41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini hanya ada satu variable yang akan diamati dan menjadi obyek pengamatan dalam penelitian yaitu Produk Cacat. Yang dimaksud produk
cacat adalah Produk jenis etiket pada PT.Gudang Garam Direktorat Grafika yang sudah selesai dalam proses produksi yang mengalami kerusakan atau
dianggap tidak memenuhi standart kualitas dan sudah mengalami proses sortir ulang dan juga perbaikan system yang ditetapkan oleh perusahaan.
Variabel ini memiliki 4 indikator, yaitu defect print to print cacat dari proses print ke print, defect standart color cacat dari warna, defect print to cutting
cacat dari proses print menuju proses pemotongan, defect driying ink cacat proses pencucian tinta, Variabel ini memiliki skala rasio dan diukur dalam satuan
keping.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah data produksi mengenai banyaknya jumlah produk etiket, fleksibel packing pada pembungkus rokok yang cacat
pada bulan Februari - April 2011.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
42
3.2.2 Sampel
Data mengenai banyak jumlah produk yang cacat selama proses produksi berlangsung selama Februari - April 2011 yang dilakukan oleh PT.Gudang Garam
Direktorat Grafika khususnya pada bahan baku kertas yang di gunakan sebagai pembungkus rokok.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Penarikan sample menggunakan sampling jenuh yaitu lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan sample penelitian,
yaitu dengan unit-unit populasi yang dianggap kunci diambil sebagai sample penelitian, yaitu banyaknya jumlah produk cacat selama proses produksi
berlangsung PT. Gudang Garam Direktorat Grafika, Tbk khususnya pada pembungkus rokok jenis etiket “Gudang Garam Filter Surya 16” yang merupakan
fleksibel packing .
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah jenis data sekunder, yaitu data mengenai jumlah data yang diproduksi dan diperoleh secara langsung dari PT. Gudang
Garam Direktorat Grafika
3.4 Tehnik Pengumpulan Data
1. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pelaksanaan proses produksi dan pelaksanaan pengendalian kualitas
didalam PML pada perusahaan PT. Gudang Garam Direktorat Grafika.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
43 2.
Dokumentasi Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui dokumentasi yaitu
pengumpulan mengenai data jumlah hasil produksi yang dilakukan selama proses produksi berlangsung yang di peroleh langsung dari PT. Gudang Garam
Direktorat Grafika.
3.5 Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan mengacu pada prinsip-prinsip yang terdapat dalam metode Six Sigma. Metode ini digunakan untuk mengantisipasi terjadinya
kesalahan atau defect dengan menggunakan langkah-langkah terukur dan terstruktur. Dengan berdasar pada data yang ada, maka Continous improvement
dapat dilakukan berdasar metodologi Six Sigma yang meliputi DMAIC Pande Holpp, 2005: 45.
1. Define
Merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini, yang paling penting untuk dilakukan adalah
identifikasi produk dan atau proses yang akan diperbaiki. Kita harus menetapkan prioritas utama tentang masalah-masalah dan atau kesempatan peningkatan
kualitas mana yang akan ditangani terlebih dahulu. Pemilihan proyek terbaik adalah berdasarkan pada identifikasi proyek yang sesuai dengan kebutuhan,
kapabilitas, dan tujuan organisasi yang sekarang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
44
2. Measure
Tahap pengukuran yang dilakukan melalui 2 tahap denganpengambilan sampel
yang dilakukan oleh pe rusahaan Februari – April 2011 sebagai berikut :
1. Memilih atau menentukan karakteristik kualitas CTQ kunci yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan. 2.
Analisis diagram kontrol P-Chart Diagram kontrol P digunakan untuk atribut yaitu pada sifat-sifat barang yang
didasarkan atas proporsi jumlah suatu kejadian atau kejadian seperti diterima atau ditolak akibat proses produksi. Diagram ini dapat disusun dengan langkah sebagai
berikut: a.
Pengambilan populasi atau sampel Populasi yang diambil untuk analisis P Chart adalah jumlah produk yang
dihasilkan dalam kegiatan produksi di PT. Gudang Garam Direktorat Grafika pada bulan Februari- April 2011 pada jenis etiket Surya Filter 16
b. Pemeriksaan karakteristik dengan menghitung nilai mean.
Rumus nilai mean :
c. Menentukan batas kendali terhadap pengawasan yang
dilakukan dengan menetapkan nilai UCL Upper Control Limit batas spesifikasi atas dan LCL Lower Control Limit batas spesifikasi bawah
UCL : + Upper control limit
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
45
LCL : - Lower control limit
p : rata-rata proporsi kecacatan
n : jumlah sampel yang diteliti
np : jumlah kecacatan jumlah yang diteliti ∑np : total jumlah bagian yang cacat dari suatu sampel
∑n : total jumlah yang diteliti Prawirosentono, 2002:113
3. Menganalisa tingkat sigma dan Defect For Milion Opportunitas perusahaan :
Tabel 3.1 Tahap - tahap Perhitungan Sigma dan DPMO Tindakan
Persamaan 1
Proses apa yang ingin diketahui
2 Berapa banyak unit yang
diproduksi 3
Berapa banyak unit yang cacat
4 Hitung tingkat cacat
berdasarkan langkah 3 5
Tentukan CTQ penyebab produk Cacat
6 Hitung peluang tingkat
cacat karakteristik CTQ 7
Hitung kemungkinan cacat per DPMO
8 Konversi DPMO
kedalam nilai Sigma -
- -
Langkah 3 langkah 4
Banyaknya karakteristik CTQ
Langkah 4 langkah 5 Langkah 6 x 1.000.000
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
46
3. Analyze
Mengidentifikasikan penyebab masalah kualitas dengan menggunakan : a.
Diagram Pareto Setelah melakukan measure dengan diagram P-Chart, maka akan diketahui
apakah ada produk yang berada diluar batas kontrol atau tidak. Jika ternyata diketahui ada produk rusak yang berada diluar batas kontrol, maka produk
tersebut akan dianalisis dengan menggunakan diagram pareto untuk diurutkan berdasarkan tingkat proporsi kerusakan terbesar sampai dengan terkecil. Diagram
pareto ini akan membantu untuk memfokuskan pada masalah kerusakan produk yang lebih sering terjadi, yang mengisyaratkan masalah-masalah mana yang bila
ditangani akan memberikan manfaat yang besar. Kerusakan :
b. Diagram sebab – akibat :
Diagram sebab akibat digunakan sebagai pedoman teknis dari fungsi-fungsi oprasional proses produksi untuk memaksimalkan nilai-nilai kesuksesan tingkat
kualitas produk sebuah perusahaan pada waktu bersamaan dengan memperkecil risiko-risiko kegagalan Hidayat, 2007:270.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
47 Gambar 3.1 Diagram Sebab Akibat Gaspersz, 2005 : 243
Money Media Material Method
Akibat Predictable Motivation Machine Manpower
Causes
4. Improve
Merupakan tahap peningkatan kualitas Six sigma harus melakukan pengukuran lihat dari peluang, kerusakan, proses kapabilitas saat ini, rekomendasi ulasan
perbaikan, menganalisa kemudian tindakan perbaikan dilakukan.
5. Control
Merupakan tahap peningkatan kualitas dengan memastikan level baru kinerja dalam kondisi standar dan terjaga nilai-nilai peningkatannya yang kemudian
didokumentasikan dan disebarluaskan yang berguna sebagai langkah perbaikan untuk kinerja proses berikutnya.
3.6 Asumsi Penerapan Metode Six Sigma