Jenis-Jenis Konflik Manajemen Konflik 1. Konflik

interpersonal masih dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu konflik intragroup dan intergroup. Berikut ini penjelasan dari masing-masing konflik: 1 Konflik Intrapersonal Konflik intrapersonal melibatkan ketidaksesuaian emosi bagi individu ketika keahlian, kepentingan, tujuan atau nilai-nilai digelar untuk memenuhi tugas-tugas atau pengharapan yang jauh dari menyenangkan. 2 Konflik Interpersonal Konflik interpersonal lebih banyak diasosiasikan dengan konflik yang terjadi antara satu orang dengan orang lain, namun juga bisa terjadi antara dua orang atau lebih. Konflik interpersonal dibagi ke dalam dua group, yaitu: a Konflik Intragroup adalah konflik yang berada dalam batasan kelompok kecil. b Konflik Intergroup adalah konflik yang menjadi global dan mencakup beberapa kelompok. Worchel dan Cooper 1979 juga berpendapat bahwa konflik dapat dibedakan ke dalam dua bagian besar yaitu: konflik intrapersonal dan konflik interpersonal. Konflik intrapersonal timbul akibat ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan dengan perkiraan sebelumnya. Sedangkan konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi diantara dua atau lebih orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konflik yang dibicarakan dalam penelitian ini adalah konflik antar individu interpersonal yaitu suami dan istri dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Konflik antar pribadi biasanya didasari bahwa setiap individu itu mempunyai perbedaan dan keunikan, di mana dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek jasmaniah maupun rohaniah Wahyudi, 2005. Demikian pula dengan pasangan ayah dan ibu, kebersamaan mereka memungkinkan mereka bergaul secara dekat dan erat sekali, hal ini memungkinkan terjadinya konflik di antara mereka. Bilamana dua manusia bergaul secara erat dalam relasi pernikahan maka ketergantungan dan perselisihan itu pasti terjadi. Hal ini bisa terjadi karena manusia memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya, antara lain dalam hal keinginan, perasaan, pendapat, sikap, latar belakang, sudut pandang, nilai-nilai serta interaksi kepribadian. Konflik dalam keluarga terjadi jika salah satu anggota keluarga dalam penelitian ini suami dan istri tidak setuju dengan kejadian- kejadian dan situasi dalam hidup mereka. Salah satu dari mereka mungkin tidak setuju dengan perilaku yang layak dan harus dimunculkan pasangannya ketika menghadapi situasi tertentu, siapa yang harus melakukan tugas keluarga, bagaimana pendapatan dalam keluarga harus dibagi, atau bagaimana sebuah keputusan harus dibuat. Dengan kata lain konflik pada pasangan suami dan istri muncul karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI salah satu atau keduanya merasakan adanya suatu perbedaan diantara mereka.

c. Konflik Suami dan Istri

Perkawinan merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sangat dinanti-nantikan. Setiap manusia dewasa dan mempunyai pasangan akan melangsungkan perkawinan. Perkawinan menurut Walgito 1984 adalah bersatunya seorang pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk sebuah keluarga. Gunarsa 1990 menyatakan bahwa perkawinan merupakan penyatuan antara dua orang menjadi satu kesatuan yang saling merindukan, saling menginginkan kebersamaan, saling membutuhkan, saling melayani, yang kesemuanya diwujudkan dalam kehidupan yang dinikmati bersama. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perkawinan adalah bersatunya dua orang menjadi satu kesatuan guna menjadi sebuah keluarga dimana terdapat hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi guna mencapai kehidupan keluarga yang rukun dan bahagia. Perkawinan berusaha menyatukan perbedaan antara dua individu yang melangsungkan perkawinan. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal pandangan, pendapat, dan kebiasaan, sifat, latar belakang kehidupan, tujuan hidup dan masih banyak lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perbedaan-perbedaan yang mereka bawa sebelum menikah biasanya akan berkembang setelah mereka menjadi suami istri. Banyak sekali perbedaan-perbedaan antara suami dan istri dalam menjalankan keluarga mereka. Peplau Gordon 1985 mengatakan bahwa istri secara konsisten lebih terbuka pada pasangan mereka daripada suami. Perempuan cenderung lebih mengekspresikan kelembutan, ketakutan, dan kesedihan mereka daripada suami yang menganggap bahwa mengendalikan kemarahan merupakan orientasi yang umum. Kepribadian seorang laki-laki dan perempuan juga berbeda Gunarsa, 2001. Kepribadian perempuan merupakan kesatuan antara aspek emosi, rasio dan suasana hati. Hal ini terlihat dalam hal pengambilan keputusan, wanita mengambil keputusan tanpa didahului pertimbangan dan pemikiran yang masak, namun wanita berhati lembut dan tenang yang mendorongnya rela menderita dan berkorban untuk orang yang dia cintai. Laki-laki sesuai dengan kepribadiannya memiliki kewibawaan, sikap dan dan pribadinya mempunyai batasan yang jelas antara pikiran, rasio, emosi, dan suasana hati. Laki-laki lebih mementingkan sesuatu yang dapat diterima oleh akal daripada maslah yang tidak nyata. Dalam mengerjakan sesuatu laki-laki terlihat lebih agresif, aktif, namun kurang memiliki kesabaran. Pria dalam setiap kegiatannya lebih agresif, aktif dan kurang sabar Gunarsa, 2001. Suami cenderung tidak peduli pada kehidupan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI emosional pasangan mereka, serta tidak mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka sendiri. Sementara wanita memiliki kelembutan perasaan, ketenagan, serta kerelaan untuk mengorbankan sesuatu bagi orang yang dia cintai. Norman Wright 2004 berpendapat bahwa pada dasarnya emosi pria dan wanita tidak berbeda. Yang membedakan adalah cara pengungkapannya. Pria sangat mengandalkan kemampuan kognitif dan logika, sedangkan wanita sangat mementingkan hubungan dengan orang lain dan berorientasi pada pasangan. Tugas dan tanggung jawab yang dijalankan suami dan istri dalam kehidupan rumah tangga juga berbeda pada umumnya peranan ayah dan peranan ibu sudah diatur sedemikian rupa sehingga ibu lebih banyak berhubungan dengan anak dan mempunyai kesibukan rumah tangga di daam rumah. Ayah sebaliknya, lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah. Ayah di dalam keluarga mempunyai peran sendiri, diantaranya adalah: 1 Pencari nafkah yang bertugas menyediakan kebutuhan keluarga secara finansial. 2 Sebagai pendidik. 3 Sebagai pelindung dalam keluarga. 4 Sebagai sahabat, yaitu pemecah masalah yang dapat bersikap objektif dalam permasalahan yang dihadapi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI