Hipotesis pertama Hipotesis kedua

66

3. Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji linearitas kedua variabel pada hipotesis ke dua, yaitu variable jadwal dan depresi. Dalam penelitian ini variabel yang akan di uji linearitasnya adalah variabel depresi dan jadwal makan Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut adalah tidak linear. Hal ini berarti kenaikan pada variabel jadwal tidak diikuti kenaikkan depresi. Perolehan uji linear dapat dilihat pada taraf signifikansi dari deviation from linearity sebesar 0,069. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 95 terjadi penyimpangan pada garis lurus karena p 0,05 atau 0,069 0,05. Oleh karena itu pengujian hipotesis kedua menggunakan teknik analisis regresi non linear.

E. Uji hipotesis

1. Hipotesis pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini diuji dengan uji t karena pada variabel kalori sebagai variabel bebas merupakan variable dikategori patuh dan tidak patuh. Peneliti membandingkan rata-rata tingkat depresi dua kelompok yaitu patuh dan tidak patuh. 67 Tabel IV.8 Ringkasan uji – t hubungan kalori dan depresi. Kalori N Mean SD df t p Ket Patuh 11 17,55 8,71 38 1,04 0,303 Tidak patuh 29 14,07 9,64 Non signifikan Taraf signifikansi 5 Keterangan : N : jumlah subyek SD: besarnya standar deviasi T : hasil perhitungan uji t P : probabilitas Hipotesis untuk kasus ini adalah: Ho = Rata-rata skor tingkat depresi pasien DMTTI tanpa komplikasi yang patuh dan tidak patuh adalah sama tidak ada perbedaan rata-rata skor tingkat depresi pasien DMTTI tanpa komplikasi yang patuh dan tidak patuh. H 1 = Rata-rata skor tingkat depresi pasien DMTTI tanpa komplikasi yang patuh dan tidak patuh adalah tidak sama ada perbedaan rata-rata skor tingkat depresi pasien DMTTI tanpa komplikasi yang patuh dan tidak patuh. Dasar pengambilan keputusan adalah: Jika probabilitas p 0,05, maka H diterima Jika probabilitas p 0,05, maka H ditolak Dari data pada tabel IV. 6, terlihat bahwa nilai t sebesar 1,04 denagn p sebesar 0,303. karena p 0,05 maka H diterima. Untuk probabilitas one tail p = 0,151 p 0,04. Kedua analisis tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor tingkat depresi 68 pasien DMTTI tanpa komplikasi yang patuh dan tidak patuh. dengan demikian diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat depresi dengan kepatuhan pemenuhan kebutuhan kalori pada penderita DMTTI tanpa komplikasi.

2. Hipotesis kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini berbunyi “ Ada hubungan negatif antara jadwal makan dengan depresi pada penderita dibetes tidak tergantung insulin mellitus tanpa komplikasi”. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan menggunakan teknik regresi non linear. Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil seperti dalam tabel IV.9. Tabel IV.9 Rangkuman hasil uji hipotesis Variabel N r F p Depresi Jadwal 40 0,077 1,53 0,229 Pada tabel terlihat bahwa koefisien korelasi r antara variabel depresi dan kepatuhan jadwal makan sebesar 0,077 p 0,05. Jadi hasil korelasi r sebesar 0,077 dinyatakan tidak signifikan pada taraf signifikansi 5 karena p 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis awal Ho pada penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara jadwal makan dengan depresi pada penderita diabetes mellitus tanpa komplikasi diterima. Jadi hipotesis kedua pada penelitian ini ditolak. 69

F. Pembahasan