Tempat dan Waktu Penelitian Teknik Analisis Data

hasil pretest dan posttest peningkatan karakter bergaya hidup sehat. Sedangkan teknik non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning menurut penilaian siswa. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Tahap persiapan 1 Menganalisis topik materi. 2 Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling. 3 Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau skala. 4 Membuat soal-soal tes dan item kuesioner. 5 Revisi dan konsultasi bersama dengan tim ahli, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M. Si selaku reviewer validitas rasional validitas isi. b. Tahap pelaksanaan 1 Pemberian pretest untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti bimbingan. 2 Implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dengan menyajikan 3 tiga topik bimbingan klasikal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Pemberian posttest untuk melihat peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti rangkaian kegiatan bimbingan. c. Tahap akhir 1 Mengumpulkan data yang diperoleh. 2 Mengolah data hasil penelitian. 3 Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 4 Menarik kesimpulan.

2. Instrumen Penelitian

Sugiyono 2013 mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawab Sugiyono, 2013. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 instrumen berupa 2 kuesioner dan 1 soal tes dengan berbagai model seperti pada penjelasan di bawah ini. a. Tes karakter bergaya hidup sehat Winkel dan Hastuti 2004 mengatakan bahwa terdapat beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis, dan daftar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda multiple choice . Artinya, data penelitian dapat dianalisis setelah scoring . Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes karakter bergaya hidup sehat yang disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masing- masing alternatif jawaban memiliki level kebenaran. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh sangat mewakili pengaplikasian nilai karakter bergaya hidup sehat. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang kurang mewakili nilai karakter bergaya hidup sehat. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim dosen Strategis Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M.Si. Menurut Arikunto 2006:175 teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes yang disebarkan dalam bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 –4 dan dari keempat alternatif jawaban tersebut mengandung nilai kebenaran. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh mewakili penerapan nilai karakter berrgaya hidup sehat. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang mewakili nilai karakter bergaya hidup sehat. Instrumen yang berupa test disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan dosen pembimbimg dalam tim penelitian Stranas Strategis Nasional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Soal tes dengan ragam pilihan ganda diberikan pada awal dan akhir perlakuan. Diberikan sebelum perlakuan pretest dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum tingkat karakter bergaya hidup sehat. Sedangkan soal tes dengan ragam pilihan ganda yang diberikan pada akhir setelah perlakuan posttest, bertujuan untuk mencari data yang diperlukan untuk mengetahui keefektivitasan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP Negeri Sukaresik terlampir pada lampiran 1. Dalam membuat soal tes peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi dengan menentukan aspek-aspek karakter bergaya hidup sehat dan indikator siswa yang memiliki karakter bergaya hidup sehat yang divisualisasikan dalam table berikut ini. Tabel 3. 2 Kisi-kisi Tes Karakter Bergaya Hidup Sehat N o Aspek Indikator No item 1 Pendidikan kesehatan Memiliki kesadaaran akan arti hidup sehat 14, 13, 17 Melakukan kebiasaan hidup sehat 2 Gizi yang baik Memiliki kebiasaan makan makanan sehat 2, 4, 16 3 Program dan layanan kesehatan Mengikuti dan menjalankan program hidup sehat 9, 10 4 Kebersihan Memiliki kesadaran akan arti kebersihan diri 11, 15 Memiliki kesadaran akan arti kebersihan lingkungan 8, 12 5 Pengamatan kesehatan Mengumpulkan Informasi Kesehatan 1, 3 6 Olahraga teratur Memiliki kebiasaan untuk berolahraga 5, 6 7 Aktivitas sosial Memilih kegiatan sosial yang positif bersama oranglain 20 8 Management stres Mampu mengelola pola hidup 7 9 Kesehatan masyarakat Mencegah penyakit 18, 19 b. Kuesioner penilaian diri self assessment scale Kuesioner penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan checklist √ dengan menggunakan model skala Likert . Sugiyono 2013 menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item dalam kuesioner penilaian diri memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sangat selalu s, sering sr, kadang-kadang kd, dan tidak pernah tp. Kuesioner penilaian diri dibagikan kepada siswa setiap akhir sesi atau topik bahasan. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur peningkatan karakter bergaya hidup sehat yang menjadi fokus penelitian untuk setiap topik. Kuesioner penilaian diri self assessment scale disusun oleh Tim Penelitian Stranas terlampir pada lampiran 2. Berikut kisi-kisi Kuesioner penilaian diri self assessment scale. Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner Self Assessment Karakter Bergaya Hidup Sehat No Aspek Indikator No item 1 Pendidikan kesehatan Memiliki kesadaaran akan arti hidup sehat 16 Melakukan kebiasaan hidup sehat 2 Gizi yang baik Memiliki kebiasaan makan makanan sehat 1 3 Program dan layanan kesehatan Mengikuti dan menjalankan program hidup sehat 4 4 Kebersihan Memiliki kesadaran akan arti kebersihan diri 11, 12, 13 Memiliki kesadaran akan arti kebersihan lingkungan 14, 15, 17 5 Pengamatan kesehatan Mengumpulkan Informasi Kesehatan 4, 7 6 Olahraga teratur Memiliki kebiasaan untuk berolahraga 2, 5 7 Aktivitas sosial Memilih kegiatan sosial yang positif bersama oranglain 18, 19, 20 8 Management stres Mampu mengelola pola hidup 3, 6 9 Kesehatan masyarakat Mencegah penyakit 8 c. Kuesioner validasi efektivitas model responden siswa Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk pernyataan checklist with Guttman scale . Sugiyono 2013 menerangkan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi dua alternatif. Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju”, maka dalam skala Guttman hanya terdapat dua interval, yakni setuju dan tidak setuju. Dalam penelitian ini, “ya dan tidak”. Biasanya, skala Guttman digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh peneliti. Validasi efektivitas model dengan responden siswa digunakan untuk melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa. Kuesioner terlampir pada lampiran 3. E. Validitas, Reliabilitas dan Uji Normalitas 1. Validitas Instrumen Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut Azwar, 2009. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten expert judgement . Pengujian alat ukur biasanya digunakan batasan ≥ 0,30. Semua item dikorelasikan minimal 0,30 Azwar, 2009. Pada penelitian ini, validitas tes maupun kuesioner self assesswment karakter bergaya hidup sehat dikonstruksi berdasarkan aspek- aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli dalam bidangnya. Ahli tersebut antara lain: Tim Dosen Penelitian Strategis Nasional dan Dosen Pembimbing, dalam hal ini yang berperan Dr. Gendon Barus, M.Si. Selanjutnya butir tes dan kuesioner self assessment karakter bergaya hidup sehat diuji secara empiris dan dianalisis dengan cara mengkorelasikan item menggunakan teknik korelasi product moment Pearson dengan rumus sebagai berikut Purwanto 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI = � ∑ − ∑ ∑ √{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ } Keterangan : XY r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir n = jumlah subyek X = skor butir atau aspek Y = skor skala XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y

2. Reliabilitas

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel Azwar, 2009. Sukardi 2003 mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kendala instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan metode alpha. Rumus Alpha menurut Riduwan 2006 adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI = � � − . ∑ � Keterangan : : Nilai Reliabilitas ∑ � : Jumlah varians skor St : Varians total tiap item K : Jumlah item Data dikatakan reliabel apabila r hitung lebih besar dari harga r tabel. secara teoritis atau bisa ditulis r 11 r tabel pada taraf signifikansi 0,05. Jika r 11 r tabel berarti Realibel. Jika r 11 r tabel berarti Tidak Realibel. Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji reliability statistics, kemudian peneliti konsultasikan dengan kriteria guilford Masidjo, 1995. Tabel 3. 4 Kriteria Guilford No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91-1,00 Sangat tinggi 2 0,71-0,90 Tinggi 3 0,41-0,70 Cukup 4 0,21-0.40 Rendah 5 Negatif-0,020 Sangat rendah Hasil uji reliabilitas ri test karakter bergaya hidup sehat di kelas VII F SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat tahun ajaran 20152016, menunjukkan nilai ri= 0,666, N=30. Tabel 3. 5 Reliabilit as Item Test Karakter Bergaya Hidup Sehat Berdasarkan hasil hitung diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,666, kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N Item = 20. Pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Kesimpulannya Alpha 0,666 r tabel= 0,444 artinya item- item dalam alat tes pendidikan karakter bergaya hidup sehat dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya bila dikonsultasikan pada kriteria Guilford, peneliti menyimpulkan bahwa kuesioner karakter bergaya hidup sehat memiliki reabilitas yang cukup. Kemudian, hasil uji reliabilitas ri skala self assessment karakter bergaya hidup sehat di kelas VII F SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat tahun ajaran 20152016, menunjukkan nilai ri= 0,77, N=30. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3. 6 Reliabilit as Item Kuesioner Bergaya Hidup Sehat Berdasarkan hasil hitung diketahui bahwa nilai Alpha sebesar 0,77, kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan N Item = 20. Pada distribusi nilai r tabel signifikansi 5 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,444. Kesimpulannya Alpha 0,77 r tabel= 0,444 artinya item-item dalam alat tes pendidikan karakter bergaya hidup sehat dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya bila dikonsultasikan pada kriteria guilford, peneliti menyimpulkan bahwa kuesioner karakter bergaya hidup sehat memiliki reabilitas yang tinggi.

3. Uji Normalitas

Menurut Nurgiyantoro dkk 2002:110 uji normalitas adalah salah satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum melakukan analisis data yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI normal. Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada PSPP adalah jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika signifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak normal. Setelah dilakukan uji normalitas menurut Kolmogorov-Smirnov data yang diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal. Hasil uji normalitas divisualisasikan dalam tabel berikut: Tabel 3. 7 Uji Normalitas Pada tabel hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,6970,05 dengan demikian sampel peneliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono 2010:207 mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Guna menjawab rumusan masalah pertama, akan dilakukan perbandingan dengan menghitung hasil pre test dan post test. Perbandingan dapat dilakukan dengan melihat selisih hasil. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung selisih. � = � − � Keterangan: D: Selisih � : Hasil posttest � : Hasil Pretest Selanjutnya hasil perhitungan selisih dikategorisasi, tujuannya untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur Azwar, 2014:147. Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula yang digambarkan pada tabel berikut ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3. 8 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Bergaya Hidup sehat NormaKriteria Skor Kategori +1,8 σ μ Sangat Tinggi +0,8 σ μ ≤ +1,8 σ Tinggi - 0,8 σ μ ≤ 0,8 σ Sedang - 1,8 σ μ ≤ -0,8 σ Rendah μ ≤ -1,8 σ Sangat Rendah Keterangan: Skor maksimum teoritik:Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Skor minimum teoritik: Skor terendah yang diperoleh subjek peneliti menurut perhitungan skala. Standar deviasi σsd: Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran μ mean teoritik: Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat karakter bergaya hidup sehat dengan jumlah item 20 diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut: Skor maksimum teoritik : 4 x 20 = 80 Skor minimum teoritik : 1 x 20 = 20 Luas jarak : 80 – 20 = 60 Standar deviasi σsd : 60 : 6 = 10 μ mean teoritik : 80 + 20 : 2 = 50 Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi tingkat karakter bergaya hidup sehat siswai kelas VII F SMP Negeri Sukaresik tahun ajaran 20152016 sebagai berikut: Tabel 3. 9 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswai Kelas VII F SMP Negeri Sukaresik Tahun Ajaran 20152016 NormaKriteria Skor Rentang Skor Kategori +1,8 σ μ 68 Sangat Tinggi +0,8 σ μ ≤ +1,8 σ 58 – 68 Tinggi - 0,8 σ μ ≤ 0,8 σ 42 – 57 Sedang - 1,8 σ μ ≤ -0,8 σ 32 – 41 Rendah μ ≤ -1,8 σ 32 Sangat Rendah 2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, digunakan PSPPIRE sebagai alat uji signifikansi. Kemudian, dihitung berdasarkan t tabel. 3. Untuk rumusan masalah ketiga digunakan pengkategorian berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur Azwar, 2009. Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Lebih jauh, Winkel dan Hastuti 2004:295 juga menjelaskan bahwa rating scale dituangkan dalam bentuk gradasi. 4. Kemudian untuk menjawab rumusan masalah keempat, peneliti menggunakan deskritif dengan persentase, hal ini dilakukan peneliti sejalan dengan tiga alternatif jawaban tegas yang disajikan dalam kuesioner validasi implementasi pendidikan karakter bergaya hidup sehat yakni, ya, tidak, dan tidak tahu dengan siswa sebagai penilai dengan rumus sebagai berikut. Pem= ∑ � � Keterangan: Pem: Persentase efektivitas model implementasi pendidikan karakter ∑ � : Jumlah jawaban setiap item . �: Jumlah responden 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. Hasil penelitian dipaparkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini.

A. Hasil Penelitian

1. Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa Kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat Sebelum dan Sesudah Implementasi. Model pendidikan karakter bergaya hidup sehat berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning jika dilihat dari pretest dan posttest . Dalam penelitian ini yang menjawab tes adalah siswa kelas VII F sebanyak 30 orang. Hal ini berguna untuk melihat keefektifan pendidikan karakter. Gambaran tingkat karakter bergaya hidup sehat siswa kelas VII F SMP N Sukaresik Jawa Barat tahun ajaran 20152016 dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 dan 4.2 berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4. 1 Hasil Perkembangan Skor Karakter Bergaya Hidup Sehat Siswa VII F SMPN Sukaresik Nama Pretest Posttest Perkembangan Adit 71 70 -1 Rizki 54 62 8 Rifki 64 64 Hen Hen 65 68 3 Bayu 52 60 8 Rizki Pra 53 61 8 Rika 75 75 Nora 72 73 1 Teti 71 71 Kodar 71 75 4 Eneng 67 73 6 Asri 71 74 3 Yadi 62 68 6 Faisal 58 69 11 Reza 64 73 9 Ilhan 65 66 1 Arifin 73 73 Nida 66 69 3 Rifki Pras 70 77 7 Reza M 60 71 11 Widya 62 67 5 Wida 69 71 2 Hera 60 66 6 Anisa R 66 65 -1 Regar 54 64 10 Rian Tri 52 61 9 Uron 56 66 10 Seli 70 72 2 Muhamad 64 64 Ratna 65 70 5 Mean 64,06 68,60 4,53

Dokumen yang terkait

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat (studi pra eksperimen pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri Sukaresik Jawa Barat tahun

0 0 185

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156