Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal Pengujian Model Evaluasi Model

3.4.3 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR Critical Ratio atau ρ probability yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t table berarti signifikan.

3.4.4 Pengujian Model

Dalam metode SEM, model pengukuran dan model struktur parameter-parameternya di estimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi fit model. One Step Approach to SEM digunakan apabila model diyakini landasan teori yang kuat serta validitas dan reabilitas yang sangat baik. Structural equation model lihat hal. 38 Gambar 3 : Stuctural Equation Model. Tangible X 1 Reliability X 2 Responsiveness X 3 Assurance X 4 Empathy X 5 Kualitas layanan X Kepuasan pelanggan Y Loyalitas pelanggan Z Nilai Y 1 Harapan Y 2 Kesetiaan Z 1 Ketahanan terhadap pengaruh negatif Z 2 Merefrensikan esistensi perusahaan Z 3

3.4.5 Evaluasi Model

Hair et.al, 1998 menjelaskan bahwa confirmatory menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling . Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodness Of Fit, yakni Chi-square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMINDF . 1. X 2 – Chi Square Statistic Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood ratio chi-square statistic. Chi-square ini bersifat sangat sensitive terhadap besarnya sampel yang digunakan karena itu bila jumlah sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel maka statistic chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lainnya. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X 2 semakin baik model itu. Dalam pengujiannya ini nilai X 2 yang rendah yang menghasilkan sebuah tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diestimasi. 2. RMSEA-The Rood Mean Square Error of Appoximation Adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasikan chi-square statistic dalam sampel yang besar nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close-fit dari model ini berdasarkan degree of freedom. 3. GFI -Goodness of Fit Index Indeks kesesuaian fit index ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1,0 perfect fit nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”. 4. AGFI-Adjusted Goodness of fit indeks Adalah analog dari R 2 dalam regresi berganda. Fit index ini dapat didjust terhadap degree of freedom yang tersedia untuk menguji diterima tidaknya model. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,09 perlu diketahui bahwa baik GFI maupun AGFI adalah kriteria yang diperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. 5. CMIN DF The minimum sample discrepancy function CMN dibagi dengan degree of freedom-nya akan menghasilkan indeks CMIN DF, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fit-nya sebuah model. 6. TLI-Tucker Lewis Index TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit. 7. CFI-Comparative Fit Index Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI 0,95. Tabel 2 : Goodness of Fit Indices Godness of Fit Index Keterangan Cut-Off Value X²- Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang di estimas sama dengan covariance sample apakah model sesuai dengan data Diharapkan kecil 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1dan 2 Probality Uji signifikan terhadap perbedaan matriks covariance dta dan matriks covariance yang diestimasi Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar ≤ 0,08 GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covarians populasi yang diestimasi analog dengan R² dalam regresi berganda ≥ 0,90 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0.90 CMIN DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model ≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak ensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model ≥ 0,94 Sumber: Hair et al 1998

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Diantara beragamnya alat transportasi darat, banyak perusahaan yang menawarkan jasa – jasa transportasi sebagai sarana yang digunakan untuk menunjang aktivitas sehari – hari. Dalam hal ini, mobil menempati peran dalam sendi kehidupan masyarakat. Salah satu perusahaan yang menawarkan jasa persewaan mobil di Surabaya adalah Angkasa Rent a Car. Angkasa Rent a Car merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang pelayanan jasa. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 18 Agustus 2008 yang bertempat di Jl. Rajawali no : 98, Surabaya. Perusahaan ini didirikan oleh Bpk. Agusry Mahendra, memiliki 8 karyawan dengan kemampuan berbeda dalam pengoperasian. Setiap karyawan memiliki tanggung jawab pekerjaan di masing- masing bidangnya. Hingga saat ini, Angkasa Rent a Car mempunyai 40 unit mobil. Angkasa Rent a Car tidak hanya melayani persewaan individu saja melainkan juga disewakan pada instansi perusahaan – perusahaan dengan memakai system kontrak. Dengan mengantongi ±100 pelanggan. Sampai saat ini Angkasa Rent a Car masih beroperasi di Surabaya untuk memberikan pelayanan 43