Bentrok selalu terjadi baik itu di dalam stadion maupun di luar

kalau ada paserbumi ya udah yang penting saya nggak kena. subjek KC Tidak jarang tindakan yang bermula dari ikut-ikutan tanpa tahu asal muasal masalah tersebut yang awalnya marupakan masalah pribadi akan merambat pada konflik yang melibatkan massa lebih banyak dan berakhir pada konflik yang lebih besar antar kelompok suporter Tapi ada yang dia ikut cuma ikut ikutan lah kebanyakan yang itu malahan mereka nggak ngerti asal usulnya seperti apa langsung main jotos yang kena kan malah kelompok yang lebih besar. subjek Gl jadi ada masalah pribadi dia mempunya temen banyak dan dia juga mempunyai temen banyak trapi masih dalam satu wadah lha dalam kesempatan itu mereka manfaatkan untuk saling melampiaskan dendam itu juga menjadi faktor terjadinya pemicu kerusahan dalam stadion. subjek Gy Ketika berada dalam massa yang memiliki jumlah lebih besar anggota kelompok akan lebih berani untuk melakukan kerusuhan dibandingkan ketika berada pada suatu kelompok massa yang jumlahnya relatif sedikit. tindakan biasanya ketika mereka berkelompok besar biasanya kalau mereka kelompok kecil jarang banget saya melihat tindakan tindakan yang menimbulkan konflik tapi ketika mereka kelompok besar massa ratusan sampai ribuan mereka akan bikin onar mereka akan mempunyai keberanian. subjek Gj kalau untuk kerusuhan kelompok besar itu ya itu tadi ketika mereka kelompok besar mereka akan berani melempar ke lapangan mengejek tapi ketika kelompok kecil sangat jarang. subjek Gj

C. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, ada tiga hal pokok yang ditemukan. Pertama, konflik antar suporter sepakbola yang termanifestasikan dalam bentuk bentrokan antar suporter berawal dari keadaan saling ejek yang dilakukan antar suporter. Ejekan yang muncul cenderung merendahkan suporter lawan terutama ketika salah satu tim yang di dukung mengalami kekalahan. Selain karena saling ejek yang dilakukan oleh para suporter, bentrokan yang terjadi juga diperparah oleh anggota kelompok yang tidak mengerti akar permasalahan konflik yang sebenarnya dan hanya ikut-ikutan terlibat dalam konflik yang terjadi karena merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut. Terulangnya konflik antar suporter sepakbola juga disebabkan oleh faktor sejarah atau ingatan masa lalu. Ingatan akan kekerasan yang dialami oleh kelompok dimasa cenderung akan mempengaruhi kelompok untuk membalas tindakan tersebut. Konflik antar suporter yang terjadi disebabkan keadaan saling ejek yang terjadi antar suporter seperti yang diungkapkan GL. Ejekan yang dikeluarkan oleh suporter bernada hinaan terhadap kelompok lain. Ejekan yang dilakukan oleh suporter bertujuan untuk merendahkan kelompok lain dan untuk menunjukkan superioritas yang dimiliki oleh kelompok seperti yang diungkapkan Meek dalam Madyaningrum, 2010 kelompok akan lebih cenderung mengunggulkan kelompoknya sendiri dan berusaha untuk merendahkan kelompok lain. Identitas sebagai suporter terkadang terbawa oleh individu dalam kesehariannya seperti yang di ungkapkan oleh GJ yang mengatakan saling mengejek juga dilakukan ketika bertemu ataupun berpapasang saat dijalan. Konflik terjadi tidak hanya kareana saling ejek antar suporter. Hasil pertandingan dimana salah satu tim yang bertanding mengalami kekalahan juga dapat berpengaruh terhadap munculnya konflik antar suporter. Tidak terima dengan kekalahan tim yang didukung tidak jarang dilampiaskan oleh suporter dengan menyerang kelompok suporter lain seperti yang diungkapkan oleh subejk GJ. Suporter tidak terima jika tim kebanggan yang didukungnya sampai kalah dalam sebuah pertandingan sepakbola terutama jika tim yang didukung bentindak sebagai tuan rumah dalam sebuah pertandingan. Selain GJ, GY juga mengatakan jika permainan buruk yang diperlihatkan oleh tim yang berakibat kekalahan terkadang membuat suporter marah terutama jika bertindak sebagai tuan rumah. Myers 1999 mengemukakan jika konflik juga didefinisikan sebagai