commit to user 58
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Pelaksanaan Pengorganisasian Bagian Tata Usaha
pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Salah satu syarat agar kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik dalam rangka mencapai tujuan organisasi perlu berpedoman dan melaksanakan
asas-asas organisasi. Adapun asas organisasi yang dilaksanakan dalam pengorganisasian Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial
Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah sebagai berikut : a.
Perumusan Tujuan yang Jelas Setiap organisasi dalam bentuk apapun tentunya didirikan dalam rangka
mencapai tujuan. Begitu juga pada Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso yang
merupakan salah satu bagian kantor yang ada pada BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Tujuan Bagian Tata Usaha dirumuskan dengan mengacu
pada visi Bagian Tata Usaha yaitu mendukung kelancaran pelayanan teknis pada BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20 Januari 2011.
“Pada BBRSBD ini bila digambarkan secara garis besar terdiri dari dua bagian yaitu Bagian Teknis Pelayanan dan Bagian Pendukung. Bagian
teknis pelayanan terdiri dari Bidang Resos dan Penyuluhan Bimbingan Lanjut sedangkan Bagian pendukung terdiri dari Bagian Ketatausahaan
dan Program Advokasi Sosial. Jadi keberadaan Bagian Tata Usaha disini sebagai pendukung yang membantu lancarnya pelayanan teknis,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Bidang Resos dan Penyuluhan Bimbingan Lanjut itu didukung oleh Bagian Tata Usaha yaitu dengan
melaksanakan kegiatan administrasi.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal
24 Januari 2011. “Tujuan Bagian Tata Usaha dirumuskan dengan mengacu
pada visi Tata Usaha yaitu mendukung lancarnya pelayan an teknis.”
commit to user 59
Tujuan dari Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah
memberikan pelayanan dibidang administrasi baik di lingkungan BBRSBD maupun pelayanan administrasi bagi masyarakat.
Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20 Januari 2011.
“Bagian Tata Usaha ini merupakan bagian pendukung yang membantu kelancaran pelayanan teknis pada BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
dengan melaksanakan kegiatan administrasi. Kegiatan administrasi yang dilakukan yaitu ketatausahaan baik pelayanan administrasi bagi
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso maupun masyarakat. Jadi pelayanannya tidak hanya untuk BBRSBD saja, tapi juga masyarakat yang
membutuhkan. Seperti kalau ada penelitian seperti mbak ini, juga harus
melalui Bagian Tata Usaha dahulu yang memproses.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal
24 Januari 2011. Bagian Tata Usaha Mempunyai tujuan melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, keuangan, dan umum pada seluruh satuan organisasi
pada BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta. “Tujuan Bagian Tata Usaha disini untuk melaksanakan kegiatan
administrasi. Semua kegiatan administrasi di BBRSBD terpusat pada bagian Tata Usaha, cakupan kegiatannya banyak mbak...disini ada tiga
sub bagian, sub bagian kepegawaian nanti ada rinciannya lagi tugas apa yang dikerjakan, begitu juga dengan sub bagian keungan dan sub bagian
umum”. Semua staff Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi
Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta mengetahui dengan baik tujuan pokok Bagian Tata Usaha dan Tujuan ini dijadikan seluruh
pegawai sebagai pedoman dalam pelaksanaan aktivitas sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 24
Januari 2011. “Tujuan pokok itu dijadikan sebagai pedoman dalam bekerja, kami
semua disini tahu tujuan pokok Bagian Tata Usaha BBRSBD. Pada saat awal masuk bekerja atau ketika ada pegawai yang dipindah tugaskan
akan diberi buku pedoman ketatausahaan, buku ini berisi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tata usaha mulai dari tujuan, struktur
organisasi, dan job diskripsi. Buku ini dapat membantu pegawai
commit to user 60
memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan VI pada wawancara tanggal
29 Januari 2011. “Tujuan pokok ada dalam buku pedoman ketatausahaan dan
pada job diskripsi, sehingga kita tahu karena masing-masing staff diberi job diskprisi.”
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta dirumuskan dengan mengacu pada visi Bagian Tata Usaha yaitu mendukung kelancaran pelayanan teknis pada BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta. Adapun tujuan pokok Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta yaitu melaksanakan kegiatan administrasi ke dalam dan
ke luar. Administrasi ke dalam yaitu memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BBRSBD Prof. Dr. Soeharso yang meliputi administrasi umum,
keuangan dan kepegawaian. Sedangkan administrasi keluar yaitu memberikan pelayanan administrasi bagi masyarakat seperti perijinan penelitian, PKL,
psichoterapy dan lain-lain. Sosialisasi tujuan pokok Bagian Tata Usaha pada staff dilakukan dengan mencantumkan tujuan pokok tersebut pada buku
pedoman ketatausahaan dan pada job diskripsi yang diberikan pada saat pegawai mulai bekerja atau terdapat pegawai baru yang dipindah tugaskan.
Setiap staff mengetahui tujuan pokok Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
dan tujuan ini dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Departemenisasi
Dalam rangka memudahkan pencapaian tujuan yaitu memberikan pelayanan administrasi disusun satuan-satuan kerja untuk menangani bidang
kerja tertentu. Satuan kerja pada Bagian Tata Usaha ini terdiri dari tiga Sub Bagian yang meliputi Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian dan Sub
Bagian Keuangan. Setiap Sub Bagian memiliki pegawai dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
commit to user 61
Gambar 8. Struktur Organisasi Tata Usaha
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20 Januari 2011.
“Tata usaha di BBRSBD ini terdiri dari tiga sub bagian Tata Usaha, yang pertama sub bagian kepegawaian yang ruang lingkup kerjanya mengurusi
urusan administrasi
kepegawaian seperti
pengembangan karir,
kesejahteraan dan jabatan fungsional. Kedua sub bagian keuangan yang ruang lingkup kerjanya mengurusi urusan administrasi keuangan dan
yang ketiga sub bagian umum yang rung lingkup kerjanya melaksanakan administrasi umum seperti surat masuk dan surat keluar, urusan rumah
tangga, kehumasan dan lain-lain. Pada masing-masing sub bagian tersebut juga ada kepalanya. Jumlah pegawai setiap Sub Bagian disini
tidak sama karena masing-masing Sub Bagian juga mengurusi pekerjaan yang berbeda, jadi jumlah pegawainya disesuaikan dengan kebutuhan
tiap Sub Bagian. Di Sub Bagian Kepegawaian ada 10 orang staff, Sub Bagian Keuangan 12 staff, sedangkan di Sub Bagian Umum itu ada 49
staff, itu sudah mencakup seluruhnya termasuk keamanan dan rumah tangga. Tapi kalau yang ada di kantor Tata Usaha ini staff Sub Bagian
Umum ada 9 orang.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan IV pada wawancara tanggal
27 Januari 2011. “Bagian ketatausahaan di sini terdiri dari tiga sub bagian yaitu sub bagian
kepegawaian, keuangan dan umum. Sub bagian kepegawaian mengurusi hal yang berkaitan dengan administrasi kepegawaian seperti masalah
kesejahteraan, mutasi, kenaikan pangkat. Sub bagian keuangan mengurusi hal yang berkaitan dengan administrasi keungan rutin dan
belanja atau pembangunan, pengeluaran rutin seperti masalah gaji, pembayaran pajak dan kegiatan rutin mulai dari merencanakan anggaran.
KEPALA KEPALA TU
KEPALA SUB BAGIAN UMUM
KEPALA SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN KEPALA SUB
BAGIAN KEUANGAN
Staf Staf
Staf Staf
Staf Staf
Staf Staf
Staf
commit to user 62
Kalau pengeluaran belanja atau pembangunan yaitu yang tidak setiap tahun ada seperti misalnya pagar yang tiba-tiba ambruk dan harus
diperbaiki. Untuk yang terakhir sub bagian umum itu mengurusi hal yang berkaitan dengan administrasi umum seperti urusan surat menyurat,
kearsipan, kehumasan, dan pengelolan barang inventaris.” Pembagian Departemenisasi atau satuan kerja pada Bagian Tata Usaha
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 55 HUK 2003 tanggal 23 Juli 2003 dimana dalam
Surat Keputusan tersebut tertulis bahwa Bagian Tata Usaha terdiri dari tiga Sub Bagian yang meliputi Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian dan Sub
Bagian Keuangan. Pembagian Departemenisasi atau satuan kerja ini dari awal berdirinya BBRSBD hingga sekarang terdiri dari tiga Departemen.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20 Januari 2011
“Dari awal Bagian Tata Usaha di BBRSBD ini terdiri dari tiga Sub Bagian yaitu Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian dan
Sub Bagian Keuangan. Pedoman pembagian ini berdasarkan pada SK Menteri Sosial Nomor: 55 HUK 2003 tanggal 23 Juli 2003.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 24 Januari 2011
“Pembagian Sub Bagian pada BBRSBD Prof. Dr. Soeharso ini berpedoman pada SK Menteri Sosial Nomor: 55 HUK 2003 tanggal 23 Juli
2003. Kalau mau lihat biar lebih jelas, Mbak boleh pinjam SK Menteri Sosial ini di perpustakaan ada.”
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta dibagi kedalam satuan-satuan organisasi yang terdiri dari tiga Sub Bagian Tata Usaha yaitu Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian
Keuangan dan Sub Bagian Umum. Tiap-tiap Sub Bagian memiliki bidang kerja tertentu dan memiliki jumlah pegawai yang tidak sama karena disesuaikan
dengan kebutuhan pada masing-masing tiap Sub Bagian. Pembagian Departemenisasi atau satuan kerja pada Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 55 HUK 2003 tanggal 23 Juli 2003 dimana dalam Surat Keputusan
commit to user 63
tersebut tertulis bahwa Bagian Tata Usaha terdiri dari tiga Sub Bagian yang meliputi Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian
Keuangan. Pembagian Departemenisasi atau satuan kerja ini dari awal berdirinya BBRSBD hingga sekarang terdiri dari tiga Departemen.
Sub Bagian Kepegawaian mengurusi administrasi yang bekaitan dengan kepegawaian seperti tata kelola administrasi kepegawaian, kesejahteraan,
mutasi, pengembangan karir dan urusan administasi jabatan fungsional. Sub Bagian Keuangan mengurusi administrasi yang berkaitan dengan keuangan
yaitu administrasi keungan rutin dan pembangunan, sedangkan Sub Bagian Umum mengurusi administrasi umum seperti urusan surat menyurat, kearsipan,
kehumasan, dan pengelolan barang inventaris.
c. Pembagian Kerja
Setiap orang diciptakan disamping mempunyai kelemahan juga mempunyai kelebihan. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki sudah tentu
setiap orang tidak akan mampu mengerjakan semua jenis pekerjaan pada waktu yang sama, oleh karena itu untuk memudahkan dalam pencapaian tujuan tiap
satuan organisasi dilakukan pembagian tugas pada masing-masing staff. Agar pelaksanaan suatu pekerjaan dapat berjalan lancar, maka dalam penempatan
pegawai perlu berpedoman pada asas The right man in the right place. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan II pada wawancara
tanggal 24 Januari 2011 “Tidak mungkin semua pekerjaan dapat dilakukan sendiri, bagaimanapun kerjasama pasti sangat diperlukan. Oleh karena itu
pembagian kerja pada setiap staff harus dilakukan dan pembagian kerja itu tidak boleh sembarangan harus sesuai asas the right man in the right place agar
semuanya lancar dan tujuan tercapai.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan VII pada wawancara
tanggal 29 Januari 2011 “Tentu saja ada pembagian tugas dan itu sangat
penting untuk kelancaran penyelesaian kerja, disini ada pembagian tugas pada staff sehingga setiap staff punya tanggung jawab terhadap tugas yang
diembankan kepadanya”.
commit to user 64
Asas The right man in the right place masih belum bisa sepenuhnya diterapkan pada pembagian tugas di Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta. Masih terdapat pegawai yang belum menguasai komputer dalam pelaksanaan tugasnya, selain itu masih terdapat juga pegawai dengan
latar belakang yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang diberikan. Seperti yang diungkapkan informan II pada wawancara tanggal 24
Januari 2011. “Kalau masalah latar belakang pendidikan dengan pekerjaan ya belum
sesuai, misalnya arsiparis disini ada tiga tapi semuanya latar belakang pendidikannya tidak ada yang berkaitan dengan kearsipan. Arsiparis
disini yang dua orang lulusan SMPS Pelayanan sosial dan yang satu lulusan SMA-IPA, sedangkan saya sendiri ini lulusan FKIP Bahasa
Indonesia dan malah tidak bisa komputer.” Hal senada juga diungkapakan oleh informan pada wawancara tanggal
24 Januari 2011. “Tidak seluruh pekerjaan disini dikerjakan oleh ahlinya, jadi asas the
right man in the right place belum bisa jalan disini. Di Sub Bagian Kepegawaian ini misalnya ada juga yang lulusan hukum dan Keguruan.
Di Sub Bagian Keuangan itu juga kurang akuntan, padahal untuk mengurusi masalah keuangan itu sangat dibutuhkan seorang akuntan.
Tenaga ahli dibidang IT juga kurang, kalau ada masalah mengenai komputer ya kebingungan sampai saya harus meminta bantuan teman
s
aya yang bukan pegawai sini.” Pembagian kerja penting untuk dilaksanakan karena bertujuan untuk
menempatkan individu yang tepat untuk menyelesaikan tugas tertentu. Masing- masing staff mempunyai tugas sendiri-sendiri sesuai dengan bagiannya supaya
pelaksanaan kerja dapat berjalan lancar. Setiap staff melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian pembagian tugas yang terdapat pada job diskripsi.
Seperti yang diungkapkan oleh informan V pada wawancara tanggal 27 Januari 2011.
“Di Sub Bagian umum ini terdapat 8 staff, 9 dengan kepala Sub Bagian. Kepala Sub Bagian Umum yaitu Pak Wahyono selaku koordinator,
Sekretaris Kepala Balai ada Ibu Sri Mulyani, ada Pak Agus yang menangani pranata kehumasan, kemudian operator telepon ada pak
Makali, masalah pengadaan dibawah tanggung jawab Pak Teguh, Pak Mardiyanto menangani perpustakaan sedangkan yang bertanggung jawab
commit to user 65
sebagai arsiparis ada tiga orang yaitu Bu Nur, Bu Titik dan saya sendiri Bu Roslina”.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 24 Januari 2011.
“Kami bekerja sesuai dengan pembagian tugas yang ada pada job diskripsi. Kalau di Sub Bagian Kepegawaian ini ada 10 staff, itu sudah
termasuk saya selaku Ketua Sub Bagian Kepegawaian, ada Bu Sri Murwati yang mengurusi tata usaha kepegawaian, beliau dibantu oleh Bu
Tutiyati, Urusan mutasi pegawai dibawah tanggung jawab Pak Sumina dan dibantu oleh Bu Eni, Ada Bu Sumarni yang megurusi pengembangan
karir pegawai, terus urusan kesejahteraan yang bertanggung jawab Pak Titus, beliau dibantu oleh Bu Umi dan Pak Ngadimin, dan yang terakhir
yaitu menangani urusan administrasi jabatan fungsional ada Bu Partinah.
Kepala Sub Bagian memiliki wewenang untuk membagi tugas pada
setiap staff yang merupakan bawahannya. Pembagian tugas yang diberikan pada masing-masing staff sebagian besar dilakukan berdasarkan kemampuan
dan pengalaman kerja. Kepala Sub Bagian akan memberikan tugas pada staff yang berada di bawah tanggung jawabnya dengan menyesuaikan kemampuan
dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh staff dengan tugas yang akan diberikan.
Seperti yang diungkapkan informan IV pada wawancara tanggal 27 Januari 2011
“Pembagian kerja disini sebagian besar dilakukan berdasarkan kemampuan dan pengalaman kerja tapi juga ada yang berdasarkan latar
belakang pendidikan. Seperti dibagian Keuangan ini karena pekerjaannya berkaitan dengan masalah keuangan diutamakan pegawai yang lulusan
ekonomi akuntansi dan keuangan perbankan yang mengurusi masalah pokok keuangan seperti Bu Eklar, Bu Yustina dan Pak Seto sedangkan
yang lainnya kita melihat dari pengalaman kerja dan kemampuan mereka
dalam melaksanakan suatu pekerjaan.” Hal senada juga diungkapakan oleh informan V pada wawancara tanggal
24 Januari 2011. “Disini pembagian kerjanya lebih condong didasarkan pada kemampuan
dan pengalaman kerja. Jadi begini mbak...pegawai di sini itu kalau dilihat mampu menyelesaiakan tugas tertentu maka akan diberikan kepadanya
tugas tersebut, jadi tidak harus didasarkan latar belakang pendidikan.
commit to user 66
Tapi diusahakan kalau ada SDM yang sesuai maksudnya antara pendidikan dan tugasnya ya lebih diutamakan orang tersebut karena
dianggap mengusai bidangnya seperti keuangan itu sebagian besar lulusan ekonomi perbankan. Tapi kalau tidak ada yang sesuai dengan
pendidikannya dipilih yang mampu melaksanakan tugas tersebut.” Dalam pembagian tugas yang diberikan pada pegawai masih terdapat
ketidaksesuaian yaitu adanya pembagian beban kerja yang tidak merata. Adanya pembagian kerja yang tidak merata akan menimbulkan rasa tidak adil
diantara pegawai. Seperti yang diungkapkan oleh informan V pada wawancara tanggal 27
Januari 2011. “Terkadang tugas yang diberikan itu banyak mbak.. tapi untuk orang-
orang tertentu. Kemungkinan orang-orang ini dipilih karena dirasa mampu menyelesaiakan tugas tersebut. Saya pernah mengalami tugas
yang begitu banyak terus tidak cukup waktu untuk diselesaikan di kantor akhirnya saya kerjakan di rumah. Ya kalau ditanya pernah merasa
cemburu atau iri dengan teman lain ketika melihat teman bisa santai- santai sedangkan saya harus ngebut kerja ya pasti merasa iri lah mbak..
tapi bagaimana lagi, itu sudah tanggung jawab. Atasan sudah mempercayakannya pada saya, sehingga saya harus berusaha
menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.
” Hal senada juga diungkapkan oleh informan VII pada wawancara pada
tanggal 29 Januari 2011 “Ini lagi tidak ada kerjaan ya.. paling baca koran atau
nonton TV, kalau Ibu yang satu ini lagi sibuk ngetik laporan jadi tidak bisa diganggu dulu.”
Adanya pegawai yang menganggur pada saat jam kerja dikarenakan adanya pegawai yang malas dalam mengerjakan tugas seperti suka menunda-
nunda pekerjaan, baru mengerjakan tugas kalau mendekati deadline dan baru menyerahkan tugas bila ditagih oleh atasan.
Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20 Januari 2011
“Kalau pegawai yang malas, mengerjakan tugas seenaknya sendiri ya pasti tidak akan maju-maju. Pegawai yang seperti ini pasti akan jadi
orang yang disuruh-suruh terus karena memang dari dirinya sendiri tidak
punya keinginan untuk maju.”
commit to user 67
Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 9 Februari 2011
“Kalau pegawai yang bandel itu dimana-mana pasti ada, disini juga begitu. Ada pegawai yang suka menunda-nunda pekerjaan, misalnya kalau
diberi tugas sukanya mengerjakan mepet waktu deadline, baru menyerahkan tugas kalau ditagih sama pimpinan.”
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dilaksanakan pembagian kerja terhadap staff Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial
Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta yang berpedoman pada job diskripsi. Pembagian tugas tersebut dilakukan berdasarkan Kemampuan
kerja, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan. Asas The right man in the right place masih belum bisa sepenuhnya diterapkan pada pembagian tugas
di Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta karena masih terdapat pegawai yang belum menguasai komputer dalam pelaksanaan
tugasnya, selain itu masih terdapat juga pegawai dengan latar belakang yang tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan seperti arsiparis dengan
latar belakang pendidikan SMPS Pelayanan Sosial dan SMA-IPA. Di Bagian Tata Usaha ini juga masih terdapat pembagian beban kerja
yang belum merata, pada waktu jam kerja ada pegawai yang sibuk bekerja sedangkan dilain pihak ada pegawai yang bersantai-santai. Hal ini dikarenakan
adanya pegawai yang malas dalam mengerjakan tugasnya, seperti menunda pekerjaan dan baru mengerjakan tugas bila mendekati deadline, serta baru
menyerahkan tugas bila ditagih oleh pimpinan.
d. Koordinasi
Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai. Tujuan
organisasi akan tercapai secara efektif apabila semua pejabat dan semua unitsatuan organisasi serta sumber daya diselaraskan dengan tujuan organisasi.
Koordinasi dalam pengorganisasian yang dilakukan pada Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta dilakukan dengan menyelaraskan orang-orang dan
commit to user 68
pekerjaannya sehingga kesemuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju tercapainya tujuan.
Seperti yang diungkapkan informan II pada wawancara tanggal 24 Januari 2011 “Dalam melakukan proses pembagian kerja dan menerapkan
hubungan kerja antar staff harus diikoordinasikan dengan baik, sebagai atasan saya tahu kinerja staff bawahan saya sehingga bila memberikan tugas dan
tanggung jawab harus saya pilih yang sesuai sehingga benar-benar mampu menyelesaikan tugas jadi tidak menghambat.”
Hal senada juga diungkapakan oleh informan IV pada wawancara tanggal 24 Januari 2011
“Koordinasi juga harus dilakukan dalam proses pengorganisasian yaitu dengan menyesuaikan kemampuan staff dan tugas yang
dibebankan kepadanya.” Untuk menyelaraskan tugas dengan pejabatnya dalam memperlancar
pekerjaan diperlukan adanya koordinasi. Koordinasi dapat dilakukan dengan mengadakan rapat secara berkala. Begitu juga pada Bagian Tata Usaha
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta, kegiatan rapat juga dilakukan baik dengan Kepala Balai, antar Sub Bagian dan dengan teman dalam satu Sub
Bagian. Seperti yang diungkapkan informan II pada wawancara tanggal 24
Januari 2011. “Ya pasti ada koordinasi disini, koordinasi dilakukan dengan
mengadakan pertemuan. Biasanya Kepala Balai bersama Kepala tiap Sub Bagian Tata Usaha akan mengadakan rapat rutin yang dilakukan minimal
sebulan 2 kali. Tapi kalau ada hal-hal yang perlu dirapatkan segera, biasanya juga ada rapat lagi sesuai kebutuhan. Seperti kemarin itu ketika
ada kunjungan menteri kita juga adakan rapat biar semuanya lancar. Begitu juga rapat dengan teman satu Sub Bagian juga dilakukan sesuai
kebutuhan, misalnya ketika ada pekerjaan khusus.” Hal senada juga diungkapakan oleh informan VI pada wawancara tanggal
29 Januari 2011. “Kalau rapat antar Sub Bagian biasanya di pimpin oleh Kepala Balai,
jadwalnya tidak mesti biasanya dua minggu sekali. Kalu rapat di tiap Sub Bagian itu tidakformal seperti ngobrol-ngobrol biasa, malah bisa setiap
hari sebelum mulai kerja itu kepala Sub bagian memberikan pengarahan
commit to user 69
kepada staff apa-apa saja yang harus dikerjakan, ini pekerjaan yang mesti kita kerjakan, begini-
begini silahkan Saudara laksanakan.” Pimpinan bertanggung jawab memimpin jalannya rapat agar berjalan
dengan baik. Pimpinan akan meminta pendapat dari anggota rapat apabila dalam koordinasi menemukan jalan buntu untuk kemudian didiskusikan dan
diperoleh jalan yang terbaik sesuai dengan keputusan bersama. Seperti yang diungkapkan informan I pada wawancara tanggal 20 Januari
2011. “Kalau pada saat mengalami jalan buntu, biasanya pimpinan akan
berdiskusi dan meminta pendapat pada anggota rapat. Dari semua pendapat itu akan dibicarakan bersama lagi untuk diambil yang terbaik.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan VII pada wawancara tanggal 29 Januari 2011.
“Kita dapat mengutarakan pendapat kita ketika rapat. Pada saat rapat kita tidak hanya duduk dan diam saja, kita membicarakan hal-hal yang perlu
dibicarakan. Ya seperti rapat-rapat pada umumnya, pimpinan memberi arahan pada anggotanya mengenai suatu pekerjaan, pimpinan meminta
pertanggung jawaban pekerjaan yang telah dilakukan staffnya, juga diskusi masalah tertentu. Bila menemui jalan buntu, pimpinan akan
meminta pendapat kita bagaimana jalan terbaiknya, dari pendapat kita itu pimpinan akan mengambil keputusan terbaik sesuai dengan yang telah
kita diskusikan.” Pada BBRSBD Prof. Dr. Soeharso masih terdapat kurangnya koordinasi
dengan pusat yang ditunjukkan dengan masih terdapatnya penempatan pegawai dari pusat yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan BBRSBD.
Seperti yang diungkapkan informan III pada wawancara tanggal 24 Januari 2011
“Departemen yang melakukan penyaringan penempatan pegawai disini, kita hanya tinggal menerima pegawai. Apapun latar belakang pegawai
tersebut kita harus menerima, tinggal kita yang ada disini harus pintar-pintar menempatkan pegawai tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki agar
dapat bekerja secara maksimal.” Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi yang dilakukan
dalam pengorganisasian Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah
commit to user 70
dengan menyelaraskan sumber daya manusia yang ada dengan tugas yang dikerjakan dalam rangka mempermudah dan memperlancar pencapaian tujuan.
Koordinasi juga dilakukan dengan mengadakan rapat secara berkala. Kegiatan rapat juga dilakukan baik dengan Kepala Balai, antar Sub Bagian dan dengan
teman dalam satu Sub Bagian. Rapat dengan Kepala Balai dilakukan minimal sebulan 2 kali, apabila terdapat hal-hal yang perlu dirapatkan segera, ada rapat
lagi sesuai kebutuhan. Begitu juga koordinasi dengan teman satu Sub Bagian juga dilakukan sesuai kebutuhan, misalnya ketika ada pekerjaan khusus.
Pimpinan akan menanyakan penadapat staff yang hadir pada rapat tersebut untuk kemudian mengambil keputusan terbaik sesuai dengan yang telah
didiskisikan bersama apabila dalam koordinasi menemui jalan buntu. ”
Di Bagian Tata Usaha ini, masih terdapat kurangnya koordinasi dengan pusat yang ditunjukkan dengan masih terdapatnya penempatan pegawai dari
pusat yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan BBRSBD karena penyaringan pegawai dilakukan oleh pusat sedangkan BBRSBD Prof. Dr. Soeharso hanya
menerima pegawai yang dipilih pusat.
e. Kesatuan Perintah
Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta merupakan satuan kerja yang
berada di bawah Kepala BBRSBD dimana Bagian Tata Usaha BBRSBD ini dipimpin oleh Kepala Bagian yang membawahi tiga Kepala Sub Bagian Tata
Usaha beserta bawahannya, sehingga segala aktivitas di Bagian Tata Usaha di bawah perintah Kepala Balai melalui Kepala Bagian Tata Usaha kemudian
Kepala Bagian Tata Usaha memerintahkan kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas tertentu.
Seperti yang diungkapkan informan II pada wawancara tanggal 24 Januari 2011
“Biasanya saya dapat tugas dari Kepala Bagian Tata Usaha kemudian baru tugas tersebut saya arahkan pada staff yang akan membantu
saya dalam menyelesaikan pekerjaan.”
commit to user 71
Hal senada juga diungkapakan oleh informan VI pada wawancara tanggal 29 Januari 2011
“Semua tugas yang berkaitan dengan urusan kantor dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Kepala BBRSBD.”
Sesuai dengan struktur organisasi yang ada, tugas yang telah selesai dikerjakan akan dilaporkan pada pimpinan secara bertahap dimulai dari
pimpinan yang jabatannya rendah menuju jabatan yang lebih tinggi. Seperti yang diungkapkan informan VI pada wawancara tanggal 29
Januari 2011. “Tugas berasal dari Kepala Balai, kemudian dilanjutkan Kepala Bagian
Tata Usaha Kepada Kepala Sub Bagian, baru Kepala Sub Bagian mengarahkan pada staff. Begitu pula dengan pertanggung jawaban tugas
yang telah selesai dikerjakan. Staff akan melaporkan tugasnya pada Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bagian melaporkan pada Kepala Bagian
Tata Usaha, Baru setelah itu dilaporkan pada Kepala Balai.” Hal senada juga diungkapakan oleh informan VII pada wawancara
tanggal 29 Januari 2011. “Pertanggungjawaban tugas itu bertahap mulai staff, Kepala Sub Bagian
Tata Usaha, Kepala Bagian Tata Usaha Kemudian Kepala Balai. Jadi kalau saya menyelesaikan tugas saya akan melaporkan hasilnya pada
kepala Sub Bagian baru beliau yang akan meneruskan pada Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Bagian Tata Usaha yang melaporkan
pada Kepala Balai.” Dalam pelaksanaannya masih terdapat pegawai yang menerima tugas
dari dua atasan dalam waktu yang bersamaan sehingga menuntut pegawai harus pintar dalam memutuskan memilih pekerjaan mana yang harus
diselesaikan terlebih dahulu agar tidak terjadi kekacauan dalam penyelesaian tugas.
Seperti yang diungkapkan oleh informan V pada wawancara tanggal 27 Januari 2011 “Bila dapat tugas dari dua atasan, biasanya saya pilih tugas mana
yang lebih penting untuk diselesaiakan dulu, tugas yang dapat diselesaikan belakangan maksudnya tidak harus segera dilaporkan saya kerjakan
berikutnya.” Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan asas kesatuan
perintah Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina
commit to user 72
Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta memiliki saluran perintah dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan struktur organisasi. Pemberian tugas
dilakukan melalui saluran perintah yang dilakukan secara bertahap dimulai dari Kepala Balai, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Sub Bagian, baru Kepala Sub
Bagian mengarahkan pada staff. Begitu juga dengan pertanggungjawaban tugas dilakukan bertahap mulai dari staff, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bagian
melaporkan pada Kepala Bagian Tata Usaha, baru setelah itu di laporkan pada Kepala Balai. Namun, pada pelaksanaan aktivitas sehari-hari masih terdapat
pegawai yang menerima tugas dari dua atasan dalam waktu yang bersamaan sehingga pegawai harus pintar dalam memutuskan untuk memilih tugas mana
yang dikerjakan terlebih dahulu agar tidak terjadi kekacauan dalam penyelesaian tugas-tugas tersebut.
2. Faktor–faktor yang Mendukung dan Menghambat
Pengorganisasian Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
a. Faktor–faktor yang Mendukung Pengorganisasian Bagian Tata Usaha pada
Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Dalam proses pengorganisasian segenap aktivitas dan sumber daya manusia dalam suatu kantor tentu saja tidak terlepas dari faktor yang
mendukung. Adapun faktor-faktor yang mendukung pengorganisasian Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah sebagai berikut : 1
Kuantitas Pegawai yang Memadai Pengorganisasian Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar
Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta dapat berjalan lancar karena didukung oleh kuantitas sumber daya manusia
yang memadai. Jumlah pegawai pada Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta ada 67 orang pegawai.
commit to user 73
Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20 Januari 2011
“Jumlah pegawai yang ditempatkan di Bagian Tata Usaha BBRSBD ini banyak sehingga kita tidak kekurangan pegawai. Jumlah
pegawainya ini ada 67 orang. ”
Hal ini senada dengan yang diungkakan oleh informan VI pada tanggal 29 Januari 2011 “Kami tidak khawatir pekerjaan akan tebengkalai
karena pegawai disini memadai jumlahnya. Dengan pegawai yang jumlahnya memadai memungkinkan kelancaran dalam penyelesaian suatu tugas.”
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pengorganisasian pada Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar
Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah kuantitas pegawai yang memadai yaitu sebanyak 67 pegawai yang siap
menerima tugas tertentu sehingga tidak ada pekerjaan yang terbengkalai.
2 Pengalaman Kerja yang Cukup
Pengalaman kerja merupakan faktor yang mendukung dalam pengorganisasian Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi
Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Dengan pengalaman kerja yang cukup memadai akan membantu pegawai
menyelesaikan suatu pekerjaan. Seperti yang diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal
24 Januari 2011. “Penempatan Pegawai disini bersifat rollingan. Sebelum ditempatkan
disini pernah bekerja pada bidang lainnya begitu pula sebaliknya. Sebagian besar pegawai disini sudah bekerja cukup lama, kalau di
Tata Usaha ini kebanyakan pegawaianya sudah puluhan tahun pengalaman kerja disini. Seperti saya sendiri pengalaman kerja itu
penting, jadi Kepala Bagian itu gampang-gampang susah selain harus bisa mengkoordinasi masalah pekerjaan, kita juga harus bisa
merangkul teman-teman semua. Tapi alhamdulillah sebelum menjadi Kepala Bagian Tata Usaha, saya juga pernah menjabat menjadi
kepala pada beberapa bidang lainnya, jadi saya juga tidak begitu
kesulitan.”
commit to user 74
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh informan VII pada tanggal 29 Januari 2011 “Pada mulanya pegawai disini ditempatkan pada
bagian tertentu kemudian dirolling pada bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuannya sehingga kami memiliki pengalaman kerja yang cukup
karena tidak hanya bekerja pada satu bidang. Saya sudah bekerja disini kur
ang lebih 19 tahun lamanya.” Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung
pengorganisasian pada Bagian Tata Usaha Pada Kantor BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah pengalaman kerja pegawai yang cukup memadai
karena penempatan pegawai dilakukan dengan sistem rolling dan sebagian besar pegawai sudah bekerja dalam waktu yang lama, sebelum ditempatkan
pada bidang tertentu pegawai tersebut telah memiliki pengalaman kerja pada bidang yang ditempati sebelumnya. Hal ini berlaku terutama untuk pekerjaan
tertentu seperti arsiparis, dengan pengalaman kerja yang memadai mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik.
b. Faktor – Faktor yang Menghambat Pengorganisasian Bagian Tata Usaha pada
Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Dalam proses pengorganisasian segenap aktivitas dan sumber daya manusia dalam suatu kantor tentu saja tidak terlepas dari faktor yang
menghambat. Adapun faktor – faktor yang menghambat pengorganisasian
Bagian Tata Usaha pada Kantor BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah sebagai berikut :
1 Kemampuan Kerja Sumber Daya Manusia yang Belum merata
Sumber daya manusia merupakan pelaku kegiatan organisasi yaitu mulai dari pimpinan yang menata, mengelola serta mengawasi organisasi
sampai dengan staff yang yang melaksanakan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan.
Manusia merupakan elemen penting dalam suatu organisasi karena manusia merupakan motor pennggerak dalam kegiatan organisasi. Meskipun
commit to user 75
dalam suatu organisasi telah memanfaatkan teknologi mesin tetapi sumber daya manusia tetap memegang peran utama dalam mencapai tujuan.
Agar aktivitas organisasi berjalan lancar harus didukung dengan kemampuan kerja pegawai yang memadai. Sedangkan kemampuan kerja
sumber daya manusia yang terdapat di Bagian Tata Usaha masih belum merata.
Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20 Januari 2011
“Kendala yang dihadapi dalam pengorganisasian karena kinerja pegawai disini tidak merata. Masih ada pegawai yang karena usia,
pendidikan, pengalaman masih belum maksimal kinerjanya. Misalnya, disini masih ada pegawai yang belum bisa mengoperasikan komputer dengan baik
dalam menjalankan tugasnya.” Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh informan II pada
tanggal 24 Januari 2011. “Kemampuan mengoperasikan komputer untuk teman-teman beda-
beda, tapi kalau Saya sendiri malah tidak bisa. Kalau ada tugas yang berhubungan dengan pengoperasian komputer misalnya masalah
pengetikan data-data tertentu biasanya saya akan menyuruh staff untuk mengerjakannya, sedangkan saya hanya membuat konsepnya
saja.” Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hambatan dalam
pengorganisasian pada Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
adalah kemampuan kinerja pegawai yang masih belum merata, misalnya dalam pengoperasian komputer.
2 Terbatasnya tenaga ahli sesuai bidangnya
Keahlian seseorang dalam mengerjakan suatu aktivitas sangat dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Tetapi pada Bagian Tata
Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta ini keahlian pegawai sesuai dengan bidang
kerjanya masih terbatas.
commit to user 76
Seperti yang diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 24 Januari 2011.
“Tidak seluruh pekerjaan disini dikerjakan oleh ahlinya, jadi asas the right man in the right place belum bisa jalan sepenuhnya disini. Di
Sub Bagian Kepegawaian ini misalnya ada juga yang lulusan hukum dan Keguruan. Di Sub Bagian Keuangan itu juga kurang akuntan,
padahal untuk mengurusi masalah keuangan itu sangat dibutuhkan seorang akuntan. Tenaga ahli dibidang IT juga kurang, kalau ada
masalah mengenai komputer ya kebingungan sampai saya harus
meminta bantuan teman saya yang bukan pegawai sini.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan V pada wawancara
tanggal 27 Januari 2011. “Tugas saya di sini sebagai arsiparis, tetapi latar belakang pendidikan
saya tidak ada kaitannya dengan arsiparis. Saya lulusan SLTA mbak..Meskipun tidak ada background kearsipan pekerjaan ini dapat
saya lakukan karena penempatan tugas disini bersifat rollingan jadi punya pengalaman yang cukup. Asal mau belajar, sejalan waktu
pekerjaan juga akan terbiasa dilakukan.” Dari data yang diperoleh dapat disimpukan bahwa hambatan yang
ditemui dalam pengorganisasian pada Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso
Surakarta adalah terbatasnya tenaga ahli sesuai bidangnya seperti ahli bidang IT dan akuntan. Untuk menempatkan seseorang pada jabatan tertentu harus
dilihat dari kemampuan dan pengalaman kerja. Seperti menempatkan lulusan SLTA menjadi arsiparis dimana latar belakang pendidikannya tidak
berhubungan dengan kearsipan.
3 Sulitnya meminta pegawai baru sesuai kebutuhan
Peneliti memperoleh informasi setelah melakukan wawancara dengan informan III pada tanggal 24 Januari 2011
“Sulit untuk mengajukan pegawai baru sesuai kebutuhan yang diperlukan disini, kita sudah mengajukan tapi
sampai sekarang belum ada tanggapan. Semuanya tergantung Departemen yang melakukan penyaringan kita hanya tinggal menerima.”
commit to user 77
Hal senada juga diungkapkan oleh informan IV pada wawancara tanggal 27 Januari 2011
“Kita sulit menambah pegawai baru karena di sini sudah dirasa banyak pegawainya. Pegawai yang bekerja di Bagian Tata Usaha
BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta ada 67 orang .”
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hambatan yang ditemui dalam pengorganisasian pada Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai
Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah sulitnya meminta pegawai baru sesuai dengan kebutuhan
karena di kantor BBRSBD sudah dirasa banyak pegawainya dan hanya bisa menerima pegawai yang telah dipilih oleh Departemen.
c. Upaya Mengatasi Masalah yang Menghambat Pengorganisasian Bagian Tata
Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
Hambatan yang menjadi kendala pengorganisasian Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr.
Soeharso Surakarta tidak dijadikan sebagai suatu hal yang harus dihindari, pihak kantor tentu tidak tinggal diam dan terus berupaya untuk menyelesaikan
hambatan ini. 1
Mengadakan Pelatihan Kepada Pegawai Untuk mengatasi kendala belum meratanya kemampuan kerja sumber
daya manusia, dalam hal ini Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
mengadakan pelatihan pada pegawainya. Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20
Januari 2011. “Usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai yaitu dengan dilakukan
pelatihan dan diklat, dan kami telah menerapkannya pada pegawai disini. Pelatihan yang dilakukan yaitu pelatihan komputer. Sedangkan
diklat yang dilakukan seperti diklat kearsipan, aplikator dan perbendaharaan. Ada juga diklat pimpinan yang berlaku untuk jabatan
struktural.”
commit to user 78
Hal ini sesuai dengan yang diungkapakan oleh informan VII pada tanggal 29 Januari 2011
“Di sini ada pelatihan komputer untuk pegawai pada periode waktu tertentu. Dengan pelatihan ini pengetahuan dan keterampilan
kami menjadi bertambah. Selain itu juga ada diklat kearsipan, perbendaharaan dan aplikator”
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi kendala yang ada dalam pengorganisasian Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai
Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta mengadakan pelatihan dan diklat pada pegawainya. Pelatihan yang
dilakukan adalah pelatihan komputer, sedangkan diklat yang dilakukan adalah diklat pimpinan, diklat kearsipan, diklat aplikator dan diklat perbendaharaan.
2 Mengajukan permintaan pegawai sesuai spesifikasi yang dibutuhkan
Untuk mengatasi kendala terbatasnya tenaga ahli sesuai bidangnya, dalam hal ini Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial
Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta berusaha mengajukan permintaan pegawai sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.
Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20 Januari 2011
“Sebenarnya masih kurang tenaga ahli tapi kami sudah berusaha untuk mengajukan permohonan penambahan pegawai baru sesuai
dengan yang kami butuhkan disini. Karena kami berada di bawah tanggung jawab Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial bila mengajukan penambahan
pegawai ya harus melalui Resos dulu.” Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh informan III pada
tanggal 24 Januari 2011 “Kami sudah mengajukan permohonan ke Dirjen
Rehabilitasi sosial tapi sampai sekarang belum ada tanggapan.”
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa untuk mengatasi kendala yang ada dalam pengorganisasian pada Bagian Tata Usaha Pada
Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr.
commit to user 79
Soeharso Surakarta adalah dengan Mengajukan permintaan pegawai sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.
3 Menempatkan Pegawai Sesuai Latar Belakang Pendidikan dan
Kemampuan Kerja Untuk mengatasi kendala sulitnya meminta pegawai baru sesuai
kebutuhan, dalam hal ini Bagian Tata Usaha pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
berusaha memanfaatkan potensi pegawai yang ada secara maksimal dengan berusaha menempatkan pegawai sesuai latar belakang pendidikan dan
kemampuan kerjanya. Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 20
Januari 2011. “Dilihat dahulu kinerja pegawai, kemampuannya menyelesaikan suatu
pekerjaan apakah bagus atau tidak sebagai dasar untuk menempatkan dan memberikan tugas pada pegawai tersebut. Kita memantau
bagaimana pegawai bekerja sehingga kita dapat menentukan
kesesuaian pegawai tersebut dengan tugas yang harus dikerjakan.” Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh informan IV pada wawancara
tanggal 27 Januari 2011 “Pegawai yang ditempatkan pada bagian keuangan ini sebagian besar adalah pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan
ekonomi keuangan perbankan karena di sini mengurusi masalah administrasi keuangan.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 24 Januari 2011.
“Pemberian tugas pada pegawai di sini selain dipilih dari latar belakang pendidikan juga karena kemampuan pegawai, seperti Pak
agus di tata usaha ini dipilih mengurusi masalah kehumasan karena beliau fasih berbahasa inggris meskipun beliau dalam pengetahuan
surat-menyurat kurang begitu menguasai. Kalau Bu Roslina dipilih karena beliau mampu mengerjakan tugas kearsipan dengan baik
meskipun beliau lulusan SLTA. Sedangkan saya sendiri lulusan FKIP Bahasa Indonesia, tapi di sini saya dipilih menjadi Kepala Sub Bagian
Umum.”
commit to user 80
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa untuk mengatasi kendala yang ada dalam pengorganisasian pada Bagian Tata Usaha Pada
Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah dengan menempatkan pegawai sesuai Latar
belakang pendidikan dan Kemampuan Kerja seperti menempatkan lulusan ekonomi keuangan perbankan pada bagian keuangan dan memilih pegawai
yang dirasa mampu mengerjakan suatu tugas dengan baik meskipun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Teori