Framing dan Windowing Ekstraksi Ciri DFT

pemotongan data sinyal dibatasi oleh nilai dari batas potong . Nilai batas potong yang akan digunakan sebagai pemotongan sinyal sebesar 0,3 yang didapat dari referensi [21]. Proses pemotongan dilakukan dengan mencari data antara nilai batas potong yang sudah ditentukan. Sebagai contoh jika nilai batas potong dimasukan nilai 0,3 maka nilai yang akan diproses untuk pemotongan sinyal adalah antara 0,3 sampai -0,3. Data diantara nilai batas potong tersebut akan dihilangkan dari data awal hingga data pertama pada hasil pencarian data yang dilakukan. Pada saat proses pemotongan sinyal akan dijalankan secara bertahap yang dimulai dari data sinyal bagian depan atau kiri dahulu dan dilanjutkan pada akhir atau kanan sinyal. Saat proses pemotongan data sinyal bagian depan atau bagian kiri sudah selesai, maka akan dilakukan penyusunan data sinyal dari belakang menuju depan untuk membalikan urutan data sinyal dari kanan ke kiri. Pembalikan urutan data sinyal tersebut bertujuan untuk memotong data bagian akhir. Setelah data sinyal bagian akhir dipotong maka data akan disusun kembali untuk mengembalikan pada posisi awal atau pada urutan sebenarnya. Hasil pemotongan sinyal akan disesuainkan urutannya dengan proses zero padding agar banyaknya data pada sinyal ucapan pada setiap percobaan pengucapan berjumlah sama. Proses ini melakukan penyisipkan deretan nilai 0 pada bagian akhir data ucapan.

3.5.2.5. Framing dan Windowing

Pada tahapan ini sinyal suara akan melalui proses framing. Pada proses framing berfungsi untuk membagi tiap data ke beberepa bagian sebelum dilakukannya proses ekstraksi ciri. Sinyal suara yang masuk akan dibandingkan dengan panjang frame, jika nilai data sinyal lebih panjang dari panjang frame maka masuk ketahap windowing, kemudian disimpan untuk dilakukan overlap. Overlap merupakan pemotongan sinyal yang tidak dipakai dari proses framing, yaitu bagian yang melebihi dari panjang frame yang telah ditentukan. Jika nilai data sinyal masukan lebih kecil atau sama dengan nilai panjang segmen makan akan langsung mengalami windowing tanpa melalui framing dan overlap. Nilai dari lebar frame t f adalah 512 [15] dan nilai overlap t o adalah 25 [20] dari nilai lebar frame yaitu 128. Didalam proses framing terdapat proses windowing. Windowing merupakan proses perancangan untuk membuat pola dalam masukan data ucapan sebelum masuk dalam proses selanjutnya. Pada perancangan windowing ini peneliti menggunakan jenis windowing hamming karena memiliki main lobe paling besar dan side lobe paling kecil[18]. Mulai Masukan : - hasil data masukan - nilai overlap frame - nilai panjang frame Keluaran : hasil framing Selesai data = panjang frame proses framing pada data masukan Proses windowing : hasil framing x hasil windowing Simpan proses windowing potong sinyal yang tidak dipakai data panjang frame pemberian data 0 pada panjang segmen Proses windowing : hasil framing x hasil windowing Simpan proses windowing Ya Tidak Ya tidak 3.21. Diagram proses framing

3.5.2.6. Ekstraksi Ciri DFT

Setelah melalui proses windowing, proses selanjutnya adalah penghitungan ekstraksi ciri DFT. Ektraksi ciri DFT digunakan untuk mengubah sinyal menjadi komponen frekuensi dasarnya. Pada proses DFT dilakukan proses penghitungan nilai absolut DFT dan pemotongan setengah bagian dari hasil perhitungan nilai DFT. Setelah proses ekstraksi ciri dilakukan proses segment averaging yang berfungsi untuk melakukan segmentasi pada data hasil ekstraksi ciri. Segment averaging merupakan metode untuk mengurangi jumlah data dengan cara mengelompokannya dalam rentang segment kemudian dicari rata-ratanya pada tiap segment. Segment averaging digunakan untuk mengurangi jumlah data ekstraksi ciri yang memiliki ukuran besar menjadi ukuran kecil. Mulai Masukan : Hasil dari Windowing Mencari nilai absolut DFT Keluaran : Hasil ekstraksi ciri DFT Selesai Proses segmen averaging mengambil setengah bagian lain dari dari nilai DFT Gambar 3.22. Diagram Blok ekstraksi ciri DFT

3.5.2.7. Korelasi