Kegemukan Kajian motivasi dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

terhadap segala hal yang diterima dari lingkungannya melalui panca indranya Dharmmesta dan Handoko, 2000. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dan penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Berdasarkan pengalaman, dan penelitian terlebih dahulu bukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

B. Kegemukan

1. Definisi kegemukan Kegemukan didefinisikan sebagai terdapatnya lemak tubuh dalam jumlah abnormal, yang mengakibatkan kegemukan dan overweight pada keadaan tinggi badan, dan jumlah otot tertentu. Kegemukan dapat mencetuskan resistensi insulin dan hiperinsulinemia, yang akhirnya bisa memicu terjadinya diabetes, dan juga meningkatkan risiko akan hipertensi Tjay dan Raharja, 2002. Kegemukan sendiri ada 2 macam, yaitu overweight dan obesitas. Overweight adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal dengan batasan berat badan antara 10-20 dari berat badan normal. Sementara obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal, dengan batasan berat badan di atas 20 dari berat badan normal Anonim,2006. 2. Faktor penyebab kegemukan Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kelebihan berat badan atau kegemukan pada seseorang, diantaranya faktor genetika bawaan, serta pola dan gaya hidup. Pola makan dan gaya hidup merupakan faktor yang memiliki peran penting dalam terjadinya kegemukan. Pola makan dan gaya hidup yang dimaksud antara lain yaitu pola intake pemasukan makanan, dan penggunaan energi yang tidak seimbang. Pola intake adalah keseimbangan zat-zat makanan yang dikonsumsi dalam tubuh, baik jumlah dan mutu gizinya. Penggunaan energi merupakan pengeluaran kalori dalam tubuh melalui aktivitas sehari-hari dan olah raga Anonim, 2004. Faktor- faktor lain penyebab kegemukan : a. kebiasaan makan yang buruk, seperti konsumsi makanan yang melebihi kebutuhan tubuh b. kebiasaan ”mengemil” c. adanya anggapan yang salah, yaitu bahwa anak yang gemuk adalah sehat; sehingga anak makan terus tanpa kontrol d. gangguan hormonal, seperti kelainan hormon insulin dan tiroid. Kelainan ini menyebabkan gangguan metabolisme zat gizi di dalam tubuh, namun kelainan ini jarang ditemukan e. faktor keturunan genetik f. faktor psikologi stres 3. Terapi kegemukan Terapi kegemukan yang tepat pada dasarnya adalah mengatur pola makan, dan latihan fisik atau gerak badan. Upaya untuk mengatasi kegemukan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi perlu diingat bahwa untuk menurunkan berat badan harus memperhatikan faktor-faktor seperti dibawah ini agar nantinya tidak menimbulkan masalah baru bagi kesehatan. a. kesadaran akan pentingnya penampilan maupun kesehatan membuat para penderita kegemukan berupaya menurunkan berat badan mereka, tapi sayangnya sebagian dari mereka menempuh cara yang kurang tepat untuk menurunkan berat badannya, seperti menjalankan diet ketat dengan kandungan kalori yang sangat rendah, sehingga melampaui batas aman dan membahayakan tubuh. b. penggunaan mesin-mesin modern penurun berat badan dalam waktu yang sangat singkat dan tidak proporsional. c. melakukan olah raga secara tidak teratur dan terukur. d. minum pil dan obat-obatan penurun berat badan yang berdampak negatif bagi kesehatan. Penatalaksanaan berat badan merupakan upaya yang harus dijalankan secara bersamaan dan terus menerus. Penerapan penatalaksanaan berat badan harus secara terpadu holistik dengan 4 konsep pendekatan, yaitu: perencanaan makan, aktivitas fisikolahraga, perubahan perilaku dan pengobatan, hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Penurunan berat badan secara signifikan dapat dicapai dengan pendekatan holistik yang meliputi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 perencanaan makan pagi yang benar Makan secara teratur tiga kali dalam sehari dengan komposisi yang tepat, yaitu karbohidrat 50, protein 20 dan lemak 30 dari total kalori. 2 aktivitas fisikolah raga Dengan berolah raga, energi yang kita keluarkan akan meningkat, otot tubuh pun akan menjadi kencang dan secara psikologis orang yang rajin berolah raga biasanya juga lebih fit dan lebih percaya diri. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah aerobik seperti jalan kaki, joging, ataupun berenang. Selain itu olahraga yang teratur akan menjadikan tubuh menjadi mesin pembakar lemak yang efektif. 3 perubahan tingkah laku Perubahan tingkah laku yang dimaksudkan adalah menanamkan motivasi dan disiplin diri dalam usaha penurunan berat badan. Termasuk di sini adalah membiasakan diri merencanakan makan yang benar dan berolahraga sesuai yang dianjurkan serta menghindari makanan berlemak sebagai pelampiasan stres 4 pengobatan Berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang memungkinkan penurunan berat badan yang lebih efektif dan menjaga penurunan berat badan. Ada dua mekanisme kerja obat-obat penurun berat badan, yaitu golongan penekan nafsu makan yang bekerja di susunan syaraf pusat, dan penghambat penyerapan lemak yang bekerja secara lokal di usus. Jenis obat yang bekerja secara lokal di usus ini relatif aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang dan efek samping yang minimal Dengan pendekatan holistik ini maka penurunan berat badan dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Namun lain halnya, jika penurunan berat badan tidak secara holistik, maka yang sering terjadi adalah seseorang tersebut akan mengalami sindroma yoyo, yaitu dimana berat tubuh dapat turun dengan cepat tetapi kemudian melonjak kembali dengan total timbangan yang lebih banyak Anonim, 2006. Gambar 3. Penatalaksanaan berat badan dengan pendekatan holistik Prinsip terapi dari kegemukan dan obesitas adalah pengaturan pola makan diet yang sehat dan meningkatkan aktifitas fisik. Untuk itu, sebaiknya bagi penderita yang mengalami masalah ini, segera berkonsultasi kepada dokter, bahkan jika perlu seorang ahli gizi medik. Hal ini penting untuk menentukan diet dan aktifitas fisik yang sesuai dan aman untuk penderita obesitas ataupun overweight . Hindarilah mencoba mengatur sendiri diet yang terlalu ketat, karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hal ini seringkali menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi. Upaya untuk mengkonsumsi obat-obatan pelangsing tubuh yang dijual secara bebas tidaklah selalu aman Wahyu, 2006. Hal penting yang perlu diingat, jika ingin menurunkan berat badan, disarankan untuk tetap mengkonsumsi berbagai jenis asupan dengan komposisi gizi seimbang terdiri dari karbohidrat 50, protein 20 dan lemak 30 dari total kalori. Ini dikarenakan tubuh tetap memerlukan zat gizi tersebut untuk energi, metabolisme, dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Selain itu, tubuh juga memerlukan vitamin dan mineral untuk mengatur cairan, pembentukan sel darah, membantu proses metabolisme dan membentuk hormonenzim yang tidak bisa diperoleh dari satu jenis asupanmakanan. Sebagai panduan untuk memilih jenis asupan sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, piramida makanan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI akan sangat membantu, jika diperhatikan, piramida makanan di bawah ini terdiri atas beberapa bagian, bagian tersebut berdasarkan banyak sedikitnya makanan yang harus dikonsumsi setiap hari. i. Bagian paling bawah adalah kumpulan makanan yang mengandung karbohidrat dan serat seperti : nasi, mie, roti, sereal, sayuran-sayuran, dan sebagainya. Makanan jenis inilah yang dapat dikonsumsi lebih banyak, karena kalori yang berasal dari karbohidrat akan jauh mudah diubah menjadi energi atau tenaga ketimbang makanan yang berasal dari lemak, sementara sayur-sayuran akan sangat membantu untuk sistem pencernaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii. Bagian tengah adalah makanan yang dapat dikonsumsi secara wajar seperti: ikan, ayam, telur ataupun susu. Sebaiknya jika mengkonsumsi ayam, buanglah kulitnya, sementara untuk susu carilah yang rendah lemak. iii. Bagian yang paling atas adalah kumpulan makanan yang harus dihindari atau paling tidak makanan yang paling sedikitjarang dikonsumsi seperti : mentega, minyak, dan gula, karena makanan ini kaya akan lemak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar piramida makanan di bawah ini. Gambar 4. Piramida makanan yang ditetapkan oleh DepKes. RI 2003 4. Penentuan kelebihan berat badan a. Body Mass Index BMI Body Mass Index BMI atau Indek Massa Tubuh IMT merupakan angka pengukuran massa tubuh, dan erat kaitannya dengan kandungan lemak tubuh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Body Mass Index BMI menggunakan persamaan matematika berdasarkan tinggi dan berat badan seseorang. Body Mass Index BMI merupakan hasil bagi antara berat badan dalam kg, dengan tinggi badan dalam m 2 . Pada tabel klasifikasi BMI, tidak menunjukkan perbedaan antara kelebihan lemak tubuh, dan otot. Meskipun demikian, BMI lebih berkolerasi dengan pengukuran lemak tubuh. Nilai BMI yang didapat ini tidak akan berpengaruh terhadap umur, dan jenis kelamin seseorang Anonim, 2005. Keterbatasan BMI tidak dapat digunakan bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, wanita hamil, orang yang sangat berotot, contohnya atlet. Body Mass Indeks BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obesitas dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan berat badan sebanyak 20. Tabel I. Klasifikasi BMI menurut WHO 1998 BMI kgm 2 Klasifikasi Resiko Penyakit Penyerta 18,5 Underweight kekurangan berat badan Rendah tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat 18,5 – 24,9 Normal Rata-rata ≥ 25 Overweight kelebihan berat badan 25-29,9 Pre-obesitas Meningkat 30 – 34,9 Obesitas I Sedang 35 – 39,9 Obesitas II Berbahaya ≥ 40 Obesitas III Sangat berbahaya Untuk penduduk Asia, para ahli membuat klasifikasi BMI tersendiri seperti tabel dibawah ini. Tabel II. Klasifikasi berat badan yang diusulkan berdasarkan BMI untuk penduduk dewasa Asia IOTF, WHO, 2000 BMI kgm 2 Klasifikasi Resiko Penyakit Penyerta 18,5 Underweight kekurangan berat badan Rendah tetapi resiko terhadap masalah-masalah klinis lain meningkat 18,5 – 22,9 Normal Rata-rata ≥ 23 Overweight kelebihan berat badan 23 - 24,9 kgm 2 Pre-obesitas Meningkat 25 – 29,9 kgm 2 Obesitas I Sedang ≥ 30 kgm 2 Obesitas II Berbahaya b. Lingkar pinggang Lingkar pinggang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai jumlah lemak total dalam tubuh, dan lemak di rongga perut. Semakin besar lingkar pinggang, semakin besar pula resiko akan terkena penyakit diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, dan sesak nafas. Lingkar pinggang mudah di ukur dengan otot perut kendur relaksasi antara bagian bawah iga terendah dan bagian atas dari panggul pelvis. Alat untuk mengukur lingkar pinggang dinamai waist-hip ratio, bentuknya cukup unik, kecil, dan mudah dibawa. Waist-hip ratio merupakan perbandingan antara lingkar pinggang dan pangkal paha, yang dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan pembagian lemak dalam tubuh. Waist-hip ratio WHR ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai timbunan lemak dalam tubuh, semakin tinggi ratio yang didapatkan, maka semakin banyak lemak yang tertimbun dalam tubuh, tetapi WHR ini tidak dapat memberikan informasi mengenai jumlah total lemak dalam tubuh. Kategori pengukuran dalam WHR, dikatakan mempunyai berat badan normal, jika perbandingan rationya adalah ≤ 1 untuk laki-laki, dan ≤ 0, 85 untuk perempuan. Lingkar pinggang normal untuk laki-laki adalah 90 cm dan 80 cm untuk wanita di Asia, sedangkan di Eropa adalah lebih dari 102 cm untuk laki-laki dan 88 cm untuk wanita. c. Indeks broca Perhitungan kelebihan berat badan dengan menggunakan indeks broca, dapat dihitung dengan menggunakan rumus, tinggi badan - 100 - 10 tinggi badan - 100, rumus ini di gunakan untuk usia ≤ 30 tahun, sedangakan untuk usia 30 tahun digunakan rumus, tinggi badan – 100, satuan tinggi badan yang digunakan adalah dalam centi meter cm. Kategori pengukuran dalam indeks broca: i. normal : 10 dari berat badan ideal ii. overweight : 10 - 20 dari berat badan ideal iii. obesitas : 20 dari berat badan ideal e. Relative body weight Relative body weight RBW, merupakan perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan dikurangi seratus, perbandingan ini ditampilkan dalam bentuk persentase. Kategori pengukuran dalam RBW: i. normal : 90-110 ii. gemuk : 110 iii. kurus : 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Mengukur komposisi lemak tubuh Komposisi lemak tubuh dapat diukur dengan menggunakan alat skin told atau body fat analyzer. Pengukuran lemak tubuh pada perempuan, dan laki-laki berbeda, untuk perempuan dikatakan obesitas jika komposisi lemak tubuhnya lebih dari 20 berat badan, sedangkan untuk laki-laki lebih dari 25 berat badan. 5. Risiko kegemukan Risiko kegemukan dapat digolongkan menjadi dua yaitu psikososial dan medis. Risiko psikososial meliputi hambatan fisik, sosial dan psikologis. Orang gemuk mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehingga mengurangi kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial. Pengeluaran biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan juga lebih banyak pada orang gemuk, walaupun masyarakat menganggap kegemukan sebagai suatu hal yang wajar, yakni pertanda kemakmuran, sebenarnya mereka kurang menyukai hal tersebut, pada orang yang bersangkutan dapat timbul rasa rendah diri, tertekan, serta keputusasaan Noer, 1996. Orang gemuk cenderung sering sakit, untuk 1ebih mengerti secara keseluruhan adanya hubungan antara risiko dan kegemukan, perlu diketahui kalainan metabolik yang mungkin timbul pada orang gemuk. Kelainan metabolik yang terjadi pada orang gemuk berhubungan dengan besarnya lapisan lemak, dan akan menjadi normal kembali dengan pengurangan berat badan. Kelainan metabolik tersebut umumnya berupa Noer, 1996 : a. resistensi terhadap insulin muncul pada jaringan lemak yang luas dan sel otot yang berdekatan dengan hipertrofi sel lemak tersebut. Sebagai kompensasi akan dibentuk insulin yang lebih banyak hiperinsulinisme. Kegemukan berhubungan dengan adanya kekurangan reseptor insulin pada otot, hati, monosit dan permukaan sel lemak. Hal ini akan memperberat resistensi terhadap insulin. b. hiperglikemia yang terjadi merupakan konsekuensi kelainan tersebut, karena sel beta pankreas tidak dapat memenuhi kebutuhan insulin yang semakin meningkat. c. regulasi growth hormone yang abnormal dimana tidak terjadi kenaikan kadar hormon tersebut pada keadaan kelaparanpuasa, hipoglikemia dan stimulasi oleh arginin. d. akibat lain dari kurangnya pengaruh insulin adalah adanya mobilisasi lemak yang dapat dilihat dari adanya kenaikan kadar free fatty acid FFA dan gliserol. Pada orang gemuk tanpa komplikasi maka toleransi glukosa, kadar FFA dan gliserol masih normal. e. aktivitas lipoprotein lipase yang meningkat pada sel lemak yang hipertropik, dapat menyebabkan tendensi untuk penimbunan lemak bagian endogen maupun eksogen pada jaringan lemak. f. terdapatnya defisiensi glikofosfat dehidrogenase intra-mitokondrial yang secara teoritis dapat menyebabkan pengaruh pada lipogenesis. g. hipertrigliseridemia yang terjadi mungkin berhubungan dengan resistensi terhadap insulin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI h. tampak adanya hubungan metabolisme antara kegemukan, kadar gula darah dan kadar lipid darah, yang erat kaitannya dengan tendensi dalam menimbulkan komplikasi aterosklerosis. dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa kegemukan dapat mengancam kesehatan manusia, dan tidak memberikan keuntungan apapun.

C. Produk Pelangsing Tubuh

Dokumen yang terkait

STUDI TERHADAP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Pada Bangunan Kampus III Universitas Sanata Dharma STUDI TERHADAP PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Pada Bangunan Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 2 14

Tingkat kepuasan kerja karyawan kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2015.

0 3 76

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma : studi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pemakai jasa Perpustakaan Kampus I Mrican.

0 1 126

Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 203

Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 95

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 149

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Kajian motivasi dan pengetahuan untuk menggunakan produk pelangsing tubuh pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 122

Kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 147