Pengaruh bakat, status sekolah dan jurusan SMK asal terhadap cita-Cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan .Studi kasus pada siswa SMK kelas XI bidang keahlian bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH BAKAT, STATUS SEKOLAH, DAN JURUSAN

SMK ASAL TERHADAP CITA-CITA SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

Maria Andriyeni Purwaningtyas Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa SMK; (2) pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa SMK;(3) pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK.

Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan menggunakan metode ex post facto. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 - April 2016 dengan populasi penelitian sebesar 656 siswa. Sampel sebesar 330 diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis regresi sederhana dan analisis chi square dengan taraf signifikan 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa SMK (persamaan regresi Y = 66,536 + 0,392 X, nilai sig. 0,000, nilai t hitung = 4,918 dan nilai R2 = 0,069); (2) tidak ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa SMK (nilai χ2

hitung = 0,137, nilai sig. = 0,934, dan nilai R Pearson = 0,017); (3) tidak ada pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK (nilai χ2 hitung = 0,351, nilai sig. = 0,839, dan nilai R Pearson = 0,032).


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STUDENTS’ TALENT, SCHOOL STATUS, AND

VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS TOWARDS STUDENTS’

IDEALS AFTER GRADUATING FROM VOCATIONAL HIGH SCHOOLS A Case Study on the Eleventh Grade Students of Vocational High Schools

Majoring in Business and Management in Yogyakarta Maria Andriyeni Purwaningtyas

Sanata Dharma University 2016

This research aims to know whether there are: (1) positive and significant influence of students’ talent towards students’ ideals after graduating from Vocational High School; (2) positive and significant influence of school status towards students’ ideals after graduating from Vocational High School; (3) positive and significant influence of Vocational High School students towards students’ ideals after graduating from Vocational High School.

This research is a correlational description by applying ex post facto method. This research was carried out from December 2015 to April 2016. The population were 656 students. The samples were 330 students taken by applying cluster random sampling technique. The data were taken by questionnaires and analysed by simple regression analysis technique and chi square analysis by 0,05 significant level.

The result of this research shows that: (1) there is a positive and significant influence of students’ talent towards students’ ideals after graduating from Vocational High School (regression equation Y = 66,536 + 0,392 X, sig.value 0,000, t count value = 4,918 and R square value = 0,069); (2) there is not any positive and significant influence of school status towards students’ ideals after graduating from Vocational High School (χ2 count value = 0,137, sig. value = 0,934, and Pearson’s R value = 0,017); (3) there is not any positive and significant influence of Vocational High School students towards students’ ideals after graduating from Vocational High School (χ2 count value = 0,351, sig. value = 0,839, and Pearson’s R value = 0,032).


(3)

PENGARUH BAKAT, STATUS SEKOLAH, DAN JURUSAN

SMK ASAL TERHADAP CITA-CITA SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Maria Andriyeni Purwaningtyas NIM : 121334042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

i

PENGARUH BAKAT, STATUS SEKOLAH, DAN JURUSAN

SMK ASAL TERHADAP CITA-CITA SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Maria Andriyeni Purwaningtyas NIM : 121334042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(5)

(6)

(7)

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Bapa, Tuhan Yesus Kristus, Roh Kudus dan Bunda Maria yang senantiasa menemani, mendukung, menguatkan,membimbing, mengangkat, dan menopang penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Ibu Rita Febi Akriyeni dan Babe Leo Anwardi yang selalu memberikan doa, cinta, harapan dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik

Dedekku Veronica Dwi Andri Widyaningsih yang selalu memberikan doa, cinta, harapan, dan semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Keluarga besar Mbah Akung dan Mbah Dwiku tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat, dukungan bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Sahabat-sahabat dan teman seperjuangan PAK 2012 yang telah memberikan berbagai pengalaman, keceriaan, semangat, dan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi


(8)

v MOTTO

“Di saat kau merasa ragu untuk menggapai cita-citamu. Ingatlah, kau punya Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Pemilik dari segala-galanya.”

(Maria Andriyeni Purwaningtyas)

“Saat jiwa dan ragaku terguncang dan terjatuh oleh berbagai sebab. Ku tak mampu mengingat siapapun yang harus kuingat untuk membangkitkan

diriku. Namun, dekapanNya selalu terasa dalam sekujur tubuhku.”

(Maria Andriyeni Purwaningtyas)

“Prinsip yang tertanam dalam roh dan ragamu. Tidak akan bisa dipatahkan oleh hal-hal yang wujudnya sangatlah indah, mewah, dan menggiurkan.”

(Maria Andriyeni Purwaningtyas)

“Di saat sikap temanmu yang tidak sesuai dengan harapanmu. Ingatlah, mereka bukan bayangan dari harapanmu. Biarlah mereka bersikap sesuai dengan apa yang dianggapnya benar. Kita sama. Saling menghargai adalah

salah satu kuncinya. Karena jiwaNya selalu tinggal dalam diri setiap manusia di dunia.”


(9)

(10)

(11)

ABSTRAK

PENGARUH BAKAT, STATUS SEKOLAH, DAN JURUSAN

SMK ASAL TERHADAP CITA-CITA SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

Maria Andriyeni Purwaningtyas Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa SMK; (2) pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa SMK;(3) pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK.

Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan menggunakan metode ex post facto. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 - April 2016 dengan populasi penelitian sebesar 656 siswa. Sampel sebesar 330 diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis regresi sederhana dan analisis chi square dengan taraf signifikan 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa SMK (persamaan regresi Y = 66,536 + 0,392 X, nilai sig. 0,000, nilai t hitung = 4,918 dan nilai R2 = 0,069); (2) tidak ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa SMK (nilai χ2

hitung = 0,137, nilai sig. = 0,934, dan nilai R Pearson = 0,017); (3) tidak ada pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK (nilai χ2 hitung = 0,351, nilai sig. = 0,839, dan nilai R Pearson = 0,032).


(12)

ix ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STUDENTS’ TALENT, SCHOOL STATUS, AND

VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS TOWARDS STUDENTS’

IDEALS AFTER GRADUATING FROM VOCATIONAL HIGH SCHOOLS A Case Study on the Eleventh Grade Students of Vocational High Schools

Majoring in Business and Management in Yogyakarta Maria Andriyeni Purwaningtyas

Sanata Dharma University 2016

This research aims to know whether there are: (1) positive and significant influence of students’ talent towards students’ ideals after graduating from Vocational High School; (2) positive and significant influence of school status towards students’ ideals after graduating from Vocational High School; (3) positive and significant influence of Vocational High School students towards students’ ideals after graduating from Vocational High School.

This research is a correlational description by applying ex post facto method. This research was carried out from December 2015 to April 2016. The population were 656 students. The samples were 330 students taken by applying cluster random sampling technique. The data were taken by questionnaires and analysed by simple regression analysis technique and chi square analysis by 0,05 significant level.

The result of this research shows that: (1) there is a positive and significant influence of students’ talent towards students’ ideals after graduating from Vocational High School (regression equation Y = 66,536 + 0,392 X, sig.value 0,000, t count value = 4,918 and R square value = 0,069); (2) there is not any positive and significant influence of school status towards students’ ideals after graduating from Vocational High School (χ2 count value = 0,137, sig. value = 0,934, and Pearson’s R value = 0,017); (3) there is not any positive and significant influence of Vocational High School students towards students’ ideals after graduating from Vocational High School (χ2 count value = 0,351, sig. value = 0,839, and Pearson’s R value = 0,032).


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat masukan, bimbingan, kritik, saran, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang baik dalam membimbing, sabar, teliti, dan selalu memberikan arahan pada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.


(14)

xi

5. Seluruh dosen PAK yang sudah membimbing saya sebagai mahasiswi agar memiliki integritas yang kuat sebagai seorang guru maupun pribadi, serta memberikan ilmu yang berguna bagi penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang dengan sabar membantu saya dalam urusan administrasi kemahasiswaan.

7. Ibu dan Babeku tercinta, Ibu Rita Febi Akriyeni dan Babe Leo Anwardi yang selalu memberikan doa, cinta, dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Dedekku tercinta, Veronica Dwi Andri Widyaningsih yang selalu memberikan doa, cinta, dan semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar Mbah Akungku tercinta, Mbah Akung, Mbah Uti, Bude Rini, Pakde Yanto, Mas Dani, Mas Ryan, Mbak Asti, Om Yono, Bulek Afan, Fedrian, Devrian, Bulek Rida, Om Ari, Kak Shiffa, Abang Rangga, Dedek Aura, Om Wawan, Bulek Santi, Gavril, yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga besar Mbah Dwiku tercinta, Mbah Dwi, Mbah Simbok, Om Dodo, Bulek Sri, Alif, Om Manto, Bulek Agnes, Eka, Radit, Om Pitri, Om Yus, Bulek Sri, El, yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.


(15)

11. Teman-teman kos cantik, Ana, Idam, Mbak Lili, Mbak Tanti, Fafi, Laeli, Hida, Dela, Rina, yang selalu memberikan semangat dan dukungan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga Cana, Kak Dewi, Kak Ima, Kak Yos, Kak Anton, Mbak Vinda, Mbak Ratih, Yuni, Epi, Ria, Markus, Erik, Karini, Anggi, Ines, Friskha, Yoga serta keluarga Cana lainnya, yang selalu memberikan berbagai pengalaman, keceriaan, semangat dan dukungan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.

13. Keluarga Gandroeng, Kak Tia, Kak Wawan, Kak Rondang, Kak Aree, Kak Anggi, Kak Ichul, Kak Tere, Kak Andre, Kak Alit, Kak Reli, Kak Atan, Epi, Ira, Tari, Rani, Alvian, Ian, Oshi, Adi, serta keluarga Gandroeng lainnya, yang selalu memberikan berbagai pengalaman, keceriaan, semangat dan dukungan agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman bimbingan skripsi payung Pak Muhadi; Tika, Vena, Kak Dika, Agnes, Eny, Paul, Ayu, Galing, yang selalu memberikan semangat untuk lulus bersama-sama dan dapat mencapai kesuksesan yang diharapkan.

15. Sahabatku tercinta, Epi, Wasri, Yuni, Ria, Ana, yang selalu memberikan berbagai pengalaman baru, keceriaan, semangat, dukungan, motivasi bagi penulis untuk menggapai cita-cita yang diharapkan dan segera dapat menyelesaikan skripsi ini

16. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 2012 atas kebersamaan, keceriaan yang telah kita lalui bersama.


(16)

xiii

17. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis memiliki motivasi yang baik dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk semuanya, semoga kita selalu berbahagia dalam suka citaNya.

Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa karya ini masih memerlukan banyak saran untuk memperbaiki kekurangan dari penelitian ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan penelitian selanjutnya.

Penulis


(17)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxiv


(18)

xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORETIK ... 8

A. Tinjauan Teoretik ... 8

1. Cita-cita ... 8

2. Bakat ... 12

a. Pengertian Bakat ... 12

b. Penggolongan Bakat ... 13

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bakat ... 15

d. Hubungan Bakat Dengan Cita-Cita Siswa ... 17

3. Status Sekolah ... 18

a. Pengertian ... 18

b. Jenis-Jenis Jenjang Sekolah ... 18

c. Hubungan Status Sekolah Dengan Cita-Cita Siswa ... 21

4. Jurusan SMK Asal ... 22

a. Pengertian Jurusan... 22

b. Macam-Macam Jurusan di SMK ... 23


(19)

d. Hubungan Jurusan SMK Asal Dengan Cita-Cita Siswa ... 25

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Paradigma Penelitian ... 33

E. Rumusan Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

1. Tempat Penelitian ... 36

2. Waktu Penelitian ... 36

C. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 37

1. Variabel Penelitian ... 37

a. Variabel Bebas atau Independent Variable ... 37

b. Variabel Terikat atau Dependent Variable... 37

2. Pengukuran Variabel ... 38

a. Variabel Cita-Cita atau Variabel Bakat ... 38

b. Variabel Jurusan SMK Asal ... 38

c. Variabel Status Sekolah ... 38

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 38

1. Populasi Penelitian ... 38


(20)

xvii

a. Menentukan Sekolah ... 41

b. Menentukan Kelas dan Jumlah Siswa Sebagai Sampel... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Kuesioner ... 46

2. Penyusunan Kuesioner ... 46

F. Teknik Pengujian Instrumen ... 53

1. Uji Validitas ... 53

2. Uji Reliabilitas ... 56

3. Uji Coba Kuesioner ... 59

G. Teknik Analisis Data ... 59

1. Analisis Deskriptif ... 59

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 62

a. Pengujian Normalitas ... 62

b. Pengujian Linieritas ... 63

3. Rumusan Hipotesis ... 64

4. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan ... 65

a. Pengujian Hipotesis Pertama ... 65

1) Kriteria Pengujian Hipotesis ... 66

2) Penentuan Besarnya Hubungan ... 66

3) Penarikan Kesimpulan ... 66

b. Pengujian Hipotesis Kedua dan Ketiga ... 67

1) Mencari nilai Chi Square ... 67


(21)

3) Penentuan Besarnya Derajat Hubungan ... 68

4) Penarikan Kesimpulan ... 69

(a) Hipotesis Kedua ... 69

(b) Hipotesis Ketiga ... 69

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Data ... 71

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 71

a. Asal Sekolah ... 71

b. Status Sekolah ... 73

c. Jurusan SMK ... 74

d. Jenis Kelamin ... 75

2. Deskripsi Data Penelitian ... 75

a. Cita-Cita Siswa ... 76

b. Bakat Siswa ... 77

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 79

1. Pengujian Normalitas ... 79

2. Pengujian Linieritas ... 80

C. Pengujian Hipotesis ... 81

1. Pengujian Hipotesis I ... 79

2. Pengujian Hipotesis II ... 85

3. Pengujian Hipotesis III ... 88


(22)

xix

1. Pengaruh Bakat Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 91 2. Pengaruh Status Sekolah Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 93 3. Pengaruh Jurusan SMK Asal Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 95 BAB V PENUTUP ... 96 A. Kesimpulan ... 96 B. Keterbatasan Penelitian ... 97 C. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN ... 102


(23)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri dan Swasta Bidang Keahlian

Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta ... 36

Tabel 3.2 Popoulasi SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen di Kota Yogyakarta ... 39

Tabel 3.3 Daftar SMK Negeri dan SMK Swasta Bidang Keahlian

Bisnis dan Manajemen ... 41

Tabel 3.4 Hasil Proporsi dari Populasi Kelas XI SMK Negeri dan Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen ... 42

Tabel 3.5 Jumlah Kelas Sampel Pada Program Keahlian Akuntansi

(Ak), Pemasaran (Pm), dan Administrasi Perkantoran (AP) .... 43

Tabel 3.6 Jumlah Kelas Sampel Tiap Jurusan ... 44

Tabel 3.7 Hasil Pengambilan Kelas Secara Acak di SMK Negeri dan SMK Swasta ... 45

Tabel 3.8 Daftar kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner Variabel Cita-Cita ... 47

Tabel 3.9 Daftar kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner Variabel Bakat –


(24)

xxi

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel

Cita-Cita ... 54

Tabel 3.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel

Bakat ... 56

Tabel 3.12 Tingkat Koefisien Reliabilitas ... 58

Tabel 3.13 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Pada

Variabel Cita-Cita ... 58

Tabel 3.14 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Pada

Variabel Bakat ... 59

Tabel 3.15 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 66

Tabel 3.16 Interval Rasio (C/Cmax) dan Interpretasinya ... 69

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal

Sekolah ... 72

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status

Sekolah ... 73

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jurusan


(25)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis

Kelamin ... 75

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Cita-Cita Siswa ... 76

Tabel 4.6 Nilai-nilai Statistika Pada Variabel Cita-Cita ... 77

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Bakat ... 77

Tabel 4.8 Nilai-nilai Statistika Pada Variabel Bakat ... 78

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Pada Masing-

Masing Variabel Penelitian ... 79

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas Pada Variabel

Bakat Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 80

Tabel 4.11 Hasil Model Summary Dari Uji Regresi Variabel Bakat

Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 82

Tabel 4.12 Hasil Anova dari Uji Regresi Variabel Bakat Terhadap

Cita-Cita Siswa SMK ... 82

Tabel 4.13 Hasil Koefisien Dari Uji Regresi Variabel Bakat Terhadap

Cita-Cita Siswa ... 83


(26)

xxiii

Cita-Cita Dengan Status Sekolah ... 86

Tabel 4.15 Hasil Uji Chi Square Pada Variabel Status Sekolah Terhadap

Cita-Cita Siswa SMK ... 87

Tabel 4.16 Hasil Uji Symmetric Measures Pada Variabel Status

Sekolah Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 87

Tabel 4.17 Hasil Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pada Variabel

Cita-Cita Dengan Status Sekolah ... 89

Tabel 4.18 Hasil Uji Chi Square Pada Variabel Jurusan SMK Asal

Terhadap Cita-Cita Siswa SMK ... 89

Tabel 4.19 Hasil Uji Symmetric Measures Pada Variabel Jurusan SMK


(27)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Paradigma Penelitian ... 33


(28)

xxv DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 103

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 110

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ... 138

Lampiran 4 Deskripsi Data ... 144

Lampiran 5 Deskripsi Responden ... 147

Lampiran 6 Hasil Pengujian Normalitas dan Linieritas ... 150

Lampiran 7 Hasil Pengujian Hipotesis... 153

Lampiran 8 Daftar Tabel dan Perhitungan Tabel ... 162


(29)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sistem Pembangunan Nasional Indonesia terdiri dari tujuh subsistem pembangunan, dan pembangunan pendidikan merupakan salah satu komponen atau sektor pembangunan dari subsistem atau Bidang Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan, dan Kebudayaan. (Mudyahardjo, 2006:494). Hal ini dapat dikatakan bahwa Pembangunan Nasional dipengaruhi oleh pendidikan. Pendidikan dapat membantu setiap individu untuk maju dan berkembang, hingga akhirnya bisa menggapai cita-cita yang diharapkan.

Tak dipungkiri, cita-cita yang diharapkan tiap manusia dimulai pada masa anak-anak. Walaupun anak-anak belum mengetahui secara jelas mengenai cita-cita, namun anak-anak telah mampu membayangkan sosok seperti apa di kemudian hari ketika sudah menjadi besar. Seringkali di masa ini, anak-anak diberikan pertanyaan mengenai cita-citanya, “Dik, besok kalau sudah besar,

ingin jadi apa?”. Lontaran pertanyaan ini biasanya ditanyakan oleh orang yang

telah dewasa, seperti kakak, orang tua, paman, bibi, guru, maupun yang lainnya. Jawaban yang diberikan oleh anak, pada umumnya dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, latihan sejak kecil, tokoh-tokoh yang mereka idolakan dalam suatu film tertentu maupun profesi yang sering mereka temui dalam


(30)

kehidupan sehari-hari, seperti cinderella, superman, guru, dokter, perawat, polisi, penyanyi maupun tokoh lainnya.

Cita-cita yang dimiliki oleh seorang anak akan berpengaruh sangat kuat pada kepribadiannya. Dengan mengidolakan seseorang dalam kehidupannya, maka anak akan memiliki model dalam hidupnya. Dimana pada masa ini, anak-anak belajar dengan cara meniru contoh yang dekat dengan dirinya. Hal ini akan berdampak positif maupun negatif pada anak, tergantung seperti apakah tokoh yang diidolakannya, tokoh yang baik ataupun tokoh yang tidak baik.

Seiring dengan berjalannya waktu dan kedewasaan yang diperoleh dari lingkungan serta pengalaman, anak biasanya mulai berpikir dengan lebih baik dalam menentukan cita-citanya. Anak yang memiliki cita-cita sejak dini akan memberikan harapan pada anak akan masa depan, menjadi peka terhadap arah dalam melangkah, memberikan rasa semangat untuk meraihnya, maupun membuat diri lebih fokus pada cita-cita tersebut. Hal ini dapat dikembangkan secara masksimal melalui pendidikan.

Seringkali pendidikan dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan lebih baik di kemudian hari. Oleh karena itu, banyak orangtua tidak ragu dalam memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan. Dalam hal ini, orangtua akan memiliki banyak harapan kepada anaknya. Harapan orang tua ini terkait dengan masa depan anak yang cerah dengan indikator cita-cita yang dimiliki dapat tercapai. Hal ini terjadi pada kehidupan Chairul Tanjung. Kedua orangtua Chairul Tanjung selalu mengutamakan pendidikan agar bisa keluar dari jerat kemiskinan. Pendidikan yang telah ditempuh, diiringi dengan segala


(31)

daya dan upaya kedua orangtua, maupun Chairul Tanjung. Pada akhirnya, Chairul Tanjung dapat mencapai apa yang dicita-citakan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya yaitu menjadi seorang pengusaha yang sukses pada unit usahanya. Unit usahanya antara lain Mega Corpora, Trans Corp, dan PT CT Global Resources. Selain itu, menurut majalah Forbes, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 375 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar pada tahun 2014. Kisah ini ingin mengatakan bahwa seseorang dapat menggapai cita-cita yang tinggi dengan usaha yang tinggi pula dan pendidikan menjadi salah satu pendukung yang terpenting.

Adapaun faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi cita-cita yaitu bakat, motivasi, jenis kelamin, tingkat pekerjaan orangtua, tingkat penghasilan orangtua, tingkat pendidikan orangtua, tingkat akreditasi sekolah, status sekolah, jurusan SMA/SMK asal, prestasi belajar, maupun hal lainnya.

Semiawan (2010:22) memandang manusia merupakan makhluk tunggal yang memiliki talenta dan bakat yang unik diantara makhluk yang lain. Dalam

sepanjang perkembangannya, manusia akan terus mengalami proses “belajar

menjadi individu”. Pada masa belajar ini, manusia akan sangat terikat dengan lingkungannya, suatu ikatan yang sangat penting bagi tumbuh kembang psikologisnya. Individu akan terikat dengan keluarganya, belajar mewujudkan cita-citanya, serta meletakkan kepentingannya sesuai dengan kepentingan lingkungan dan sesamanya.


(32)

Bakat yang dimiliki manusia, sudah dapat terlihat pada masa anak-anak. Pada masa inilah, orangtua mengetahui bakat yang dimiliki anaknya. Seiring orangtua memberikan arahan untuk melatih dan mengembangkan bakat tersebut, maka bakat yang telah dimiliki oleh sang anak dapat menjadi impian di masa depannya. Sebaliknya, jika sang anak tidak mengembangkan bakat yang dimilikinya maka bakat tersebut akan berkurang dan tidak menjadi impian sang anak. Impian akan masa depan ini biasa disebut dengan cita-cita. Misalnya, seorang anak memiliki bakat seni yaitu menyanyi. Seiring anak ini selalu latihan untuk mengembangkan bakatnya, maka semakin besar cita-citanya untuk menjadi seorang penyanyi.

Langkah awal yang dapat dilakukan orangtua untuk sang anak dalam menggapai cita-cita yaitu mengarahkan anaknya untuk mengenyam bangku pendidikan. Menurut Mudyahardjo (2006:3), definisi secara luas dari pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dimana pendidikan ini merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup. Sedangkan definisi sempit dari pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. (Mudyahardjo, 2006:6). Sehingga segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepada sekolah, memiliki kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan dan tugas sosial mereka demi tercapainya cita-cita yang diharapkan.


(33)

Setiap orangtua menginginkan anaknya dapat mengenyam bangku pendidikan di sekolah yang berkualitas. Sekolah yang dianggap berkualitas, biasanya dilihat dari tingkat akreditasi dan status sekolahnya. Setiap tingkat akreditasi yang ada di sekolah, tentunya menggambarkan kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia serta kualitas guru-guru sebagai fasilitator. Sehingga, hal ini akan mempengaruhi tingkat cita-cita yang dimiliki oleh siswa. Fakta lainnya dikatakan bahwa status sekolah negeri dianggap memberikan sarana dan prasarana yang lengkap serta memiliki guru-guru yang berkualitas dalam menunjang siswanya untuk memiliki cita-cita yang tinggi dibanding sekolah swasta. Tentunya hal ini, didukung anggaran dan peran serta pemerintah dalam memberikan kebijakan bagi sekolah dan pendidik.

Diharapkan sekolah dapat memberikan sarana dan prasarana yang lengkap, berbagai kegiatan yang mendukung bagi karir siswa di masa depan, guru-guru berkualitas dan guru dapat menjadi fasilitator bagi siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih mendalam. Dengan tercapainya hal tersebut, siswa dapat memiliki cita-cita yang tinggi dan mampu menggapainya di masa yang akan datang.

Saat siswa ini tumbuh menjadi seorang remaja, ia telah memilih mengenai jurusan yang ada di Sekolah Menengah. Misalnya jurusan di Sekolah Menengah Atas, siswa dapat memilih IPA, IPS ataupun Bahasa. Sedangkan, jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa dapat memilih Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Tata Boga, Animasi ataupun yang lainnya. Tentunya, jurusan di Sekolah Menengah akan mempengaruhi cita-cita


(34)

yang dimiliki siswa. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat cita-cita yang dimiliki oleh siswa pada setiap jurusan di Sekolah Menengah. B.Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak faktor yang diduga mempengaruhi cita-cita siswa Sekolah Menengah, maka perlu diadakan batasan masalah dalam penelitian ini. Peneliti memfokuskan penelitian pada pengaruh bakat, status sekolah, dan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK.

C.Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan?

2. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan?

3. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan?

D.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.


(35)

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu memberikan manfaat kepada pihak yang bersangkutan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini memberikan tambahan referensi bahan bacaan ataupun acuan yang digunakan oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan tugas kuliah ataupun tugas lainnya.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah dalam membangun atau mengembangkan cita-cita siswa.

3. Bagi Penulis

Penulis memperoleh tambahan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cita-cita siswa SMK.


(36)

8

BAB II

TINJAUAN TEORETIK

A. Tinjauan Teoretik 1. Cita-cita

Menurut Mohamad Ngajenan (1987:63) dalam Yenni Yuswanita Apriani, cita-cita merupakan suatu hal yang dipikirkan oleh seseorang untuk dicapai. Menurut Hurlock (1979) dalam Hidayat (2015:4), cita-cita merupakan keinginan meraih sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan sekarang. Menurut Mulyaningtyas (2007:40), cita-cita adalah keinginan yang selalu ada dalam pikiran atau tujuan yang ditetapkan seseorang untuk diri sendiri dan hendak dicapainya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cita-cita adalah suatu keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa cita-cita merupakan suatu keinginan akan masa depan yang dipikirkan oleh seseorang untuk dicapai. Adapun menurut Spillane (1987:2), hasil survei pendidikan mengenai cita-cita siswa sekolah menengah setelah tamat, yang dilakukan oleh kantor statistik DKI Jakarta yaitu melanjutkan ke perguruan tinggi, bekerja, bekerja sambil sekolah, tidak tahu/belum ada rencana, lainnya (misal:menikah).


(37)

Berbagai profesi dalam kehidupan ini dapat dijadikan cita-cita sesuai dengan keinginan setiap individu untuk dicapai. Menurut Rintyastini dan Suzy (2006:89-95), seseorang dapat memilih jenis profesi sebagai berikut.

a. Profesi dalam ketenagaahlian dan teknis

Profesi yang termasuk dalam kategori ini lazimnya berkecimpung di bidang riset dan penerapannya dalam berbagai masalah teknologi, ekonomi, sosial, dan industri. Profesi dalam kategori ini melakukan fungsi-fungsi keahlian teknologi, artistik, dan lain-lain. Bidang-bidang ilmu yang dibutuhkan dalam profesi ini antara lain ilmu alam dan fisika, teknik struktur bangunan, hukum, kesehatan, agama, pendidikan, sastra, seni, dan olahraga.

b. Profesi dan bidang ketatalaksanaan dan pengelolaan

Profesi yang termasuk dalam kategori ini terdiri atas orang-orang yang terpilih dan dipercaya sebagai anggota pemerintahan setempat, daerah swatantra, provinsi, regional atau nasional. Tugas yang diemban dalam profesi ini antara lain ikut memutuskan atau aktif menyusun kebijakan pemerintah pusat atau daerah, serta mempersiapkan amandemen hukum dan peraturan resmi bersama dengan pejabat lain yang ikut mengorganisasi, mengatur, dan memerintah. Orang-orang yang bergelut dalam profesi ini juga mewujudkan dan menjalankan kebijakan pemerintah, serta mengelola, merencanakan, memadukan, dan mengatur kegiatan masyarakat dan pribadi.

c. Profesi dalam bidang ketatausahaan

Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam bidang pelayanan masyarakat yang mengusahakan agar norma hokum, peraturan dan ketetapan-ketetapan pemerintah lokal, provinsi, dan negara dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, profesi ini juga mengawasi jalannya kinerja, kelancaran proses transportasi dan komunikasi, serta pekerjaan lainnya yang memantau pelaksanaan kegiatan sehari-hari.

d. Profesi dalam bidang perdagangan

Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi, dan mengarahkan usahanya dalam dunia perdagangan besar atau kecil.


(38)

e. Profesi dalam bidang jasa

Profesi yang termasuk kategori ini berkecimpung dalam mengarahkan, mengorganisasi, mngawasi, serta merencanakan dengan matang agar sektor di luar industry dapat berjalan dengan semestinya. Dalam jenis profesi ini, terdapat pengusaha jasa sosial yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan dan pribadi ini antara lain konsultan, pelayan hotel, tukang cukur/pangkas rambut, dan ahli kecantikan.

f. Profesi dalam bidang eksplorasi energi

Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dalam masalah penambangan mineral, minyak, dan gas bumi. Orang-orang dalam profesi ini juga mengerjakan proses pengolahan dan pembangkitan tenaga. Mereka juga melakukan konstruksi dan pembenahan berbagai tipe jalan, bangunan, dan mesin. Contoh profesi ini antara lain pekerja kilang minyak dan penambang.

g. Profesi dalam bidang militer

Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan negara. Contoh profesi ini antara lain polisi, prajurit, tentara, dan marinir.

Dalam setiap pemilihan profesi yang akan menjadikannya sebagai cita-cita, adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Mulyaningtyas dan Yusup (2007:41), faktor-faktor yang mempengaruhi cita-cita yaitu:

a. latihan dan lingkungan sejak kecil

Misalnya, seorang anak yang sejak kecil dilatih menggambar, besar kemungkinan akan bercita-cita sebagai seorang arsitek atau desainer. Begitu juga dengan anak yang tumbuh dalam lingkungan pecinta seni akan berkeinginan menjadi seniman atau setidaknya akan mencintai seni.

b. ambisi orang tua

Ambisi orang tua seringkali disebabkan oleh cita-cita pribadi yang tidak berwujud, persaingan antarorang tua, atau pengalaman pribadi. Ambisi orang tua seringkali menyebabkan seorang anak sudah diarahkan untuk memilih cita-cita tertentu sejak kecil.


(39)

c. tokoh idola

Seorang anak yang sangat mengidolakan negarawan atau politisi tertentu seperti Adam Malik biasanya berkeinginan mengikuti jejak tokoh idolanya tersebut, misalnya ingin menjadi diplomat atau politisi. d. persaingan dengan orang lain

Persaingan dengan teman sebaya sering menyebabkan seorang remaja tidak mau kalah dalam hal cita-cita.

e. tradisi, norma, adat dan kebiasaan yang berlaku

Profesi tertentu sering mendapat penghargaan tinggi di masyarakat daerah tertentu sehubungan dengan adat yang di sana. Hal ini dapat mendorong remaja untuk bercita-cita meraihnya, misalnya banyak remaja di Flores ingin menjadi pastor karena profesi ini mempunyai status sosial tinggi di masyarakat Flores.

f. pengalaman-pengalaman masa lalu

Seseorang bercita-cita menjadi psikolog, misalnya, karena ia sendiri pernah menderita penyakit phobia (takut yang tak beralasan akan sesuatu) seperti takut akan ketinggian (altophobia).

g. minat dan nilai-nilai yang dianut

Nilai kehidupan yang dianut oleh seseorang, seperti nilai keadilan sosial, dapat membuatnya bercita-cita menjadi relawan Lembaga Swadaya Masyarakat, hakim, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, adapun faktor yang diduga mempengaruhi cita-cita, antara lain bakat, status sekolah, dan jurusan SMK asal. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi cita-cita, bakat termasuk dalam faktor minat dan nilai-nilai yang dianut. Sedangkan, status sekolah dan jurusan SMK asal termasuk dalam tradisi, norma, adat dan kebiasaan yang berlaku.

Setiap pribadi manusia memiliki bakat di dalam dirinya. Bakat ini harus terus dilatih dan dikembangkan demi tercapainya suatu kecakapan. Melalui bakat, setiap pribadi (siswa) akan mengarahkan dirinya untuk


(40)

mencapai cita-cita sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Sehingga, bakat diduga dapat mempengaruhi cita-cita siswa.

Saat siswa telah masuk dalam dunia sekolah, status sekolah dalam institusi pendidikan diduga dapat mempengaruhi cita-cita siswa. Hal ini dikarenakan kelangkapan sarana dan prasarana serta kualitas guru yang berbeda. Di sekolah negeri, guru cenderung mendukung dan membimbing siswa untuk menggapai cita-cita yang tinggi dibanding sekolah swasta. Hal ini didukung dengan berbagai fasilitas yang memadai untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu, peran pemerintah dalam hal anggaran dan kebijakan bagi sekolah dan pendidik cukup mendukung di sekolah negeri.

Hal lainnya yang diduga mempengaruhi cita-cita siswa yaitu jurusan SMK asal. Pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen terdapat tiga jurusan yaitu Akuntansi, Pemasaran dan Administrasi Perkantoran. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat cita-cita yang dimiliki oleh siswa pada setiap jurusan SMK.

2. Bakat

a. Pengertian Bakat

Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi terkait dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus (Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11). Bakat merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik secara umum maupun khusus.


(41)

Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. b. Penggolongan Bakat

Bakat digolongkan menjadi dua yaitu: 1) Bakat umum

Bakat umum adalah potensi yang bersifat umum berkenaan dengan kemampuan intelektual seseorang. Bakat umum biasa diistilahkan dengan gifted. Seseorang yang memiliki bakat umum memiliki kemampuan intelegensi di atas rata-rata( ber-IQ 12 atau lebih). 2) Bakat khusus atau talent

Bakat khusus atau talent adalah kemampuan bawaan sejak lahir yang potensial dalam bidang tertentu, misalnya memiliki bakat khusus dalam bidang seni, olahraga, dan lain-lain.

Conny Semiawan dan Utami Munandar (Mulyaningtyas dan Yusup,2007 : 11), mengungkapkan penggolongan bakat khusus, yaitu:

a) Bakat akademik khusus, adalah bakat dalam bidang angka, logika bahasa, dan lain-lain.

b) Bakat kreatif-produktif, adalah bakat untuk menciptakan suatu penemuan baru yang belum ada sebelumnya.


(42)

d) Bakat kinestetik/ psikomotorik, misalnya bakat dalam bulu tangkis, basket, sepak bola, dan lain-lain.

e) Bakat sosial, misalnya mahir dalam bernegoisasi, mahir dalam menawarkan produk, mahir dalam kepemimpinan, mahir dalam berpendapat, dan mahir mencari relasi atau koneksi.

Menemukan bakat sendiri tidak mudah dilakukan, bahkan memerlukan bantuan seorang ahli untuk menemukan bakat. Seseorang dapat mengetahui kemampuan manusia dalam berbagai bidang yang telah dicapainya dengan melalui tes/ pengujian bakat. Tes bakat memperkirakan kemampuan seseorang untuk mempelajari suatu keterampilan tertentu dan hal-hal yang dapat dicapainya sesudah diberi pelatihan. Pengujian bakat tersebut meliputi bidang-bidang sebagai berikut: (Mulyaningtyas dan Yusup; 2007 : 7)

(1) Verbal, untuk melihat kemampuan seseorang dalam berpikir, memahami ide dan konsep, serta memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata.

(2) Numerik, untuk melihat seberapa baik seseorang dalam berpikir, memahami ide dan konsep, serta memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka.

(3) Skolastik, untuk melihat kemampuan berpikir verbal dan numerikal seseorang dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran/akademik. Biasanya pengujian ini dipakai untuk menyelekasi siswa berbakat (gifted children) dan siswa yang akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

(4) Abstrak, untuk mengetahui seberapa baik dan mudah seseorang memecahkan masalah dengan menggunakan diagram, pola, dan rancangan yang disajikan dalam materi ukuran, bentuk dan posisi.


(43)

(5) Relasi Ruang, untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat memvisualkan, mengamati, dan membentuk gambaran mental dari objek-objek dengan melihat pola dua dimensi dan berpikir dalam tiga dimensi.

(6) Mekanik, untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam dan seberapa baik seseorang mengerti tata kerja dalam perkakas sederhana, mesin, dan peralatan lainnya.

(7) Kecepatan Dan Ketelitian Klerikal, untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan pencatatan.

(8) Kemampuan Bahasa Indonesia, untuk mengetahui seberapa baik pengertian dan keterampilan ejaan seseorang, seberapa banyak kosakata yang dikuasai, dan seberapa tinggi kelancaran serta kepekaan seseorang dalam berbahasa Indonesia.

(9) Kemampuan Bahasa Asing, untuk mengetahui seberapa baik kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis seseorang dalam berbahasa asing.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat 1) Bakat umum

Plomin (1989) berpendapat bahwa bakat umum yang merupakan kemampuan intelegensi seseorang ditentukan oleh 50% genetik (faktor bawaan) dan 50% lingkungan. Dengan kata lain, keadaan lingkungan dapat mempengaruhi tingkat intelektual seseorang yang dapat menentukan peningkatan prestasi sekolah dan perolehan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja. Jadi faktor lingkungan, seperti orang tua, sangat berpengaruh dalam pemunculan bakat seseorang, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki kemudahan sarana, prasarana yang


(44)

akan datang. Mereka seringkali menanggapinya sebagai hal yang wajar sehingga mereka tidak berusaha untuk mengembangkan motivasinya demi mencapai sesuatu.

2) Bakat khusus

Mulyaningtyas dan Yusup, (2007 : 40), mengelompokkan faktor yang mempengaruhi bakat khusus menjadi dua, yaitu:

a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor internal meliputi: (1) minat, (2) motif berprestasi, (3) keberanian mengambil resiko, (4) keuletan dalam menghadapi tantangan, dan (5) daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.

b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan tempat individu tumbuh dan berkembang. Faktor eksternal meliputi: (1) kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri, (2) sarana dan prasarana, (3) dukungan dan dorongan orang tua/ keluarga, (4) lingkungan tempat tinggal, dan (5) pola asuh orang tua.

Berdasar dari uraian di atas, bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi terkait dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus (Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11). Bakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu bakat umum dan bakat khusus. Seseorang dapat mengetahui kemampuan manusia dalam berbagai bidang


(45)

yang telah dicapainya dengan melalui tes/ pengujian bakat. Pengujian bakat tersebut meliputi bidang verbal, numerik, skolastik, abstrak, relasi ruang, mekanik, kecepatan dan ketelitian klerikal, kemampuan bahasa asing, dan kemampuan bahasa Indonesia.

d. Hubungan Bakat Dengan Cita-Cita Siswa

Bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi terkait dengan struktur otak yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus (Munandar,1985: 17; Semiawan,1997: 11). Dengan mengetahui bakat yang dimiliki, seseorang dapat mengarahkan dirinya untuk mencapai apa yang diinginkannya. Hal ini menunjukkan bahwa bakat cenderung dapat mempengaruhi cita-cita siswa di masa depan. Jika tingkat bakat yang dimiliki siswa semakin tinggi, maka tingkat cita-cita yang dimiliki siswa juga semakin tinggi. Sedangkan, jika tingkat bakat yang dimiliki siswa semakin rendah, maka tingkat cita-cita yang dimiliki siswa juga semakin rendah. Misalnya, siswa memiliki bakat dalam seni melukis. Jika siswa ini semakin melatih dirinya untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya juga semakin tinggi. Sehingga, semakin tinggi pula cita-citanya untuk menjadi seorang pelukis. Sebaliknya, jika siswa ini kurang melatih dirinya untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya juga semakin rendah. Sehingga, semakin rendah pula cita-citanya untuk menjadi seorang pelukis.


(46)

3. Status Sekolah a. Pengertian

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Sekolah adalah organisasi kerja sebagai wadah kerjasama kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai organisasi, wadah tersebut merupakan alat dan bukan tujuan. Dengan kata lain sekolah adalah suatu bentuk ikatan kerjasama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Sekolah merupakan wujud relasi antar personal yang didasari berbagai motif, yang menjadi intensif ke satu arah dan kurang intensif ke arah yang lain (Nawawi, 1981:25).

b. Jenis-jenis Jenjang Sekolah

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Ditinjau dari sudut perkembangan anak dan dengan tidak melupakan berbagai faktor lain yang mempengaruhinya, maka penjenjangan sekolah di Indonesia diatur sebagai berikut (Nawawi, 1981:32) :

1) Menurut penjenjangan sekolah a) Taman kanak-kanak b) Sekolah dasar

c) Sekolah menengah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas


(47)

2) Menurut jenis sekolah

a) Sekolah umum, terutama dalam bentuk SD, SMP, SMA

b) Sekolah kejuruan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah, sehingga pada umumnya bertingkat sekolah lanjutan atas

c) Sekolah khusus untuk anak-anak yang menderita kelainan sehingga disebut SLB untuk anak cacat mental, tuna rungu, tuna wicara, dan anak-anak nakal.

d) Sekolah yang diselenggarakan oleh Departemen Agama dengan penjenjangan

3) Menurut penanggung jawab dalam melaksanakan sekolah

a) Sekolah negeri yakni sekolah dan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah

b) Sekolah bantuan yakni sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui bantuan badan tertentu, yang mendapat bantuan berupa pembiayaan dan tenaga guru pemerintah

c) Sekolah swasta yakni sekolah yang diselenggarakan sepenuhnya oleh masyarakat melalui suatu badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah. Sekolah lanjutan sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah, merupakan kelanjutan dari sekolah dasar yang diselenggarakan untuk anak-anak yang berumur 12-13 s/d 17-18 tahun. Sekolah dipisahkan menjadi 2 jenjang yaitu SMP dan SMA. Sekolah Menengah Atas diperuntukan bagi tamatan SMP yang pada umumnya berusia 15-16 s/d 17-18 tahun. Dengan demikian sekolah ini diselenggarakan dalam tiga jenjang ata tingkatan kelas secara vertical, yang terdiri dari kelas X s/d XII.

Berdasarkan Keputusan-Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah dapat dibagi menjadi dua yaitu:


(48)

1) Sekolah Negeri

Sekolah Negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah (kepala sekolah) negeri ini sebagai berikut:

a) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi: (1) Penyusunan program kerja sekolah.

(2) Peraturan kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan penilaian dan proses belajar serta bimbingan penyuluhan.

(3) Penyusunan Rencana dan Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS).

b) Pembinaan Kesiswaan

(1) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga pendidik lainnya.

(2) Penyelenggaraan administrasi sekolah.

(3) Perencanaan pengembangan, penyalahgunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

2) Sekolah Swasta

Sekolah Swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat. Tanggung jawab pengelola sekolah swasta diatur sebagai berikut.

a) Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan:

(1) Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan kurikulum. (2) Pembinaan dan pengembangan guru serta tenaga pendidik

lainnya.

(3) Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran. (4) Penyusunan pedoman pengembangan.

(5) Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan pemanfaatan peralatan pendidikan.

(6) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan.

b) Yayasan atau badan yang menyelenggarakan sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: (1) Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan guru serta

tenaga kependidikan lainnya.


(49)

(3) Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, dan perundangan sekolah.

(4) Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.

(5) Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas sekolah tanpa mengurangi struktur program.

Berdasar dari uraian di atas, sekolah merupakan organisasi kerja sebagai wadah kerjasama kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Sekolah dapat dibagi menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri merupakan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sedangkan, sekolah swasta merupakan sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.

c. Hubungan Status Sekolah Dengan Cita-Cita Siswa

Sekolah merupakan suatu bentuk ikatan kerjasama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Sekolah terbagi menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah. Sedangkan, sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui suatu badan atau yayasan tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah kecuali pengawasan dalam penyelenggaraannya (Nawawi, 1981:54-55).

Menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan


(50)

penyelenggaraan pendidikan nasional. Anggaran pendidikan dapat digunakan sebagai pembayaran gaji guru PNS dan honorer, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, penunjang kegiatan yang mendukung untuk meningkatnya pengetahuan siswa dan guru, maupun yang lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD diberikan untuk sekolah negeri.

Sedangkan, sekolah swasta tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Hal ini dikarenakan, sekolah swasta memperoleh dana yang berasal dari badan/yayasan tertentu. Tentunya, setiap dana yang dimiliki setiap sekolah swasta berbeda-beda. Namun pada umumnya, dana yang dimiliki sekolah negeri lebih besar dibanding sekolah swasta. Sehingga, sekolah negeri dapat memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah serta kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan pengetahuan siswa. Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah serta kegiatan menunjang yang dapat mendorong siswa untuk memiliki cita-cita tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sekolah negeri cenderung mempengaruhi cita-cita siswa SMK lebih tinggi dibanding sekolah swasta.

4. Jurusan SMK Asal a. Pengertian Jurusan

Jurusan diambil dari kata “jurus” yang artinya arah yang langsung, sedangkan jurusan sendiri memiliki arti bagian dari suatu fakultas atau


(51)

sekolah tinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan suatu bidang studi. Sehubung dengan hal diatas, Wiliamson (Gani :13) berpendapat bahwa di dalam penjurusan ini terdapat kaitan yang erat antara bimbingan penjurusan dengan bimbingan karir yaitu merupakan suatu proses yang bebas, meluas, dan berurutan. Para pembimbing diharapkan dapat memilihkan program studi, jurusan, studi lanjutan, atau pekerjaan. Para pembimbing diharapkan pula memperhatikan ciri-ciri kepribadian siswa dan pengaruh lingkungan terhadap diri siswa yang bersangkutan. Penjurusan dibentuk untuk memisahkan antara : inteligensi, bakat khusus, minat, dan kepribadian dengan dasar dari setiap faktor ini dapat diukur dengan indikatornya masing-masing.

b. Macam-macam Jurusan di SMK

Di dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki banyak pilihan jurusan sebagai berikut.

1) Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa a) Teknik Bangunan

b) Teknik Plumbing dan Sanitasi c) Teknik Survey dan Pemetaan d) Teknik Ketenagalistrikan

e) Teknik Pendingan dan Tata Udara f) Teknik Mesin

g) Teknik Otomotif h) Teknik Pesawat Udara i) Teknik Perkapalan j) Teknologi Tekstil k) Teknik Grafika

l) Geologi Pertambangan m)Instrumentasi Industri n) Teknik Kimia


(52)

p) Teknik Industri q) Teknik Perminyakan r) Teknik Elektronika

2) Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi a) Teknik Telekomunikasi

b) Teknik Komputer dan Informatika c) Teknik Broadcasting

3) Bidang Keahlian Kesehatan a) Kesehatan

b) Perawatan Sosial

4) Bidang Keahlian Seni, Kerajinan, dan Pariwisata a) Seni Rupa

b) Desain dan Produksi Kria c) Seni Pertunjukan

d) Pariwisata e) Tata Boga f) Tata Kecantikan g) Tata Busana

5) Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroindustri a) Agribisnis Produksi Tanaman

b) Agribisnis Produksi Ternak

c) Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan d) Mekanisasi Pertanian

e) Agribisnis Hasil Pertanian f) Kehutanan

6) Bidang Keahlian Bisnis Manajemen a) Administrasi

b) Keuangan c) Tata Niaga c. Tujuan Penjurusan

Penyelenggaraan Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas untuk melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa (Depdiknas 2007:3). Oleh sebab itu, terdapat beberapa hal yang harus diperbaharui sesuai dengan minat dan bakat yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Sehingga, para siswa


(53)

dijuruskan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian para siswa dijuruskan untuk (Gani :14) :

1) mengelompokan para siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama.

2) membantu mempersiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya.

3) membantu meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang baik ; dalam melanjutkan studi dan dunia kerjanya.

4) membantu memperkokoh keberhasilan, dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang ( kelanjutan studi dan dunia kerja).

Berdasar dari uraian di atas, jurusan diambil dari kata “jurus” yang artinya arah yang langsung, sedangkan jurusan memiliki arti mengenai suatu bidang studi. Di dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki banyak pilihan jurusan pada setiap bidang keahlian. Terdapat enam bidang keahlian, antara lain Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa; Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi; Bidang Keahlian Kesehatan; Bidang Keahlian Seni, Kerajinan, dan Pariwisata; Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroindustri; dan Bidang Keahlian Bisnis Manajemen.

d. Hubungan Jurusan SMK Asal Dengan Cita-Cita Siswa

Terdapat berbagai macam jurusan di SMK, peneliti menduga bahwa jurusan SMK asal dapat mempengaruhi cita-cita siswa SMK. Hal ini dikarenakan, jurusan merupakan bagian dari bidang sudi yang akan bermanfaat bagi kepentingan siswa yang bersangkutan untuk menjadi dirinya kelak (Gani, 1981:20). Berdasar pada manusia sebagai makhluk individu, yang memiliki persamaan dan perbedaan


(54)

antara individu satu dengan lainnya, maka setiap siswa memiliki cita-cita yang berbeda sesuai dengan jurusannya.

Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen memiliki 3 jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, serta Pemasaran. Pada penentuan dalam jurusan yang dilakukan oleh sekolah, siswa dapat dipilih masuk sesuai dengan tinggi rendahnya nilai UN. Nilai UN para pendaftar siswa SMK diurutkan dari nilai tertinggi sampai dengan terendah. Setelah itu, terdapat peringkat dalam penentuan jurusannya yaitu 1) Akuntansi, 2) Administrasi Perkantoran dan 3) Pemasaran. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat peringkat pada cita-cita yang dimiliki siswa pada jurusan yaitu 1) Akuntansi, 2) Administrasi Perkantoran dan 3) Pemasaran.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Desak Putu Kartiwi mengenai Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Ditinjau Dari Bakat Numerik Dan Kecemasan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kuta. Penelitian ini merupakan eksperimen semu yang ingin melihat mengenai hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan, baik pada model pembelajaran berbasis masalah maupun pada model pembelajaran konvensional. Pemilihan metode desain kovarian ini disesuaikan dengan data yang diharapkan, yaitu perbedaan prestasi belajar matematika sebagai akibat perlakuan yang diberikan dengan mempertimbangkan pengaruh bakat numerik dengan kecemasan siswa. Dalam penelitian ini telah


(55)

ditemukan korelasi yang signifikan antara bakat numerik dan prestasi belajar matematika. Setelah penelitian ini dikendalikan oleh bakat numerik dan kecemasan siswa, terdapat perbedaan prestasi belajar. Dari hasil analisis didapat rata-rata bahwa bakat numerik siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah sebesar 78,21. Sedangkan, rata-rata dari bakat numerik siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis konvensional sebesar 73,68. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah memiliki rata-rata bakat numerik yang lebih besar daripada rata-rata bakat numerik siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis konvensional. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa bakat numerik berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika yang mengikuti model pembelajaran inovatif. Selain itu, bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang; orang yang berbakat matematika akan mampu mencapai prestasi tinggi di bidang tersebut.

2. Penelitian Eva Nurhidayati mengenai Pengaruh Asal Jurusan Dan Kompetensi Dosen Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi D III Kebidanan Universitas Wiraraja Sumenep. Salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh asal jurusan mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian telah diketahui bahwa 30 (57,7%) mahasiswa yang asal jurusannya IPS dengan prestasi memuaskan, 2 (3,8%) mahasiswa yang asal jurusannya IPS dengan prestasi sangat memuaskan, 7 (13,5%) mahasiswa dengan jurusan


(56)

IPA memiliki prestasi memuaskan dan 6 (11,5%) mahasiswa jurusan IPA memiliki prestasi pujian. Hasil ini sudah dapat menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif dari variabel asal jurusan dan prestasi belajar. Asal jurusan IPA merupakan jurusan yang sesuai untuk membangun dasar yang kuat dalam menempuh ilmu kebidanan.

3. Penelitian Tiara Panji Suhatno mengenai Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Status Sekolah. Penelitian survei ini dilakukan pada siswa-siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Salah satu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sekolah. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah siswa. Artinya siswa yang berasal dari sekolah negeri memperkuat pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.

4. Penelitian Fitri Andayani mengenai Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Sistem Ganda, Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Karir, dan Prestasi Belajar Siswa dengan Cita-Cita Siswa Setelah Lulus Sekolah Menengah. Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK YPKK 1 Sleman. Salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah


(57)

menengah. Dari hasil penelitian, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah, dengan diterimanya hipotesis ini bahwa belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Oleh sebab itu, jika seseorang semakin berprestasi dalam belajar, maka cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah dapat diwujudkan.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Bakat Terhadap Cita-Cita Siswa

Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih memerlukan latihan dan pengembangan secara serius dan sistematis. Kemampuan khusus yang dimiliki seseorang akan berkembang apabila orang tersebut mau menyadari bahwa bakat yang dimilikinya akan sangat berpengaruh terhadap pilihan cita-citanya, mau mengenal bakat yang dimilikinya secara mendalam sehingga dapat menjadikannya sebagai landasan untuk merencanakan kehidupan di masa depan dan mau berlatih atau mengasah bakatnya secara terus-menerus (Mulyaningtyas dan Yusup;2007 : 11).

Cita-cita merupakan suatu keinginan akan masa depan yang dipikirkan oleh seseorang untuk dicapai. Untuk menggapai keinginan di masa depan, seorang manusia perlu menemukan potensi yang ada di dalam dirinya. Setelah itu, ia harus mengasah potensi yang dimilikinya hingga


(58)

mencapai suatu kecakapan ataupun keterampilan khusus. Dari kecakapan ataupun keterampilan khusus ini, ia dapat menjadikannya sebagai cita-cita di dalam hidupnya.

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi bakat yang dimiliki siswa, diduga semakin tinggi cita-citanya. Selain itu, semakin rendah bakat yang dimiliki siswa, diduga semakin rendah cita-citanya. Misalnya, siswa memiliki bakat dalam seni melukis. Jika siswa ini semakin melatih dirinya untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya juga semakin tinggi. Sehingga, semakin tinggi pula cita-citanya untuk menjadi seorang pelukis. Sebaliknya, jika siswa ini kurang melatih dirinya untuk melukis, maka bakat yang dimilikinya juga semakin rendah. Sehingga, semakin rendah pula cita-citanya untuk menjadi seorang pelukis.

2. Pengaruh Status Sekolah Terhadap Cita-Cita Siswa

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang terbagi menjadi dua macam yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan sepenuhnya oleh masyarakat melalui badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah. Sedangkan, sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah (Nawawi, 1981:54-55).

Menurut UUD 1945 pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan


(59)

pendidikan nasional. Anggaran pendidikan dapat digunakan sebagai pembayaran gaji guru PNS dan honorer, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, penunjang kegiatan yang mendukung untuk meningkatnya pengetahuan siswa dan guru, maupun yang lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD diberikan untuk sekolah negeri.

Sedangkan, sekolah swasta tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Hal ini dikarenakan, sekolah swasta memperoleh dana yang berasal dari badan/yayasan tertentu. Tentunya, setiap dana yang dimiliki setiap sekolah swasta berbeda-beda. Namun pada umumnya, dana yang dimiliki sekolah negeri lebih besar dibanding sekolah swasta. Sehingga, sekolah negeri dapat memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah serta kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan pengetahuan siswa. Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah serta kegiatan menunjang yang dapat mendorong siswa untuk memiliki cita-cita tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sekolah negeri diduga dapat mempengaruhi cita-cita siswa SMK lebih tinggi dibanding sekolah swasta.

3. Pengaruh Jurusan SMK Asal Terhadap Cita-Cita Siswa

Seorang siswa yang telah memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), akan memiliki cita-cita sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Hal ini dikarenakan, jurusan merupakan bagian dari bidang sudi yang akan bermanfaat bagi kepentingan siswa yang bersangkutan untuk menjadi


(60)

individu, yang memiliki persamaan dan perbedaan antara individu satu dengan lainnya, maka setiap siswa memiliki cita-cita yang berbeda sesuai dengan jurusannya. Siswa yang memilih Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, maka siswa akan memiliki cita-cita sesuai dengan jurusannya. Sehingga, hal ini dapat menimbulkan perbedaan pada cita-cita yang dimiliki oleh siswa SMK.

Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen memiliki 3 jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, serta Pemasaran. Pada penentuan dalam penjurusan yang dilakukan oleh sekolah, siswa dapat dipilih masuk sesuai dengan tinggi rendahnya nilai UN. Nilai UN para pendaftar siswa SMK diurutkan dari nilai tertinggi sampai dengan terendah. Setelah itu, terdapat peringkat dalam penentuan jurusannya yaitu 1) Akuntansi, 2) Administrasi Perkantoran dan 3) Pemasaran. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat peringkat pada tingkat cita-cita yang dimiliki siswa berdasarkan jurusan SMK asal yaitu 1) Akuntansi, 2) Administrasi Perkantoran dan 3) Pemasaran.


(61)

D. Paradigma Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir pada sub bab sebelumnya, adapun bagan paradigma penelitian yang dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Keterangan: X1 : Bakat

X2 : Status Sekolah X3 : Jurusan SMK Asal Y : Cita-cita Siswa SMK

X1

X2

X3


(62)

E. Rumusan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2014:84), hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, maka ada keterkaitan antara perumusan masalah dengan hipotesis, karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian. Pertanyaan harus dijawab pada hipotesis. Jawaban pada hipotesis ini didasarkan pada teori. Berdasarkan kajian teori yang telah didapat peneliti, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. ada pengaruh positif dan signifikan bakat terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

2. ada pengaruh positif dan signifikan status sekolah terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

3. ada pengaruh positif dan signifikan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan.


(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan menggunakan metode ex post facto. Deskriptif korelasional yaitu mendeskripsikan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Menurut Muhadi (2011:71), penelitian ex post facto menunjukkan bahwa penelitian dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan kejadian secara alami. Sehingga, peneliti tidak dapat melakukan suatu kontrol secara langsung terhadap variabel bebas karena pada hakekatnya tidak dapat dimanipulasikan.

Selain itu, penelitian ini juga merupakan studi kasus. Studi kasus dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bakat, status sekolah dan jurusan SMK asal terhadap cita-cita siswa SMK. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di kota Yogyakarta. Sehingga, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku pada sekolah yang diteliti dan tidak berlaku pada sekolah lainnya yang berada diluar populasi.


(64)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua SMK Negeri dan tujuh SMK Swasta pada Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen dengan Program Keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Pemasaran di Kota Yogyakarta, yang tersaji pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Tempat Penelitian SMK Negeri dan Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

No Nama Sekolah Status Bidang Keahlian

1. SMK N 1 Negeri Bisnis dan Manajemen

2. SMK N 7 Negeri Bisnis dan Manajemen

3. SMK Muhammadiyah 1 Swasta Bisnis dan Manajemen 4. SMK Muhammadiyah 2 Swasta Bisnis dan Manajemen 5. SMK Marsudi Luhur Swasta Bisnis dan Manajemen 6. SMK Bopkri 1 Swasta Bisnis dan Manajemen

7. SMK Piri 3 Swasta Bisnis dan Manajemen

8. SMK Koperasi Swasta Bisnis dan Manajemen 9. SMK Pembangunan Swasta Bisnis dan Manajemen

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan April 2016.


(65)

C. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel pokok yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable.

a. Variabel bebas atau independent variable

Menurut Nawawi (1983: 50), variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain, yang pada gilirannya gejala atau faktor atau unsur yang kedua disebut dengan variabel terikat. Sedangkan menurut Sugiyono (2006: 3), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bakat, status sekolah, dan jurusan SMK asal. b. Variabel terikat atau dependent variable

Menurut Nawawi (1983:57), variabel terikat yaitu himpunan sejumlah gejala atau unsur yang ada atau muncul yang dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah cita-cita siswa SMK.


(66)

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel cita-cita dan variabel bakat diukur dengan menggunakan skala sikap dari likert yang dimodifikasi menjadi 4 (empat) opsi jawaban yaitu Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, Tidak Setuju. Untuk pernyataan positif jawaban Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, Tidak Setuju secara berurutan diberi skor 4, 3, 2, 1 sedangkan pernyataan yang bersifat negatif Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, Tidak Setuju diberi skor 1, 2, 3,4.

b. Variabel Status Sekolah merupakan variabel ordinal yang digolongkan ke dalam sekolah negeri dan sekolah swasta. Pengkategorian variabel ini meliputi Negeri diberi skor 1, dan Swasta diberi skor 2.

c. Variabel Jurusan SMK Asal adalah Sekolah Menengah Kejuruan di Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Variabel ini merupakan variabel ordinal. Pengkategorian variabel ini meliputi jurusan Akuntansi diberi skor 1, Administrasi Perkantoran diberi skor 2, dan Pemasaran diberi skor 3.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(67)

Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa SMK kelas XI Kota Yogyakarta yang berjumlah 656 siswa. Berikut telah disajikan tabel populasi SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di kota Yogyakarta.

Tabel 3.2

Populasi SMK Kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta

No Nama Sekolah Status Sekolah Jumlah

Siswa

1 SMK Negeri 1 Negeri 191

2 SMK Negeri 7 Negeri 192

3 SMK Muhammadiyah 1 Swasta 35

4 SMK Muhammadiyah 2 Swasta 48

5 SMK Marsudi Luhur 1 Swasta 13

6 SMK Bopkri 1 Swasta 33

7 SMK Piri 3 Swasta 23

8 SMK Koperasi Swasta 92

9 SMK Pembangunan Swasta 29

Jumlah Keseluruhan 656

2. Ukuran Sampel

Menurut Sugiyono (2014: 62) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian yaitu sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Muhadi (2011:33), dalam statistika inferensial kita harus mengetahui mengenai karakteristik populasi, yang pada umumnya dilakukan berdasarkan pada data sampel yang diambil dari


(68)

populasi yang bersangkutan. Untuk menentukan ukuran sampel ditentukan berdasarkan rumus Solvin (Siregar, 2014:61) yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan atau Margin of Error sebesar 5% Dengan perhitungan sebagai berikut.

Dengan rumus Solvin, diperoleh sampel untuk SMK sebesar 248. Berdasarkan pertimbangan peneliti, maka peneliti memutuskan untuk menambah 10% lebih banyak sebagai bentuk antisipasi kesalahan ataupun kerusakan data pada saat pengambilan. Sehingga, hasil penentuan ukuran sampel SMK diperoleh sebesar 273 siswa.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik penarikan atau pengambilan sampel penelitian (Bungin, 2011:115). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan terhadap sampel unit (individu), dimana sampling unitnya berada dalam satu kelompok (cluster).


(69)

Pada penelitian ini disajikan langkah-langkah dalam penentuan sampel sebagai berikut.

a. Menentukan Sekolah

SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta terdiri dari dua SMK Negeri dan tujuh SMK Swasta. Sampel penelitian diambil dari dua SMK Negeri dan tujuh SMK Swasta tersebut. Berikut ini disajikan tabel daftar SMK Negeri dan SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen.

Tabel 3.3

Daftar SMK Negeri dan SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

No Nama Sekolah Status Sekolah

1 SMK Negeri 1 Negeri

2 SMK Negeri 7 Negeri

3 SMK Muhammadiyah 1 Swasta

4 SMK Muhammadiyah 2 Swasta

5 SMK Marsudi Luhur 1 Swasta

6 SMK Bopkri 1 Swasta

7 SMK Piri 3 Swasta

8 SMK Koperasi Swasta

9 SMK Pembangunan Swasta

b. Menentukan Kelas dan Jumlah Siswa Sebagai Sampel

Kelas yang dipilih sebagai sampel yaitu kelas XI Program Keahlian Akuntansi, Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran. Dengan pertimbangan bahwa kelas XI telah mengalami penyesuaian dengan


(70)

bidang keahlian yang dipilihnya dan tidak sedang menyiapkan ujian. Sehingga data yang diperoleh dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Langkah pertama yaitu menghitung proporsi berdasarkan status sekolah. Pada status sekolah negeri mendapat proporsi 58% dan swasta mendapat proporsi 42%. Berikut disajikan tabel hasil proporsi dari populasi kelas XI SMK Negeri dan Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen.

Tabel 3.4

Hasil Proporsi dari Populasi Kelas XI SMK Negeri dan Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

No Nama Sekolah Status

Sekolah

Jumlah

Siswa Proporsi

1 SMK Negeri 1 Negeri 191

58%

2 SMK Negeri 7 Negeri 192

3 SMK Muhammadiyah 1 Swasta 35

42% 4 SMK Muhammadiyah 2 Swasta 48

5 SMK Marsudi Luhur 1 Swasta 13

6 SMK Bopkri 1 Swasta 33

7 SMK Piri 3 Swasta 23

8 SMK Koperasi Swasta 92

9 SMK Pembangunan Swasta 29

Jumlah Keseluruhan 656 100%

Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa proporsi siswa di SMK Negeri yaitu 58%, maka jumlah siswa yang dibutuhkan sebagai sampel yaitu 158 siswa (273 siswa x 58%). Sedangkan, proporsi siswa di SMK Swasta yaitu 42%, maka jumlah siswa yang dibutuhkan


(71)

sebagai sampel yaitu 115 siswa (273 siswa x 42%). Jumlah siswa yang ditentukan ini sifatnya tidak mutlak, namun harus melebihi jumlah tersebut.

Langkah kedua adalah menentukan proporsi kelas yang ada di SMK Negeri dan SMK Swasta. Berikut telah disajikan tabel hasil proporsi kelas XI pada Program Keahlian Akuntansi, Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran.

Tabel 3.5

Jumlah Kelas Sampel Pada Program Keahlian Akuntansi (Ak), Pemasaran (Pm), dan Administrasi Perkantoran (AP)

Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan bahwa jumlah kelas sampel di SMK Negeri yaitu 6 dan SMK Swasta yaitu 7. Selanjutnya, diasumsikan bahwa jumlah siswa tiap kelas di SMK Negeri yaitu 30 dan SMK Swasta yaitu 20. Sehingga, jumlah keseluruhan siswa sebagai

No Nama Sekolah Kelas XI Proporsi

Kelas XI

Jumlah Kelas Sampel

Ak Pm AP Jumlah

1 SMK Negeri 1 2 2 2

12 kelas

2 SMK Negeri 7 3 1 2 46% 6 kelas

Jumlah Kelas SMK Negeri 5 3 4

3 SMK Muhammadiyah 1 1 - -

14 kelas

4 SMK Muhammadiyah 2 1 - 1

5 SMK Marsudi Luhur 1 1 - 1

6 SMK Bopkri 1 1 - 1 54% 7 kelas

7 SMK Piri 3 1 - 1

8 SMK Koperasi 3 1 -

9 SMK Pembangunan 1 - -

Jumlah Kelas SMK Swasta 9 1 4


(72)

sampel yaitu 320 siswa, yang terdiri dari siswa SMK Negeri: 180 siswa dan SMK Swasta: 140 siswa.

Langkah ketiga adalah menentukan jumlah kelas untuk masing-masing jurusan baik SMK Negeri maupun SMK Swasta. Berikut disajikan tabel jumlah kelas tiap jurusan sebagai berikut.

Tabel 3.6

Jumlah Kelas Sampel Tiap Jurusan

Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa jumlah kelas tiap jurusan pada SMK Negeri yaitu Akuntansi = 3, Pemasaran = 1 dan Administrasi Perkantoran = 2. Sedangkan, jumlah kelas tiap jurusan pada SMK Swasta yaitu Akuntansi = 4, Pemasaran = 1 dan Administrasi Perkantoran = 2.

Langkah keempat yaitu melakukan pengambilan kelas secara acak yang berada di SMK Negeri maupun SMK Swasta. Setelah dilakukan pengambilan kelas secara acak, terdapat perubahan jumlah kelas tiap jurusan pada SMK Swasta yaitu Akuntansi = 3, Pemasaran = 1 dan No. Nama

Sekolah

Jumlah Kelas XI Jumlah Kelas Sampel Proporsi Kelas Sampel Jumlah Kelas Sampel (Jumlah Kelas XI x Proporsi

Kelas Sampel)

AK Pm AP Ak Pm AP

1. SMK

Negeri 5 3 4 6

6/12 x 100% = 50%

3 1 2

2.

SMK

Swasta 9 1 4 7

7/14 x 100% = 50%

4 1 2


(1)

175 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

176 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

177 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

178 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

179 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

180 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

CITA-CITA PERKERJAAN DAN PILIHAN PEMINATAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI SUMATERA BARAT.

0 3 1

PRODUKTIVITAS SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN: Studi tentang Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, Iklim Sekolah, dan Fasilitas Pembelajaran terhadap Produktivitas SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Bandung.

3 11 76

Pengaruh jenis pekerjaan orang tua, status sekolah, dan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Studi kasus pada siswa SMK kelas XI bidang keahlian bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMA . Studi kasus pada siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi terhadap cita-cita siswa setelah menyelesaikan pendidikan di SMK. Studi kasus pada siswa SMK kelas XI bidang keahlian bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh pendidikan orang tua, bakat, dan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa. Studi kasus: siswa SMK kelas XI bidang keahlian bisnis dan manajemen di kota Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh status sekolah, motivasi belajar, dan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa Sekolah Menengah Atas. Studi kasus pada siswa kelas XI SMA se-kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh jenis kelamin, jurusan asal di SMA, dan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa sekolah menengah atas : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.

0 0 199

PerkenalanSiswaKelasVIIITanggapan

0 3 7

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA (SMK) SE-KOTA SEMARANG.

1 3 213