengan Cita-Cita Siswa Bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi terkait dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11. Dengan mengetahui bakat yang dimiliki, seseorang dapat mengarahkan dirinya untuk mencapai apa yang diinginkannya. Hal ini menunjukkan bahwa bakat cenderung dapat mempengaruhi cita-cita siswa di masa depan. Jika tingkat bakat yang dimiliki siswa semakin tinggi, maka tingkat cita-cita yang dimiliki siswa juga semakin tinggi. Sedangkan, jika tingkat bakat yang dimiliki siswa semakin rendah, maka tingkat cita-cita yang dimiliki siswa juga semakin rendah. Misalnya, siswa memiliki bakat dalam seni melukis. Jika siswa ini semakin melatih dirinya untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya juga semakin tinggi. Sehingga, semakin tinggi pula cita-citanya untuk menjadi seorang pelukis. Sebaliknya, jika siswa ini kurang melatih dirinya untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya juga semakin rendah. Sehingga, semakin rendah pula cita-citanya untuk menjadi seorang pelukis. 3. Status Sekolah a. Pengertian Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Sekolah adalah organisasi kerja sebagai wadah kerjasama kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai organisasi, wadah tersebut merupakan alat dan bukan tujuan. Dengan kata lain sekolah adalah suatu bentuk ikatan kerjasama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Sekolah merupakan wujud relasi antar personal yang didasari berbagai motif, yang menjadi intensif ke satu arah dan kurang intensif ke arah yang lain Nawawi, 1981:25. b. Jenis-jenis Jenjang Sekolah Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Ditinjau dari sudut perkembangan anak dan dengan tidak melupakan berbagai faktor lain yang mempengaruhinya, maka penjenjangan sekolah di Indonesia diatur sebagai berikut Nawawi, 1981:32 : 1 Menurut penjenjangan sekolah a Taman kanak-kanak b Sekolah dasar c Sekolah menengah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas d Perguruan tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Menurut jenis sekolah a Sekolah umum, terutama dalam bentuk SD, SMP, SMA b Sekolah kejuruan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah, sehingga pada umumnya bertingkat sekolah lanjutan atas c Sekolah khusus untuk anak-anak yang menderita kelainan sehingga disebut SLB untuk anak cacat mental, tuna rungu, tuna wicara, dan anak-anak nakal. d Sekolah yang diselenggarakan oleh Departemen Agama dengan penjenjangan 3 Menurut penanggung jawab dalam melaksanakan sekolah a Sekolah negeri yakni sekolah dan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah b Sekolah bantuan yakni sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui bantuan badan tertentu, yang mendapat bantuan berupa pembiayaan dan tenaga guru pemerintah c Sekolah swasta yakni sekolah yang diselenggarakan sepenuhnya oleh masyarakat melalui suatu badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah. Sekolah lanjutan sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah, merupakan kelanjutan dari sekolah dasar yang diselenggarakan untuk anak-anak yang berumur 12-13 sd 17-18 tahun. Sekolah dipisahkan menjadi 2 jenjang yaitu SMP dan SMA. Sekolah Menengah Atas diperuntukan bagi tamatan SMP yang pada umumnya berusia 15-16 sd 17-18 tahun. Dengan demikian sekolah ini diselenggarakan dalam tiga jenjang ata tingkatan kelas secara vertical, yang terdiri dari kelas X sd XII. Berdasarkan Keputusan-Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah dapat dibagi menjadi dua yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Sekolah Negeri Sekolah Negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah kepala sekolah negeri ini sebagai berikut: a Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi: 1 Penyusunan program kerja sekolah. 2 Peraturan kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan penilaian dan proses belajar serta bimbingan penyuluhan. 3 Penyusunan Rencana dan Anggaran Belanja Sekolah RAPBS. b Pembinaan Kesiswaan 1 Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga pendidik lainnya. 2 Penyelenggaraan administrasi sekolah. 3 Perencanaan pengembangan, penyalahgunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. 2 Sekolah Swasta Sekolah Swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat. Tanggung jawab pengelola sekolah swasta diatur sebagai berikut. a Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: 1 Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan kurikulum. 2 Pembinaan dan pengembangan guru serta tenaga pendidik lainnya. 3 Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran. 4 Penyusunan pedoman pengembangan. 5 Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan pemanfaatan peralatan pendidikan. 6 Pengawasan penyelenggaraan pendidikan. b Yayasan atau badan yang menyelenggarakan sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: 1 Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan guru serta tenaga kependidikan lainnya. 2 Pengadaan, pemanfaatan tanah, gedung, dan ruang kelas. 3 Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, dan perundangan sekolah. 4 Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan. 5 Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas sekolah tanpa mengurangi struktur program. Berdasar dari uraian di atas, sekolah merupakan organisasi kerja sebagai wadah kerjasama kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Sekolah dapat dibagi menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri merupakan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sedangkan, sekolah swasta merupakan sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat. c. Hubungan Status Sekolah Dengan Cita-Cita Siswa Sekolah merupakan suatu bentuk ikatan kerjasama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Sekolah terbagi menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah. Sedangkan, sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui suatu badan atau yayasan tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah kecuali pengawasan dalam penyelenggaraannya Nawawi, 1981:54-55. Menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penyelenggaraan pendidikan nasional. Anggaran pendidikan dapat digunakan sebagai pembayaran gaji guru PNS dan honorer, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, penunjang kegiatan yang mendukung untuk meningkatnya pengetahuan siswa dan guru, maupun yang lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 dari APBN dan APBD diberikan untuk sekolah negeri. Sedangkan, sekolah swasta tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Hal ini dikarenakan, sekolah swasta memperoleh dana yang berasal dari badanyayasan tertentu. Tentunya, setiap dana yang dimiliki setiap sekolah swasta berbeda-beda. Namun pada umumnya, dana yang dimiliki sekolah negeri lebih besar dibanding sekolah swasta. Sehingga, sekolah negeri dapat memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah serta kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan pengetahuan siswa. Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah serta kegiatan menunjang yang dapat mendorong siswa untuk memiliki cita-cita tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sekolah negeri cenderung mempengaruhi cita-cita siswa SMK lebih tinggi dibanding sekolah swasta. 4. Jurusan SMK Asal a. Pengertian Jurusan Jurusan diambil dari kata “jurus” yang artinya arah yang langsung, sedangkan jurusan sendiri memiliki arti bagian dari suatu fakultas atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekolah tinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan suatu bidang studi. Sehubung dengan hal diatas, Wiliamson Gani :13 berpendapat bahwa di dalam penjurusan ini terdapat kaitan yang erat antara bimbingan penjurusan dengan bimbingan karir yaitu merupakan suatu proses yang bebas, meluas, dan berurutan. Para pembimbing diharapkan dapat memilihkan program studi, jurusan, studi lanjutan, atau pekerjaan. Para pembimbing diharapkan pula memperhatikan ciri-ciri kepribadian siswa dan pengaruh lingkungan terhadap diri siswa yang bersangkutan. Penjurusan dibentuk untuk memisahkan antara : inteligensi, bakat khusus, minat, dan kepribadian dengan dasar dari setiap faktor ini dapat diukur dengan indikatornya masing-masing. b. Macam-macam Jurusan di SMK Di dalam Sekolah Menengah Kejuruan SMK memiliki banyak pilihan jurusan sebagai berikut. 1 Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa a Teknik Bangunan b Teknik Plumbing dan Sanitasi c Teknik Survey dan Pemetaan d Teknik Ketenagalistrikan e Teknik Pendingan dan Tata Udara f Teknik Mesin g Teknik Otomotif h Teknik Pesawat Udara i Teknik Perkapalan j Teknologi Tekstil k Teknik Grafika l Geologi Pertambangan m Instrumentasi Industri n Teknik Kimia o Pelayaran p Teknik Industri q Teknik Perminyakan r Teknik Elektronika 2 Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi a Teknik Telekomunikasi b Teknik Komputer dan Informatika c Teknik Broadcasting 3 Bidang Keahlian Kesehatan a Kesehatan b Perawatan Sosial 4 Bidang Keahlian Seni, Kerajinan, dan Pariwisata a Seni Rupa b Desain dan Produksi Kria c Seni Pertunjukan d Pariwisata e Tata Boga f Tata Kecantikan g Tata Busana 5 Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroindustri a Agribisnis Produksi Tanaman b Agribisnis Produksi Ternak c Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan d Mekanisasi Pertanian e Agribisnis Hasil Pertanian f Kehutanan 6 Bidang Keahlian Bisnis Manajemen a Administrasi b Keuangan c Tata Niaga c. Tujuan Penjurusan Penyelenggaraan Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas untuk melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa Depdiknas 2007:3. Oleh sebab itu, terdapat beberapa hal yang harus diperbaharui sesuai dengan minat dan bakat yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Sehingga, para siswa dijuruskan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian para siswa dijuruskan untuk Gani :14 : 1 mengelompokan para siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama. 2 membantu mempersiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya. 3 membantu meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang baik ; dalam melanjutkan studi dan dunia kerjanya. 4 membantu memperkokoh keberhasilan, dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang kelanjutan studi dan dunia kerja. Berdasar dari uraian di atas, j urusan diambil dari kata “jurus” yang artinya arah yang langsung, sedangkan jurusan memiliki arti mengenai suatu bidang studi. Di dalam Sekolah Menengah Kejuruan SMK memiliki banyak pilihan jurusan pada setiap bidang keahlian. Terdapat enam bidang keahlian, antara lain Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa; Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi; Bidang Keahlian Kesehatan; Bidang Keahlian Seni, Kerajinan, dan Pariwisata; Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroindustri; dan Bidang Keahlian Bisnis Manajemen. d. Hubungan Jurusan SMK Asal Dengan Cita-Cita Siswa Terdapat berbagai macam jurusan di SMK, peneliti menduga bahwa jurusan SMK asal dapat mempengaruhi cita-cita siswa SMK. Hal ini dikarenakan, jurusan merupakan bagian dari bidang sudi yang akan bermanfaat bagi kepentingan siswa yang bersangkutan untuk menjadi dirinya kelak Gani, 1981:20. Berdasar pada manusia sebagai makhluk individu, yang memiliki persamaan dan perbedaan antara individu satu dengan lainnya, maka setiap siswa memiliki cita- cita yang berbeda sesuai dengan jurusannya. Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen memiliki 3 jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, serta Pemasaran. Pada penentuan dalam jurusan yang dilakukan oleh sekolah, siswa dapat dipilih masuk sesuai dengan tinggi rendahnya nilai UN. Nilai UN para pendaftar siswa SMK diurutkan dari nilai tertinggi sampai dengan terendah. Setelah itu, terdapat peringkat dalam penentuan jurusannya yaitu 1 Akuntansi, 2 Administrasi Perkantoran dan 3 Pemasaran. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat peringkat pada cita-cita yang dimiliki siswa pada jurusan yaitu 1 Akuntansi, 2 Administrasi Perkantoran dan 3 Pemasaran.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Dokumen yang terkait

CITA-CITA PERKERJAAN DAN PILIHAN PEMINATAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI SUMATERA BARAT.

0 3 1

PRODUKTIVITAS SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN: Studi tentang Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, Iklim Sekolah, dan Fasilitas Pembelajaran terhadap Produktivitas SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Bandung.

3 11 76

Pengaruh jenis pekerjaan orang tua, status sekolah, dan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Studi kasus pada siswa SMK kelas XI bidang keahlian bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMA . Studi kasus pada siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi terhadap cita-cita siswa setelah menyelesaikan pendidikan di SMK. Studi kasus pada siswa SMK kelas XI bidang keahlian bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh pendidikan orang tua, bakat, dan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa. Studi kasus: siswa SMK kelas XI bidang keahlian bisnis dan manajemen di kota Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh status sekolah, motivasi belajar, dan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Atas. Studi kasus pada siswa kelas XI SMA se-kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh jenis kelamin, jurusan asal di SMA, dan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa sekolah menengah atas : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.

0 0 199

PerkenalanSiswaKelasVIIITanggapan

0 3 7

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA (SMK) SE-KOTA SEMARANG.

1 3 213