Sebanyak 29,7 responden menyatakan ingin berusaha tampil maksimal, menarik dalam melakukan aktifitasnya termasuk menjalani segala sesuatu yang
nantinya akan dianjurkan demi kesembuhannya dari kanker payudara, sebanyak 70,3 responden menyatakan merasa diacuhkan, dan tidak bisa menerima penyakit
kanker payudara dengan ikhlas sehingga merasa menjadi penghalang dalam beraktifitas seperti biasanya.
Kanker payudara bagi sebagian besar wanita merupakan momok yang menakutkan, sehingga ketika wanita tersebut menderita kanker payudara maka dia
akan kehilangan harga diri, merasa tidak berguna, merasa disisihkan, merasa tidak dipedulikan, dan merasa rendah diri baik di hadapan suami, keluarga, maupun
masyarakat. Ketika penderita dirawat di rumah sakit untuk menjalani kemoterapi, maka wanita dengan harga diri yang rendah merasa cemas akan keberhasilan
kemoterapi yang dijalaninya dan kecemasan tersebut akan bertambah berat jika menurunnya harga diri pasien. Banyak penderita yang negatif harga dirinya karena
mempunyai persepsi yang keliru terhadap pandangan orang-orang sekitar. Penderita kehilangan harga diri karena menganggap orang lain merendahkan dirinya, sementara
hal tersebut lebih banyak disebabkan pola pikir penderita sendiri. Dukungan sosial dari suami, keluarga, masyarakat sekitar, petugas kesehatan sangat dibutuhkan bagi
penderita kanker payudara untuk menumbuhkan dan meningkatkan harga diri agar mampu dan tidak cemas ketika menghadapi kemoterapi.
5.3.4. Peran Diri
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian uji regresi logistik ganda bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara peran diri perempuan penderita kanker payudara
terhadap kecemasan menghadapi kemoterapi p=0,0650,05. Sebanyak 19 responden yang mempunyai peran diri positif sebagian besar mengalami cemas
ringan menghadapi kemoterapi yaitu 11 orang 57,9. Sebanyak 18 responden yang mempunyai peran diri negatif sebagian besar mengalami cemas berat menghadapi
kemoterapi yaitu 15 orang 83,3. Peran diri adalah serangkaian harapan tentang bagaimana seseorang bersikap
atau berprilaku sesuai dengan posisinya. Sedangkan penampilan peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial, yang terkait dengan
fungsi individu di kelompok sosial. Dalam hal ini, peran yang ditetapkan adalah peran yang dijalani individu ketika ia tidak mempunyai pilihan. Sedangkan peran
yang diterima adalah peran yang dipilih sendiri oleh individu. Konflik peran muncul ketika peran yang dijalani berlawanan atau tidak sesuai dengan harapan Mubarak,
2007. Sebanyak 37,8 responden merasa biasa saja karena masih bisa berinteraksi
dan melakukan pekerjaan seperti biasa dan tetap menjadi ibu yang baik dalam keluarganya, sebanyak 63,2 responden merasa tidak mampu melakukan kegiatan
nya dengan baik dan merawat keluarganya seperti biasanya dan merasa minder jika harus berada di lingkungan sosialnya. Hal ini didukung oleh Elvira 2008 bahwa
penderita kanker payudara mengalami gangguan keseimbangan hidup dan depresi berat akibat penyakit tersebut dan sejalan dengan pernyataan Keliat 1998 factor
Universitas Sumatera Utara
psikologis yang dialami penderita kanker sering mengalami gangguan citra diri dan memengaruhi harga dirinya yang mengakibatkan perasaan tidak adekuat. Identifikasi
dan memperbaiki kekurangan harga diri, gangguan citra diri perlu menjadi perhatian bagi pemberi asuhan pada perempuan penderita kanker payudara.
5.3.5. Identitas Diri
Berdasarkan hasil penelitian uji regresi logistik ganda bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara identitas diri perempuan penderita kanker
payudara terhadap kecemasan menghadapi kemoterapi p=0,1480,05. Sebanyak 24 responden yang mempunyai identitas diri positif mengalami cemas ringan dan
berat menghadapi kemoterapi masing-masing 12 orang 50,0. Dari 13 responden yang mempunyai identitas diri negatif sebagian besar mengalami cemas berat
menghadapi kemoterapi yaitu 8 orang 88,9. Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari
pengamatan dan penilaian, sebagai sintetis semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh Stuart Sundeen, 2005. Identitas mencakup konsistensi
seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan perbedaan atau keunikan dibandingkan dengan orang lain. Pembentukan identitas sangat
diperlukan demi hubungan yang intim karena identitas seseorang dinyatakan dalam hubungan dengan orang lain Hidayat, 2006.
Sebanyak 43,2 responden menyatakan tetap sebagai perempuan yang utuh dan tidak menjadi penghalang dalam berinteraksi dengan keluarga dan tetap merasa
menjadi ibu yang baik bagi mereka, sebanyak 56,8 responden menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
mereka minder dengan bentuk payudara mereka yang tidak indah lagi apabila dilakukan tindakan operatif dan keadaan fisik yang dirasakan tidak sempurna lagi dan
menghalangi dalam menjadi ibu yang baik untuk keluarganya. Hal ini sejalan dengan penelitian Chris 2005 di dapat bahwa perasaan malu dan rendah diri yang dirasakan
oleh penderita kanker payudara karena merasa tidak sempurna dan tidak sesuai apa yang diharapkannya.
5.4. Pengaruh Pengetahuan dan Konsep Diri Perempuan Penderita Kanker tentang Proses Kemoterapi terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi
Kemoterapi
Berdasarkan hasil analisis multivariate dengan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil bahwa pengetahuan dan konsep diri berpengaruh signifikan terhadap
kecemasan menghadapi kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. Probabilitas penderita kanker payudara mengalami kecemasan menghadapi
kemoterapi, Jika pengetahuan penderita kanker payudara kurang baik, konsep diri negatif 1, maka nilai probabilitas penderita kanker payudara mengalami kecemasan
berat menghadapi kemoterapi sebesar 98,47. Sebaliknya, jika pengetahuan penderita kanker payudara baik, konsep diri positif 0, maka nilai probabilitas
penderita kanker payudara mengalami kecemasan berat menghadapi kemoterapi hanya sebesar 6,04.
Pendapat yang dikemukakan oleh Taylor ed Leonard, 2010 Kecemasan merupakan pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan
sebagai bentuk reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau
Universitas Sumatera Utara
munculnya rasa tidak aman pada individu. Izzudin 2006 Kecemasan muncul dikarenakan adanya ketakutan atas sesuatu yang mengancam pada seseorang, dan
tidak ada kemampuan untuk mengetahui penyebab dari kecemasan tersebut. Freud dalam Arndt, 1974; Trismiati, 2004 mengemukakan bahwa lemahnya ego akan
menyebabkan ancaman yang memicu munculnya kecemasan. Freud berpendapat bahwa sumber ancaman terhadap ego tersebut berasal dari dorongan yang bersifat
insting dari id dan tuntutan-tuntutan dari superego. Freud juga mengatakan jika pikiran menguasai tubuh maka ini berarti bahwa ego yang menguasai pikiran dan
pikiran berkuasa secara mutlak. Konsep diri merupakan semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan memengaruhi hubungannya dengan orang lain Stuart Sudden, 1998. Seseorang yang mempunyai konsep diri positif
maka kemampuan individu untuk mempersepsikan suatu masalah ataupun ancaman akan lebih positif dan dapat mengambil sikap yang terbaik untuk dirinya. Hal tersebut
akan menekan tingkat kecemasan seseorang terhadap masalah ataupun ancaman yang datang bagi dirinya.
Menurut Trismiati 2004 semakin positif konsep diri seseorang maka tingkat kecemasan pasien akan menurun, demikian juga sebaliknya apabila seseorang
mempunyai konsep diri negatif maka kemampuan individu untuk mengatasi kecemasan menurun. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Stuart Sudden 1998
yang mengatakan konsep diri yang positif akan dapat menekan tingkat kecemasan seseorang terhadap adanya suatu masalah maupun ancaman.
Universitas Sumatera Utara
Komponen konsep diri dalam penelitian ini terdiri dari gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri. Komponen konsep diri tersebut
memengaruhi penderita kanker dalam berpikir, berbicara, bertindak, cara seseorang dalam memandang dan memperlakukan orang lain, pilihan yang harus diambil
seseorang, kemampuan untuk memberi dan menerima cinta, serta kemampuan untuk bertindak dan mengubah sesuatu. Oleh karena itu semakin positif konsep diri
seseorang maka pola pikir dan persepsi semakin positif sehingga mengurangi kecemasan penderita kanker.
Dalam penelitian ini sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang baik dan konsep diri dalam kategori negatif, dari responden yang
berpengetahuan kurang baik dan mempunyai konsep diri negatif tersebut memiliki kecenderungan mengalami kecemasan berat. Pengetahuan dan konsep diri responden
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti tingkat perkembangan dan kematangan, sosial budaya, pengalaman, penyakit dan stressor. Responden dalam
penelitian ini merupakan perempuan penderita kanker payudara yang baru pertama kali akan menjalani kemoterapi sehingga kecemasan cenderung tinggi. Dengan
pengetahuan yang kurang serta konsep diri yang negatif maka kecenderungan mengalami kecemasan berat sangat besar. Berbeda bila pasien sudah pernah
mengalami kemoterapi maka responden sudah mempunyai pengetahuan sebelumnya, dan biasanya akan mempunyai konsep diri yang positif setelah adanya informasi yang
diperoleh petugas kesehatan dokter atau perawat. Terbukti dari hasil penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
bahwa responden dengan pengetahuan kurang dan konsep diri negatif kemungkinan mengalami kecemasan berat sebesar 98,47, sebaliknya responden dengan
pengetahuan baik dan konsep diri positif maka kemungkinan akan mengalami kecemasan besar hanya sebesar 6,04.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan