Berdasarkan  hasil  uji  reliabilitas  tersebut  menunjukkan  bahwa  hasil perhitungan  composites  reliability  lebih  besar  dibanding  nilai  tabel  0,70,
sehingga  semua  variable  measured  dinyatakan  reliabel,  sehingga  butir- butir pernyataan dapat digunakan dalam kuesioner penelitian.
D. Pengujian Model
Structural  equation  modeling SEM  digunakan  untuk  menguji  model
dan  hubungan-hubungan  yang  dikembangkan  berdasarkan  teori-teori  yang telah  dikemukakan  pada  bagian  terdahulu.  Langkah  pengembangan  model
berbasis  teori  dan  menyusun  path  diagram  telah  dilakukan  pada  bab sebelumnya.  Selanjutnya  dilakukan  langkah-langkah  pemodelan  SEM  untuk
mendapatkan hasil perhitungan yang digunakan untuk menguji lima hipotesis yang  telah  dikemukakan  pada  bagian  pendahuluan.  Teknik  estimasi  yang
digunakan dalam penelitian ini adalah maximum likehood estimation method, karena  sampel  yang  digunakan  sebanyak  130  responden.  Program  yang
digunakan  untuk  mengestimasi  model  adalah  Amos  versi  18.0.  Berikut  ini
hasil uji kesesuaian dan uji statistik dari penelitian ini;
1.
Asumsi – asumsi SEM
Sebelum  melakukan  penghitungan  pemodelan  SEM,  perlu  diperhatikan asumsi-asumsi  yang  harus  dipenuhi  dalam  pemodelan  SEM  sebagai
berikut:
1. Ukuran Sampel
Sampel  dalam  penelitian  ini  ditetapkan  130  responden.  Estimated parameter
pada  lampiran  4  setelah  dilakukan  komposit  adalah sebanyak  18,    sehingga  jumlah  sampel  minimal  yang  dibutuhkan,
yaitu;  sebanyak  18  x  5  =  90.  Menurut  Hair  et  al.  dalam  Ferdinand, 2002:48,  jumlah  sampel  yang  ideal  untuk  menguji  suatu  model
dengan  menggunakan  SEM  adalah  antara  100  sampai  200  sampel. Sampel  dalam  penelitian  ini  ditetapkan  130  responden,  sehingga
sudah ideal untuk menguji suatu model SEM dalam penelitian ini. 2.
Evaluasi atas Normalitas Untuk mengevaluasi normalitas dengan mengamati nilai
–z atau C.R. dari  data  yang  digunakan  dan  ditampilkan  pada  lampiran  4,  bagian
assessment of normality . Menurut Ferdinand 2002:95, bila skewness
value lebih  besar  dari  nilai  kritis  atau  C.R.  ±  1,96  pada  tingkat
signifikansi  0,05  atau  5  maka  data  tidak  normal.  Untuk mengevaluasi  normalitas  dapat  dilakukan  dengan  melihat  skewness
value pada  lampiran  4.  Evaluasi  atas  normalitas  penelitian  ini  dapat
dilihat pada tabel V. 9 berikut ini:
Tabel V. 8 Hasil Evaluasi Normalitas
Indikator Simbol
Skewness Value
Keadilan pembayaran gaji secara eksternal X
1.1
-0,107 Keadilan tunjangan tambahan secara eksternal
X
1.2
-0,021 Keadilan promosi secara eksternal
X
1.3
-0,387 Keadilan dalam pemberian insentif secara eksternal
X
1.4
-0,050 Keadilan kenaikan pemberian gaji secara eksternal
X
1.5
-0,032 Keadilan aktualisasi diri secara eksternal
X
1.6
-0,238 Keadilan dalam kenaikan pembayaran gaji secara internal
X
2.1
-0,223 Keadilan tunjangan tambahan secara internal
X
2.2
-0,194 Keadilan pemberian gaji secara internal
X
2.3
-0,271 Keadilan aktualisasi diri secara internal
X
2.4
-0,320 Kesenangan berdiskusi
Y
1.1
-0,061 Perasaan terhadap masalah organisasi
Y
1.2
-0,194 Perasaan bahwa perusahaan seperti bagian keluarga
Y
1.3
-0,912 Berartinya perusahaan bagi karyawan
Y
1.4
-0,263 Karyawan merasa memiliki perusahaan
Y
1.5
-0,724 Karyawan merasa setia pada perusahaan
Y
2.1
-0,510 Menganggap perusahaan sebagai keluarga
Y
2.2
-0,258 Perasaan untuk mencintai pekerjaan dan perusahaan
Y
2.3
-0,310
Sumber: Lampiran 4
3. Evaluasi atas Outliers
Evaluasi ini memakai uji mahalanobis distance dengan menggunakan AMOS  18.  Uji  terhadap  outliers  multivariat  dilakukan  dengan
menggunakan  kriteria  jarak  mahalanobis  pada  tingkat  p0,001 Ferdinand,  2002:102.  Berdasarkan  nilai  chi-square  pada  parameter
23  pada  tingkat  signifikansi  0,001  atau χ
2
23,0,001  =  41,638.  Hasil perhitungan  observations  farthest  from  the  centroid  menunjukkan
nilai  mahalanobis  d-squared  terbesar  adalah  40,303  yang  tidak melebihi  nilai  41,638  yang  berarti  bahwa  tidak  terdapat  outliers
multivariat dalam penelitian ini. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
bagian observations farthest from the centroid mahalanobis distance pada lampiran 4.
4. Multicollinearity dan Singularity
Dengan  menggunakan  Amos  18.0,  pada  lampiran  4  bagian determinant of sample covariance matrix
adalah sebesar 1.0342e+004, yang  berarti jauh dari nol.  Oleh karena itu, dapat  disimpulkan bahwa
tidak terjadi multikolinearitas atau singularitas, sehingga data ini layak digunakan.
2.
Uji Statistik
Setelah  asumsi-asumsi  SEM  dipenuhi  maka,  penghitungan    pemodelan SEM yang dianalisis dengan menggunakan program Amos versi 18.0 dari
penelitian ini dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :
Tabel V. 9 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
Goodness of fit Cut of value
Hasil Keterangan
Chi-square Diharapkan Kecil   1028,974
Belum memenuhi Significance Probability
  0.05 0.000
Belum memenuhi RMSEA
  0.08 0.079
Baik GFI
≥ 0.90 0.705
Belum memenuhi AGFI
≥ 0.90 0.655
Belum memenuhi CMINDF
  2.00 1.805
Baik TLI
≥ 0.95 0.832
Belum memenuhi CFI
≥ 0.95 0.848
Belum memenuhi Sumber: Lampiran 3
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa model tersebut belum dapat diterima karena belum semua hasil perhitungan SEM memiliki  nilai sesuai dengan
cut  of  value yang  telah  ditentukan.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan
bahwa  model  yang  diperoleh  belum  layak  belum  fit  sebagai  model estimasi.  Hasil  perhitungan  structural  equation  modeling  SEM  pada
tabel diatas, didapat dari gambar yang ditampilkan berikut ini:
Gambar V. 1 Model yang belum fit
3. Interprestasi dan Modifikasi Model
Dari tabel dan gambar tersebut dapat dilihat model dari penelitian ini belum  memenuhi  persyaratan  goodness  of  fit,  maka  perlu  dikompositkan
atau dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan goodness of fit. Pada penelitian ini, semua konstruk yang dapat dikompositkan yaitu :
e. Keadilan  eksternal;  keadilan  pembayaran  gaji  secara  eksternal,
keadilan  tunjangan  tambahan  secara  eksternal,  keadilan  promosi secara  eksternal,  keadilan  dalam  pemberian  insentif  secara  eksternal,
keadilan  kenaikan  pemberian  gaji  secara  eksternal,  keadilan aktualisasi diri secara eksternal.
f. Keadilan  distributif  internal;  keadilan  dalam  kenaikan  pembayaran
gaji  secara  internal,  keadilan  tunjangan  tambahan  secara  internal, keadilan  pemberian  gaji  secara  internal,  dan  keadilan  aktualisasi  diri
secara internal. g.
Komitmen  organisasi;  kesenangan  berdiskusi,  perasaan  terhadap masalah  organisasi,  perasaan  bahwa  perusahaan  seperti  bagian
keluarga, berartinya perusahaan bagi karyawan, dan karyawan merasa memiliki perusahaan.
h. Loyalitas  karyawan;  karyawan  merasa  setia  pada  perusahaan,
menganggap  perusahaan  sebagai  keluarga,  dan  perasaan  untuk mencintai pekerjaan dan perusahaan.
i. Goodness of Fit
Setelah pemodelan SEM dikompositkan atau dimodifikasi, maka hasil perhitungan goodness of fit ditampilkan dalam tabel berikut ini:
Tabel V. 10 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
Goodness of fit Cut of value
Hasil Keterangan
Chi-square Diharapkan Kecil
23,197 Baik
Significance Probability   0.05
0.082 Baik
RMSEA   0.08
0.077 Baik
GFI ≥ 0.90
0.902 Baik
AGFI ≥ 0.90
0.939 Baik
CMINDF   2.00
1.486 Baik
TLI ≥ 0.95
0.958 Baik
CFI ≥ 0.95
0.971 Baik
Sumber: Lampiran 4
Dari  tabel  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  model  tersebut  dapat  diterima karena semua hasil perhitungan SEM memiliki nilai sesuai dengan cut
of  value yang  telah  ditentukan.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan
bahwa model yang diperoleh sudah layak fit sebagai model estimasi. Hasil  perhitungan  structural  equation  modeling  SEM  pada  tabel  di
atas, didapat dari gambar yang ditampilkan berikut ini:
Gambar V. 2 Model yang sudah Fit
4. Regression Weight
Dimensi  yang  membentuk  faktor  laten  dapat  dianalisis  dengan menggunakan uji-t terhadap regression weight yang dihasilkan oleh model
tersebut.  Critical  ratio  CR  adalah  identik  dengan  t
hitung
dalam  analisis regresi. Oleh karena itu critical ratio CR yang lebih besar dari 1,96 pada
taraf signifikansi 0,05 5 atau nilai C.R. lebih besar atau sama dengan ± 2,58 untuk taraf signifikansi sebesar 0,01  1, sedangkan nilai C.R. lebih
kecil dari 1,96 maka memiliki kausalitas yang lemah Ghozali, 2008:160. Dalam penelitian ini digunakan taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5.
Tabel V. 11 Regression Weight
Regression Weight C.R.
t
table
Keterangan
Komitmen Organisasi  --- Keadilan Eksternal 3,282   2.58
Signifikan Loyalitas Karyawan  --- Keadilan Eksternal
-1,185   2.58 Ditolak
Komitmen Organisasi  --- Keadilan distributif  Internal   4,752   2.58 Signifikan
Loyalitas Karyawan  --- Keadilan distributif  Internal 0,993
2.58 Ditolak
Loyalitas Karyawan  --- Komitmen Organisasi 5,643   2.58
Signifikan Sumber: Lampiran 4
Tabel  regression  weight  pada  kolom  C.R.  di  atas  dapat  dipakai  sebagai dasar untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini.
a. Pengujian hipotesis pertama
H1:  Keadilan  eksternal  berpengaruh  positif  terhadap  komitmen organisasi.
Parameter  estimasi  keadilan  eksternal  terhadap  komitmen organisasi  pada  tabel  V.  11  menunjukkan  nilai  C.R.  =  3,282  lebih
besar dari 2.58. Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama terbukti, yaitu keadilan eksternal berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.
Menurut  Dessler  2009:  54,  keadilan  eksternal  adalah perbandingan  antara  rata-rata  gaji  suatu  pekerjaan  di  dalam  satu
perusahaan  dengan  rata-rata  gajih  di  perusahaan  lain.  Keadilan eksternal  dalam  penelitian  ini  ditunjukkan  melalui:  keadilan
pembayaran gaji secara eksternal, keadilan tunjangan tambahan secara eksternal,  keadilan  promosi  secara  eksternal,  keadilan  dalam
pemberian insentif secara eksternal, keadilan kenaikan pemberian gaji secara  eksternal,  keadilan  aktualisasi  diri  secara  eksternal,  terbukti
berpengaruh secara signifikan berdasarkan teori yang sudah ada dalam membentuk komitmen organisasi yang dimiliki karyawan.
Komitmen  organisasi  dalam  penelitian  ini  ditunjukkan  melalui: kesenangan  berdiskusi,  perasaan  terhadap  masalah  organisasi,
perasaan  bahwa  perusahaan  seperti  bagian  keluarga,  berartinya perusahaan  bagi  karyawan,  dan  karyawan  merasa  memiliki
perusahaan,  terbukti  berpengaruh  secara  signifikan  berdasarkan  teori yang  sudah  ada  dalam  menbentuk  atau  mengevaluasi  keadilan
eksternal.
b. Pengujian hipotesis kedua
H2:  Keadilan  eksternal  berpengaruh  positif  terhadap  loyalitas karyawan dalam organisasi.
Parameter estimasi keadilan eksternal terhadap loyalitas karyawan dalam  organisasi  pada  tabel  V.11  menunjukkan  nilai  C.R.  =  -1,185
lebih kecil dari 2.58. Dengan demikian, maka hipotesis kedua ditolak, hal  ini  menunjukkan  bahwa  keadilan  eksternal  tidak  berpengaruh
terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi. Menurut  Maria  Dhewi  dalam  Mangkuprawira  dan  Hubies,
2007:161, loyalitas adalah kepatuhan atau kesetiaan, apabila seorang karyawan  bekerja  pada  suatu  perusahaan  yang  telah  memberikan
fasilitas  maka  kesetiaan  karyawan  akan  semakin  besar  dan menyebabkan karyawan menjadi lebih giat. Loyalitas karyawan dalam
penelitian  ini  ditunjukkan  melalui:  karyawan  merasa  setia  pada perusahaan,  menganggap  perusahaan  sebagai  keluarga,  dan  perasaan
untuk  mencintai  pekerjaan  dan  perusahaan,  terbukti  tidak  signifikan atau  tidak  berpengaruh  berdasarkan  teori  yang  sudah  ada  dalam
membentuk atau mengevaluasi keadilan eksternal. Keadilan  eksternal  dalam  penelitian  ini  ditunjukkan  melalui:
keadilan  pembayaran  gaji  secara  eksternal,  keadilan  tunjangan tambahan  secara  eksternal,  keadilan  promosi  secara  eksternal,
keadilan dalam pemberian insentif secara eksternal, keadilan kenaikan pemberian  gaji  secara  eksternal,  keadilan  aktualisasi  diri  secara
eksternal, terbukti tidak signifikan atau tidak berpengaruh berdasarkan teori yang sudah ada dalam membentuk keadilan eksternal.
c. Pengujian hipotesis ketiga
H3:  Keadilan  distributif  internal  berpengaruh  positif  terhadap komitmen organisasi.
Parameter  estimasi  keadilan  distributif    internal  terhadap komitmen organisasi pada tabel V.11 menunjukkan nilai C.R. = 4,752
lebih  besar  dari  2.58.  Hal  ini  berarti  bahwa  hipotesis  ketiga  terbukti, yaitu  keadilan  distributif    internal  berpengaruh  positif  terhadap
komitmen organisasi. Menurut  Manthis  and  Jackson  2006:  122,  komitmen  organisasi
adalah  tingkat  sampai  di  mana  karyawan  yakin  dan  menerima  tujuan organisasional,  serta  berkeinginan  untuk  tinggal  bersama  organisasi
tersebut.  Pernyataan  ini  senada  dengan  yang  diungkapkan  oleh Robbins dan Coultler 2007: 57,  yang menyatakan bahwa komitmen
organisasi  adalah  tingkat  dimana  karyawan  diidentifikasikan  dengan sebuah  organisasi  tertentu  dan  tujuannya  serta  berharap  untuk
memelihara  keanggotaan  dalam  organisasi.  Komitmen  organisasi dalam  penelitian  ini  ditunjukkan  melalui:  kesenangan  berdiskusi,
perasaan  terhadap  masalah  organisasi,  perasaan  bahwa  perusahaan seperti  bagian  keluarga,  berartinya  perusahaan  bagi  karyawan,  dan
karyawan  merasa  memiliki  perusahaan  terbukti  berpengaruh  secara
signifikan  berdasarkan  teori  yang  sudah  ada  dalam  menbentuk  atau mengevaluasi keadilan distributif  internal.
Keadilan  distributif  internal  dalam  penelitian  ini  ditunjukkan melalui:  keadilan  dalam  kenaikan  pembayaran  gaji  secara  internal,
keadilan tunjangan tambahan secara internal, keadilan pemberian gaji secara  internal,  dan  keadilan  aktualisasi  diri  secara  internal,  terbukti
berpengaruh secara signifikan berdasarkan teori yang sudah ada dalam menbentuk komitmen organisasi.
d. Pengujian hipotesis keempat
H4: Keadilan distributif internal berpengaruh positif terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi.
Parameter  estimasi  keadilan  distributif  internal  terhadap  loyalitas karyawan dalam organisasi pada tabel V.11 menunjukkan nilai C.R. =
0,993 lebih kecil dari 2.58. Dengan demikian, maka hipotesis keempat ditolak, hal ini menunjukkan bahwa keadilan distributif internal tidak
berpengaruh terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi. Menurut Mc. Bey dalam Maryanto, 2006: 34, keadilan distributif
didefinisikan sebagai
persepsi karyawan
tentang keadilan
pendistribusian  sumber  daya  dalam  organisasi.  Berdasakan  hal tersebut,  keadilan  distributif  berkaitan  dengan  persepsi  karyawan
terhadap  keadilan  dan  keseimbangan  antara  masukan  usaha,  skill, kemampuan  yang  diberikan  dan  hasil  gaji  yang  diterima.  Hal  ini
juga  hampir  senada  dengan  pendapat  Roberts  dan  Chonko  dalam
Maryanto,  2006:  34,  yang  menyatakan  bahwa  keadilan  distributif terdiri  atas  keadilan  kenaikan  pembayaran  gaji  secara  internal,
keadilan tunjangan tambahan secara internal, keadilan pemberian gaji secara internal dan keadilan aktualisasi diri secara internal.
Keadilan  distributif  internal  dalam  penelitian  ini  ditunjukkan melalui:  keadilan  dalam  kenaikan  pembayaran  gaji  secara  internal,
keadilan tunjangan tambahan secara internal, keadilan pemberian gaji secara  internal,  dan  keadilan  aktualisasi  diri  secara  internal,  terbukti
tidak signifikan atau tidak berpengaruh  berdasarkan teori  yang sudah ada  dalam  menbentuk  loyalitas  karyawan.  Loyalitas  karyawan  dalam
penelitian  ini  ditunjukkan  melalui:  karyawan  merasa  setia  pada perusahaan,  menganggap  perusahaan  sebagai  keluarga,  dan  perasaan
untuk  mencintai  pekerjaan  dan  perusahaan,  terbukti  tidak  signifikan atau  tidak  berpengaruh  berdasarkan  teori  yang  sudah  ada  dalam
membentuk atau mengevaluasi keadilan distributif internal. e.
Pengujian hipotesis kelima H5:  Komitmen  organisasi  berpengaruh  positif  terhadap  loyalitas
karyawan dalam organisasi. Parameter  estimasi  komitmen  organisasi  terhadap  loyalitas
karyawan dalam organisasi pada tabel V.11 menunjukkan nilai C.R. = 5,643  lebih  besar  dari  2.58.  Hal  ini  berarti  bahwa  hipotesis  kelima
terbukti,  yaitu  komitmen  organisasi  berpengaruh  positif  terhadap loyalitas karyawan dalam organisasi.
Menurut Robbins 2006: 463, pengertian loyalitas yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan adalah suatu keinginan untuk melindungi
dan  menyelamatkan  wajah  bagi  orang  lain.  Bila  seseorang  memiliki loyalitas  dan  kepercayaan  terhadap  suatu  hal,  maka  orang  tersebut
bersedia berkorban dan setia terhadap hal yang dipercayainya tersebut. Hal  ini  hampir  senada  dengan  yang  diungkapkan  oleh  Maria  Dhewi
dalam  Mangkuprawira  dan  Hubies,  2007:161,  loyalitas  adalah kepatuhan  atau  kesetiaan,  apabila  seorang  karyawan  bekerja  pada
suatu  perusahaan  yang  telah  memberikan  fasilitas  maka  kesetiaan karyawan  akan  semakin  besar  dan  menyebabkan  karyawan  menjadi
lebih giat. Loyalitas  karyawan  dalam  penelitian  ini  ditunjukkan  melalui:
karyawan  merasa  setia  pada  perusahaan,  menganggap  perusahaan sebagai  keluarga,  dan  perasaan  untuk  mencintai  pekerjaan  dan
perusahaan, terbukti berpengaruh secara signifikan dalam membentuk atau  mengevaluasi  komitmen  organisasi  yang  dimiliki  karyawan
berdasarkan teori yang sudah. Komitmen  organisasi  dalam  penelitian  ini  ditunjukkan  melalui:
kesenangan  berdiskusi,  perasaan  terhadap  masalah  organisasi, perasaan  bahwa  perusahaan  seperti  bagian  keluarga,  berartinya
perusahaan  bagi  karyawan,  dan  karyawan  merasa  memiliki perusahaan,  terbukti  berpengaruh  secara  signifikan  berdasarkan  teori
yang sudah ada dalam menbentuk loyalitas karyawan.
5. Standardized Regression Weights
Tabel V. 12 Standardized Regression Weights
Regression Weights Estimate
Komitmen Organisasi  --- Keadilan Internal ,533
Komitmen Organisasi  --- Keadilan Eksternal ,309
Loyalitas Karyawan  --- Keadilan Internal ,082
Loyalitas Karyawan  --- Keadilan Eksternal -,084
Loyalitas Karyawan  --- Komitmen Organisasi ,911
Keadilan pembayaran gaji secara eksternal  --- Keadilan Eksternal ,814
Keadilan tunjangan tambahan secara eksternal  --- Keadilan Eksternal ,867
Keadilan promosi secara eksternal  --- Keadilan Eksternal ,687
Keadilan dalam pemberian insentif secara eksternal  --- Keadilan Eksternal ,823
Keadilan kenaikan pemberian gaji secara eksternal  --- Keadilan Eksternal ,743
Keadilan aktualisasi diri secara eksternal  --- Keadilan Eksternal ,621
Kesenangan berdiskusi  --- Komitmen Organisasi ,555
Perasaan terhadap masalah organisasi  --- Komitmen Organisasi ,560
Perasaan bahwa perusahaan seperti bagian keluarga  --- Komitmen Organisasi ,851
Berartinya perusahaan bagi karyawan  --- Komitmen Organisasi ,695
Karyawan merasa memiliki perusahaan  --- Komitmen Organisasi ,861
Karyawan merasa setia pada perusahaan  --- Loyalitas Karyawan ,784
Menganggap perusahaan sebagai keluarga  --- Loyalitas Karyawan ,790
Perasaan untuk mencintai pekerjaan dan perusahaan  --- Loyalitas Karyawan ,709
Keadilan dalam kenaikan pembayaran gaji secara internal  --- Keadilan Internal ,884
Keadilan tunjangan tambahan secara internal  --- Keadilan Internal ,732
Keadilan pemberian gaji secara internal  --- Keadilan Internal ,880
Keadilan aktualisasi diri secara internal  --- Keadilan Internal ,715
Sumber : Lampiran 4
Tabel di atas menunjukkan bahwa indikator  yang paling kuat membentuk keadilan  eksternal  adalah  keadilan  tunjangan  tambahan  secara  eksternal
dengan  nilai  sebesar  0,867,  sedangkan  indikator  yang  paling  lemah membentuk  keadilan  eksternal  adalah  keadilan  aktualisasi  diri  secara
eksternal  dengan  nilai  sebesar  0,621.  Indikator  yang  paling  kuat membentuk  komitmen  organisasi  adalah  karyawan  merasa  memiliki
perusahaan  dengan  nilai  sebesar  0,861,  sedangkan  indikator  yang  paling lemah  membentuk  komitmen  organisasi  adalah  kesenangan  berdiskusi
dengan  nilai  sebesar  0,555.  Indikator  yang  paling  kuat  membentuk loyalitas  karyawan  adalah  menganggap  perusahaan  sebagai  keluarga
dengan  nilai  sebesar  0,790,  sedangkan  indikator  yang  paling  lemah membentuk loyalitas karyawan adalah perasaan untuk mencintai pekerjaan
dan  perusahaan  dengan  nilai  sebesar  0,709.  Indikator  yang  paling  kuat membentuk  keadilan  distributif  internal  adalah  keadilan  dalam  kenaikan
pembayaran  gaji  secara  internal  dengan  nilai  sebesar  0,884,  sedangkan indikator  yang  paling  lemah  membentuk  keadilan  distributif  internal
adalah keadilan aktualisasi diri secara internal dengan nilai sebesar 0,715.
E. Variabel Terukur Measured Variable