Tujuan Penelitian Teori Perilaku

b. Manfaat praktis 1 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan pertimbangan dalam pemberian informasi yang meliputi penyuluhan atau iklan kepada masyarakat khususnya kalangan mahasiswa tentang perilaku penggunakan produk pelangsing tubuh, dan juga penggunaan obat tanpa resep dokter secara rasional, khususnya produk pelangsing tubuh, dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga penggunaan yang belum tepat dan benar dapat dicegah dan dikurangi. 2 Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi pihak-pihak yang terkait untuk menggunakan produk pelangsing tubuh dikalangan mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma, sehingga dalam penggunaannya tidak terjadi pengguna-salahan, dan penyalahgunaan obat.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui motivasi, dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik subyek penelitian. b. Memperoleh gambaran motivasi dari subyek penelitian. c. Memperoleh gambaran mengenai pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh dari subyek penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Teori Perilaku

Notoatmodjo 1993 mendefinisikan perilaku manusia sebagai hasil refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya. Namun demikian, pada realitasnya sulit dibedakan gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang, apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, diantaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosio budaya masyarakat, dan sebagainya. Perilaku merupakan respon dari seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar atau dalam dirinya dan perilaku seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya Sarwono, 1997. Beberapa teori yang sering digunakan untuk menganalisis perilaku kesehatan individu maupun suatu kelompok masyarakat yaitu teori aksi Weber dan teori adopsi inovasi Rogers. 1.Teori Weber Dalam teori aksi yang dikenal sebagai teori bertindak, Max Weber berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Talcott dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi merupakan respon mekanik terhadap suatu stimulus 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bukan perilaku, sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons yang utama bukanlah tindakan individu, melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku. Gambar 1. A Teori aksi Weber dan B Parsons Sarwono,1997 PERILAKU INDIVIDU Sistem Sosial Sistem Budaya Sistem Kepribadian TINDAKAN INDIVIDU A. B. Pengalaman Persepsi Pemahaman Penafsiran Stimulus Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepribadian dari masing-masing individu. Keterkaitan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan perannya. Individu menduduki suatu tempat tertentu dalam setiap sistem sosial dan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem aturan tersebut dan perilaku individu ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya Sarwono,1997. 2. Teori adopsi inovasi Rogers Menurut teori inovasi Rogers, implisit dalam proses perubahan perilaku adalah adanya suatu gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diharapkan untuk diterima oleh individu tersebut. Teori ini dikenal sebagai innovation decisions prosess. Proses ini terdiri dari lima tahap, yaitu mengetahui atau menyadari tentang adanya ide baru awareness, menaruh perhatian terhadap ide tersebut interest, memberikan penilaian evaluation, mencoba memakainya trial, dan apabila menyukainya maka setuju untuk menerima ide atau hal baru tersebut adaption. Dari pengalaman di lapangan serta penelitian mengenai penerapan teori ini ternyata membuat Rogers menyimpulkan bahwa proses adopsi ini tidak berhenti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak. Situasi ini kelak dapat berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, Rogers mengubah teori itu dan membagi proses pembuatan keputusan menjadi empat tahap, yaitu: a.tahap knowledge Mula-mula individu menerima informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan suatu ide baru, ini menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang objek atau topik tersebut. b.tahap persusion Oleh petugas kesehatan, tahap knowledge tersebut digunakan untuk membujuk atau meningkatkan motivasi individu guna bersedia menerima objek atau topik yang dianjurkan tersebut. c. tahap decision Tergantung pada hasil persuasi petugas atau pendidik kesehatan dan pertimbangan pribadi individu maka dalam tahap decision dibuatlah keputusan untuk menerima atau justru menolak ide tersebut. d. tahap confirmation Pada tahap penguatan ini, individu akan meminta dukungan dari lingkungan atas keputusan yang telah diambil tersebut. Bila lingkungan memberikan dukungan positif maka perilaku yang baru tersebut tetap dipertahankan, sedangkan bila ada keberatan dan kritik dari lingkungan terutama dari kelompok acuannya, maka biasanya adopsi itu tidak jadi dipertahankan dan individu tersebut kembali lagi pada perilaku semula. Sebaliknya suatu penolakan pun akan dapat berubah menjadi adopsi apabila lingkungannya justru memberikan dukungan agar individu menerima ide baru tersebut. Tidak setiap orang mempunyai kecepatan yang sama dalam hal mengadopsi sesuatu yang baru, hal ini dapat dilihat dalam gambar 2 di bawah ini Sarwono,1997. Pengetahuan Pertimbangan Keputusan Diterima Ditolak adopsi Tetap Ditolak Tetap Ditolak diadopsi ditolak Penguatan Gambar 2. Proses adopsi inovasi Rogers Sarwono,1997 Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam, maupun dari luar individu Sarwono, 1997. Menurut Dharmmesta dan Handoko 2000, Faktor-faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok- kelompok sosial, kelompok referensi, dan keluarga, sedangkan faktor intern yang berpengaruh pada perilaku konsumen, meliputi motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian, dan konsep diri, serta sikap. Faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku : 1. motivasi Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan, dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan. Sumber yang mendorong terciptanya suatu kebutuhan tersebut dapat berasal dari dalam orang itu sendiri atau dari lingkungannya sekitar Dharmmesta dan Handoko, 2000, sedangkan menurut Sarwono 1997 motivasi adalah dorongan yang bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan, dorongan ini diwujudkan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan atau keinginan yang harus dipenuhi. Keinginan itu akan mendorong individu untuk melakukan suatu tindakan agar tujuan tercapai. Motivasi yang rendah biasanya menghasilkan suatu tindakan yang kurang kuat, dan pengetahuan yang diketahui cukup tinggi. 2. pengetahuan Pengetahuan adalah sebagai unsur-unsur yang mengisi akal dan alami jiwa seseorang yang sadar, yang secara nyata terkandung didalam otaknya. Pengetahuan akan menimbulkan suatu gambaran, persepsi, konsep, dan fantasi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terhadap segala hal yang diterima dari lingkungannya melalui panca indranya Dharmmesta dan Handoko, 2000. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dan penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Berdasarkan pengalaman, dan penelitian terlebih dahulu bukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

B. Kegemukan

Dokumen yang terkait

STUDI TERHADAP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Pada Bangunan Kampus III Universitas Sanata Dharma STUDI TERHADAP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Pada Bangunan Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 2 14

Tingkat kepuasan kerja karyawan kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2015.

0 3 76

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma : studi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pemakai jasa Perpustakaan Kampus I Mrican.

0 1 126

Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 203

Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 95

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 149

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Kajian motivasi dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 122

Kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 147