18
mengalami kemacetan dalam proses produksi. Perawatan pada cetakan matras, pembersihan cetakan, melihat fasilitas dalam
proses produksi yang perlu adanya perbaikan.
2.4.4 Fungsi Pengawasan Produksi
Sofyan Assauri 2001 : 149 mengatakan untuk dapat menjalankan pengawasan dengan sempurna dan efektif, maka pengawasan produksi
yang dilakukan hendaknya mempunyai fungsi sebagai berikut : 1.
Routing Adalah fungsi yang menentukan dan mengatur urutan kegiatan
pekerjaan yang logis, sistematis dan ekonomis melalui urutan nama bahan – bahan dipersiapkan untuk diproses menjadi barang jadi.
Routing ini merupakan dasar dari fungsi scheduling dan
dispatching. 2.
Loading Adalah merupakan penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan
work load pada masing – masing pusat pekerjaan work centre sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan pada
setiap operasi tanpa adanya penundaan atau keterlambatan time delay
. Loading merupakan dasar penetuan scheduling. 3.
Scheduling Merupakan pengkoordinasian tentang waktu dalam kegiatan
berproduksi sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan – bahan baku dan bahan – bahan pembantu serta kelengkapan kepada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
19
fasilitas – fasilitas atau bagian – bagian pengolahan dalam pabrik pada waktu yang telah ditentukan.
4. Dispatching
Meliputi pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang routing dan scheduling. Sebagian besar kegiatan dalam
dispatching ini terdiri dari penyampaian perintah kepada bagian
pengolahan yang dilakukan sesuai dengan schedul dan urutan pekerjaan yang telah ditentukan. Apabila segala sesuatu telah
ditentukan dan pemuatan loading pekerjaan ke operasi telah dimulai, maka petugas pengawasan produksi bertanggung jawab
memberitahukan kepada petugas operasi mengenai : a.
Pekerjaan yang harus dilakukan. b.
Waktu penyelesaian yang direncanakan. c.
Laporan penilaian perkembangan dari pekerjaan tersebut. 5.
Follow Up Adalah fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua aspek
yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi. Follow up ini mencakup usaha - usaha untuk mendapatkan bahan baku yang tidak
tersedia tetapi dibutuhkan, mencari supplier yang paling baik untuk mendapatkan bahan - bahan baku tersebut, juga meneliti mesin -
mesin dan peralatan yang diperlukan serta mengenai penjualan apakah hasilnya baik atau buruk. Kesemuannya itu dilakukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
20
dengan tujuan agar hal - hal tersebut tidak mengganggu kelancaran didalam produksi.
2.5 Manajemen Persediaan Bahan