65
dalam penyebab kecacatan atau buruknya kualitas akhir produk Etiket Gudang Garam Surya 16. Pada tahap define ini terdiri dari beberapa langkah sebagai
berikut: Dalam kerangka six sigma, sebuah proyek bertujuan untuk menghasilkan
suatu produk yang mempunyai level 6 sigma 3,4 kegagalan dalam sejuta kesempatan. Pada proses produksi Etiket Gudang Garam Surya 16 six sigma bisa
diterapkan pada keseluruhan proses produksi yang ada. Akan tetapi dalam penelitian proyek six sigma yang akan dilaksanakan dipilih dengan
memprioritaskan masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan peningkatan kualitas yang dapat ditangani oleh peneliti dan mana yang harus ditangani terlebih
dahulu berdasarkan jumlah cacat terbanyak pada bulan Februari – April 2011, berdasarkan informasi yang diberikan oleh pihak departemen produksi, kecacatan
yang terbanyak terjadi pada kesalahan dalam garis.
1. Pemilihan Obyek Penelitian
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengidentifikasikan produk yang menjadi obyek penelitian dengan metode six sigma. Dalam penelitian ni
difokuskan pada produk Etiket Gudang Garam Surya 16 merupakan produk yang berfungsi sebagai bahan pembantu dalam keperluan produksi rokok yang berada
di pabrik rokok Kediri.
2. Pendefinisian Karakteristik Critical To Quality CTQ
Six Sigma dalam penelitian ini berfokus pada pengendalian defect, dimulai dengan mengidentifikasikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas
CTQ. Setiap produk memiliki kriteria karakteristik kualitas yang berbeda-beda.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
66
Demikian pula pada Etiket Gudang Garam Surya 16 yang diproduksi oleh PT. Gudang Garam Direktorat Grafika yang menjadi tujuan penelitian ini juga
mempunyai karakteristik kualitas tertentu. Dalam penelitian ini karakteristik kualitas CTQ ditunjukkan pada table 4.5.
Berdasarkan table 4.5 maka didapatkan CTQ sebanyak 4 karena dari keempat jenis cacat tersebut memiliki prosentase yang sangat besar diatas 10 .
Adapun jenis cacat yang masuk dalam kategori CTQ adalah sebagai berikut : 1.
Print to cut 2.
Garis 3.
Luber 4.
Warna tidak standart
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
67
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
68
4.1.3.2 Tahap Measure
Measure merupakan langkah operasional kedua dalam peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini sebelumnya diketahui bahwa CTQ Critical to Quality
yang dipilih adalah defect. Data yang digunakan sebagai baseline kinerja adalah pengukuran baseline kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja selama 3
bulan Bulan Februari – April 2011, sehingga dapat ditetapkan target yang ingin dicapai dalam penurunan defect.
Baseline kinerja dalam penelitian ini menggunakan satuan pengukuran DPMO defect per million opportunities dan tingkat kapabilitas Sigma Sigma
Level. Nilai masing-masing parameter tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan sebagai berikut :
1. Analisis Diagram Kontrol P-Chart
Data diambil dari PT. Gudang Garam Direktorat Grafika, yaitu pengawasan kualitas yang diukur dari jumlah produk akhir. Pengukuran dilakukan dengan
Statistical Quality Control jenis P-Chart terhadap produk akhir dari Bulan
Februari – April 2011. jenis Etiket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Etiket Filter Surya 16.
Juga dihitung proporsi produk akhir mingguan P, yaitu produk akhir np dibagi sampel n. proporsi produk akhir minggu pertama bulan Februari 2011
dengan n = 18577605, dan np = 318384, adalah:
p np
P =
18577605 318384
= P
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
69
P = 0.017138054
∑ ∑
= n
np CL
∑ ∑
= 166172781
761 .
608 .
3 CL
0.02171692 =
CL
Selanjutnya menentukan batas kendali atas UCL dan batas kendali bawah LCL. Karena jumlah produksi bervariasi, maka batas kendali dihitung per
periode. Minggu pertama bulan Februari n = 18577605:
18577605 4
0.01713805 -
41 0.01713805
3 02171692
. +
= UCL
0.02181837 =
UCL
18577605 4
0.01713805 -
41 0.01713805
3 02171692
. −
= LCL
0.02161547 =
LCL Berikut lembar pengukuran dengan mengambil sampel pada bulan Februari
sampai April 2011 untuk menetapkan nilai UCL Upper Control Limit dan LCL Lower control Limit untuk k
emasan Filter Surya 16.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
70
Tabel 4.6 Perhitungan nilai UCL, P, CL, LCL
Bulan Total
Produk Produk
Cacat Tingkat
Cacat UCL
CL LCL
Feb I 18577605
318384 0.017138054
0.02181837 0.02171692 0.02161547 Feb II
21097846 315948
0.014975368 0.02181212 0.02171692 0.02162172
Feb III 14517473
196238 0.013517366
0.02183168 0.02171692 0.02160216 Feb IV
23749521 309499
0.013031800 0.02180665 0.02171692 0.02162719
Maret I 17567592
650686 0.037038998
0.02182125 0.02171692 0.02161259 Maret II
18343889 414564
0.022599570 0.02181902 0.02171692 0.02161482
Maret III 16399053
490361 0.029901788
0.02182490 0.02171692 0.02160894 Maret
IV 15660241
548208 0.035006358
0.02182742 0.02171692 0.02160642
Apr I 6012425
101977 0.016961043
0.02189525 0.02171692 0.02153859 Apr II
5902154 120778
0.020463377 0.02189691 0.02171692 0.02153693
Apr III 5300957
89290 0.016844128
0.02190684 0.02171692 0.02152700 Apr IV
3044025 52828
0.017354654 0.02196755 0.02171692 0.02146629
Sumber : Sumber : Lampiran 1, diolah Sebagai rule of thumb Prawirosentono, 2002 digunakan criteria sebagai
berikut: a.
Jika P LCL, berarti sampel melompat ke bawah diluar batas daerah terima LCL maka periksa penyebabnya.
b. Jika LCL P UCL, berarti semua sampel berada dalam daerah terima
disebut sampel berprilaku normal atau kapabilitas proses baik. c.
Jika P UCL, berarti sampel melompat ke atas diluar daerah terima UCL atau dapat dikatakan kapabilitas proses rendah maka periksa penyebabnya
dan ambil tindakan perbaikan melalui peningkatan kinerja dalam kegiatan proses produksi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
71
Berdasarkan table 4.6 diatas, maka didapatkan bahwa nilai P Tingkat cacat kebanyakan berada di luar nilai UCL dan LCL. Hal ini menunjukan bahwa
kapabilitas proses rendah maka periksa penyebabnya dan ambil tindakan perbaikan melalui peningkatan kinerja dalam kegiatan proses produksi. Untuk
lebih jelasnya, lihat gambar dibawah ini. Gambar 4.6 : Peta Kontrol Produk Etiket Gudang Garam Surya 16
2. Menghitung DPMO dan Nilai Sigma