Menyediakan produk yang dapat dipercaya dan pemberian pelayanan dengan pelindungan hukum serta peraturan.
Menciptakan lingkungan kerja bagi karyawan agar mereka mencapai potensi maksimal.
Tindakan etika, dengan integritas dan pengertian tinggi dalam keadaan mendesak sesuai dengan Chevron Way.
Bertanggung jawab dalam penyampaian keputusan rapat jajaran perencana dan menuju keberhasilan objektivitas bisnis IBU.
Melayani kilen, partner-partner, dan pemerintah dalam kaitan dengan gaji, kepercayaan, dan rasa hormat.
Meningkatakan secara berkesinambungan dalam hal kepintaran dan komitmen.
Mendemonstrasikan penghematan pengurusan kerja yang baik dalam jalur kerja yang telah ada.
F. Strategi Bisnis Utama dan Srategi Keberhasilan
Rencana strategis Chevron Indonesia Company menjabarkan visi menjadi
tindakan. Rencana
strategis tersebut
menyelaraskan dan
mengitegrasikan organisasi, menumbuhkan keyakinan, dan membedakan Chevron Indonesia Company dari para pesaing.
1. Strategi Binis Utama Strategi bisnis utama Chevron Indonesia Company adalah
mengembangkan posisi terintegrasi di wilayah-wilayah yang sedang tumbuh di dunia:
Operasi Hulu Global Memiliki pertumbuhan yang menguntungkan dalam kegiatan bisnis
inti dan membangun posisi legendaris yang baru. Operasi Gas Global
Mengomersilkan kepemilikan sumber gas kami dan mengembangkan bisnis gas global yang berdampak tinggi.
Operasi Hilir Global Meningkatkan penghasilan dari bisnis inti dan pertumbuhan selektif
dengan fokus pada penciptaan nilai yang terintegrasi. Energi yang Terbarukan
Berinvestasi pada teknologi bagi energi yang terbarukan dan merebut posisi menguntungkan pada sumber daya penting energi yang
terbarukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Strategi Keberhasilan Tiga Strategi Keberhasilan yang diterapkan di semua bidang
kegaiatan perusahaan: Berinvestasi pada Sumber Daya Manusia untuk mencapai tujuan
strategis Meningkatkan Pemanfaatan Teknologi untuk mencapai kinerja yang
unggul dan pertumbuhan yang tinggi. Meningkatkan Kemampuan Organisasi
“4+1” untuk menghasilkan kinerja kelas dunia dalam bidang keunggulan operasi, pengurangan
biaya, pengelolaan aset kapital, dan peningkatan keuntungan.
2.1 Tenet
Tenet adalah seperangkat keyakinan tentang perilaku di tempat kerja yang membawa kita mencapai kinerja kelas dunia dalam bidang keselamatan,
lingkungan, kesehatan, kehandalan, dan efisiensi. Prinsip dasar tenet adalah sebagai berikut:
1. Kerjakan dengan selamat atau jangan dikerjakan 2. Selalu ada waktu untuk mengerjakan dengan benar
Terdapat sepuluh hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan tenet, yaitu:
1. Beroperasi di dalam batas-batas desain dan lingkungan 2. Beroperasi dalam keadaan yang aman dan terkendali.
3. Memastikan alat-alat pengaman terpasang dan berfungsi 4. Mengikuti praktek dan prosedur kerja yang selamat
5. Memenuhi atau melebihi kebutuhan pelanggan 6. Menjaga keutuhan sistem sesuai peruntukannya
7. Menaati semua peraturan yang berlaku 8. Menangani semua keadaan yang tidak normal
9. Mengikuti prosedur yang tertulis untuk pekerjaan yang beresiko tinggi atau yang tidak biasa
10. Melibatkan orang-orang yang tepat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi prosedur dan peralatan.
2.3 Base Business Chevron
Base bussiness merupakan usaha Chevron untuk menahan laju penurunan
produksi dengan menata kembali kegiatan utama yang mendasar tanpa harus melakukan eksplorasi baru. Terdapat empat bagian dari bisnis dasar Chevron,
yaitu: 1. Well Reliability Optimization WRO,
2. Reservoir Management – Enhanced Oil Recovery EOR
3. Integrated Production System Optimization IPSO 4. Surface Equipment Reliability Integrity Process SERIP
Pada dasarnya aturan yang digunakan untuk mengatur segala aktivitas yang terjadi di surface ini terletak pada salah satu base business chevron, yaitu
SERIP. SERIP ditujukan untuk menata kembali pengelolaan dan pengoperasian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
surface equipment agar tercapai kehandalan dan integritas dari sistem yang
standar dengan tujuan Chevron. SERIP ini diimplementasikan untuk memperbaiki kinerja equipment dan keuntungan organisasi demi tercapainya visi Chevron
yakni “diakui dan dikagumi oleh industri dan komunitas dimana kita beroperasi sebagai perusahaan kelas dunia dalam keselamatan, kesehatan, pengelolaan
lingkungan, kehandalan, dan efisiensi.”
Filosofi SERIP bermula dari adanya keyakinan Chevron bahwa kecelakaan maupun gangguan operasi dapat dicegah atau dapat dihindarkan.
Kejadian yang tidak dikehendaki tersebut dapat menyebabkan menurunnya produksi loss production yang akan berdampak negatif pada kelangsungan
kegiatan produksi Chevron. Seperti kasus Attaka, salah satu lapangan Chevron Indonesia Company
untuk wilayah utara, setelah dilakukan analisis pada tahun 2006 didapatkan fakta bahwa ±40 faktor penyebab penurunan produksi
disebabkan oleh kegagalan peralatan untuk mampu beroperasi maksimal equipment failure, namun setelah diberlakukan SERIP terjadi perubahan yang
sangat signifikan, indikasi adanya equipment failure turun drastis dengan persentase penurunan mencapai 90 menjadi ±4 pada tahun 2008. Hal ini
menunjukkan bahwa SERIP menjadikan kegiatan operasi berjalan dengan lancar dan lebih terarah, selain itu adanya perubahan dari reactive mode yang penuh
dengan ketidakpastian akan kebutuhan tenaga kerja dan biaya menjadi proactive mode
yang mengedepankan pencegahan daripada memperbaiki kegagalan terbukti mampu menekan biaya. Mengimplementasikan SERIP dapat meningkatkan atau
mengoptimalkan hasil produksi oil gas yang berarti akan meningkatkan profit perusahaan.
Setiap orang yang terkait dengan equipment reliability integrity, seperti manager operation maintenance
, operator, dan teknisi berkepentingan dengan SERIP ini. SERIP terdiri atas:
1. Lima tahapan, 2. Delapan sub-proses,
3. Dua puluh lima prosedur Gambar IV.7 menunjukkan gambaran dari sistem yang terintegrasi di dalam
SERIP.
Gambar IV.7 SERIP untuk daerah operasi Kalimantan Sumber: Chevron Indonesia Company, 2009
Bagian-bagian sub-processes dari SERIP yang ditata-ulang adalah: 1.
Reliability philosophy sub-process 2.
Work management sub-process 3.
Reliability organizational capability sub-process 4.
Material management sub-process 5.
Reliability opportunity Analysis sub-process 6.
Proactive maintenance sub-process 7.
Asset integrity sub-process 8.
Equipment management sub-process
G. Tenaga Kerja