Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Provinsi Sumatera Utara

44 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Provinsi Sumatera Utara

Untuk mengukur besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Sumatera Utara berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Simon Kuznets, maka PDRB Provinsi Sumatera Utara dibagi menjadi dua sektor yaitu sektor pertanian dan sektor non pertanian, sehingga memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.1 PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Miliar Rupiah, Dilihat Dari 2 Sektor No Tahun Sektor Petanian Sektor Non Pertanian Total PDRB 1 1985 1,579.98 3,121.79 4,701.77 2 1986 1,790.92 3,391.18 5,182.10 3 1987 2,311.41 4,128.45 6,439.86 4 1988 2,892.62 5,014.57 7,907.19 5 1989 3,340.15 5,984.25 9,324.40 6 1990 3,720.66 7,054.13 10,774.79 7 1991 4,141.87 7,969.68 12,111.55 8 1992 4,995.02 9,321.64 14,316.66 9 1993 4,895.74 13,318.84 18,214.58 10 1994 5,494.84 16,182.52 21,677.36 11 1995 6,120.21 18,510.31 24,630.52 12 1996 7,042.13 21,130.97 28,173.10 13 1997 8,743.19 25,263.09 34,006.28 14 1998 13,374.81 37,331.16 50,705.97 15 1999 19,536.50 42,421.06 61,957.56 16 2000 20,084.21 47,575.69 67,659.90 17 2001 23,377.42 54,425.65 77,803.07 18 2002 25,243.94 61,497.34 86,741.28 19 2003 25,789.49 77,611.37 103,400.86 20 2004 28,893.55 89,206.96 118,100.51 21 2005 33,486.11 106,132.20 139,618.31 22 2006 35,807.65 124,569.15 160,376.80 23 2007 41,010.15 140,718.59 181,728.74 24 2008 48,871.76 165,059.94 213,931.70 25 2009 54,431.19 181,922.43 236,353.62 26 2010 62,984.34 212,072.17 275,056.51 27 2011 70,655.87 243,716.57 314,372.44 28 2012 103,933.11 313,187.33 417,120.44 29 2013 115,194.75 355,027.23 470,221.98 30 2014 121,435.44 402,336.13 523,771.57 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara 1985 - 2015diolah Universitas Sumatera Utara 45 Adapun rumus kontribusi Kutznes adalah sebagai berikut: P = Pa + Pn ∆P = Pa .ra + Pn . rn Dimana : P = Total Produk P a = Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian P n = Produk Domestik Regional Bruto Sektor Non Pertanian ∆P= Pertambahan dalam Total Produk ra = Laju Pertumbuhan dari Pa, sehingga Pa 1 = Pa 1+ra rn = Laju Pertumbuhan dari Pn, sehingga Pn 1 = Pn 1+rn Untuk menghitung share pertumbuhan sektor pertanian digunakan rumus: Dengan menggunakan rumus diatas dapat dihitung perkembangan dari tahun ke tahun laju pertumbuhan sektor pertanian dan sektor non pertanian, serta sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Sumatera Utara untuk periode 1985 – 2014. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut: �� . �� ∆P = 1 1 + �� .�� �� .�� Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 5.2 Perkembangan Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pertanian Tahun 1985 - 2014 Tahun Pa Pn Ra Rn �� . �� ∆� 1985 1,579.98 3,121.79 - - - 1986 1,790.92 3,391.18 0.1335 0.0863 0.45 1987 2,311.41 4,128.45 0.2906 0.2174 0.43 1988 2,892.62 5,014.57 0.2515 0.2146 0.40 1989 3,340.15 5,984.25 0.1547 0.1934 0.31 1990 3,720.66 7,054.13 0.1139 0.1788 0.25 1991 4,141.87 7,969.68 0.1132 0.1298 0.31 1992 4,995.02 9,321.64 0.2060 0.1696 0.39 1993 4,895.74 13,318.84 -0.0199 0.4288 -0.02 1994 5,494.84 16,182.52 0.1224 0.2150 0.16 1995 6,120.21 18,510.31 0.1138 0.1438 0.21 1996 7,042.13 21,130.97 0.1506 0.1416 0.26 1997 8,743.19 25,263.09 0.2416 0.1955 0.30 1998 13,374.81 37,331.16 0.5297 0.4777 0.28 1999 19,536.50 42,421.06 0.4607 0.1363 0.61 2000 20,084.21 47,575.69 0.0280 0.1215 0.09 2001 23,377.42 54,425.65 0.1640 0.1440 0.33 2002 25,243.94 61,497.34 0.0798 0.1299 0.20 2003 25,789.49 77,611.37 0.0216 0.2620 0.03 2004 28,893.55 89,206.96 0.1204 0.1494 0.21 2005 33,486.11 106,132.20 0.1589 0.1897 0.21 2006 35,807.65 124,569.15 0.0693 0.1737 0.10 2007 41,010.15 140,718.59 0.1453 0.1296 0.25 2008 48,871.76 165,059.94 0.1917 0.1730 0.25 2009 54,431.19 181,922.43 0.1138 0.1022 0.25 2010 62,984.34 212,072.17 0.1571 0.1657 0.22 2011 70,655.87 243,716.57 0.1218 0.1492 0.19 2012 103,933.11 313,187.33 0.4710 0.2850 0.55 2013 115,194.75 355,027.23 0.1084 0.1336 0.21 2014 121,435.44 402,336.13 0.0542 0.1333 0.11 Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat perkembangan laju pertumbuhan sektor pertanian dan non pertanian, serta kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Sumatera Utara dari tahun ke tahun selama periode 1985 – 2014. Terlihat bahwa laju pertumbuhan sektor pertanian bervariasi, namun laju pertumbuhan sektor pertanian tertinggi adalah tahun 1998 yaitu sebesar 0,5297 atau sekitar 52,97. Sedangkan yang terendah adalah tahun 1993 yaitu sebesar -0,091 atau sekitar - 1,9 mengalami penurunan. Universitas Sumatera Utara 47 Sama halnya dengan laju pertumbuhan sektor pertanian, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Sumatera Utara juga mengalami perkembangan yang cukup bervariasi. Kontribusi terbesar sektor pertanian berada pada tahun 1999 yaitu sebesar 0,61 atau sekitar 61. Sedangkan kontribusi terkecil PDRB sektor pertanian terhadap PDRB Sumatera Utara berada pada tahun 1993 yaitu sebesar - 0,02 atau sekitar 2 menurun. Pada tahun 1998 dan tahun 1999, baik laju pertumbuhan sektor pertanian maupun kontribusi sektor pertanian merupakan laju dan kontribusi tertinggi selama 30 tahun belakangan ini.Ini dikarenakan pada tahun 1997-1999 merupakan masa di mana Indonesia mengalami krisis moneter yang menjatuhkan perekonomian bangsa, sehingga hampir semua sektor di Sumatera Utara mengalami pertumbuhan yang negatif. Tapi itu semua tidak berlaku untuk sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan satu - satunya sektor yang hampir tidak mengalami imbas dari krisis moneter. Sektor pertanian tetapmengalami pertumbuhan yang positif yakni sebesar 2,1 . Pada tahun berikutnya akhir 1999, sektor pertanian bahkan mampu tumbuh mencapai 5,54 . Sedangkan sektor lainnya mengalami pertumbuhan yang negatif Tabel 1.1. Berdasarkan tabel 5.2 juga dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kontribusi sektor pertanian dari tahun ke tahun bernilai positif yang artinya dari tahun 1985 – 2014 kontribusi sektor pertanian mengalami pertumbuhan.Namun pada tahun 1993 sempat terjadi penurunan kontribusi yang ditandai dengan simbol negatif sebesar 2.Penurunan kontribusi sektor pertanian pada tahun 1993 tidak diikuti dengan penurunan PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun tersebut.PDRB Provinsi Sumatera Utara tetap mengalami peningkatan dari tahun Universitas Sumatera Utara 48 sebelumnya.Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kontribusi sektor pertanian tidak serta merta berpengaruh positif terhadap PDRB sektor pertanian secara keseluruhan.Dengan ini dapat dinyatakan bahwa hipotesis 1 ditolak. Berdasarkan data pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 juga dapat dilihat bahwa sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan sektor utama di Provinsi Sumatera Utara.Oleh sebab itu, pembangunan sektor pertanian harus terus ditingkatkan melalui pembangunan tiap sub sektor pertanian. Sub sektor pertanian yang paling tinggi kontribusinya terhadap sektor pertanian sampai saat ini adalah sub sektor perkebunan. Sub sektor perkebunan menjadi sub sektor yang unggul dalam kontribusinya terhadap sektor pertanian. Berdasarkan data pada Lampiran 1.c, dapat dilihat luas lahan sub sektor perkebunan merupakan luas lahan terbesar yaitu 1.201.054,3 Ha untuk luas tanaman menghasilkan,yang didominasi oleh komoditi sawit. Sama halnya dengan luas lahan, produksi sub sektor perkebunan juga merupakan produksi terbesar dari sub sektor pertanian lainnya.Jumlah produksi sub sektor perkebunan pada tahun 2014 adalah sebesar 9.651.737 ton. 5.2 Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Sektor Pertanian di Provinsi Sumatera Utara Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data tahunan mulai dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Dalam persamaan diketahui variabel bebas terdiri dari tenaga kerja sektor pertanian X1, luas lahan sektor pertanian X2, dan ekspor sektor pertanian X3. Dari variabel-variabel bebas tersebut akan dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap PDRB sektor pertanian sebagai variabel dependen variabel Universitas Sumatera Utara 49 terikat, dimana hasil regresi yang diperoleh melalui penelitian ini menggunakan Model Regresi Linier Berganda dengan bentuk persamaan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Dimana: Y = Produk Domestik Regional Bruto Sektor Petanian Rptahun a = Nilai Konstanta b1-b3 = Koefisien Regresi e = Variabel Kesalahan X1 = Tenaga Kerja Sektor Pertanian Jiwa X2 = Luas Lahan Pertanian Ha X3 = Ekspor Pertanian US Setelah diproses dengan menggunakan software SPSS Stasistical Product and Service Solution maka hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.3 Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Sektor Pertanian di Provinsi Sumatera Utara Variabel Koefisien Regresi Standar Error Signifikansi t Constanta -28,030 8,614 0,003 X1 = Tenaga Kerja 5,293 1,385 0,001 X2 = Luas Lahan -,576 ,269 0,042 X3 = Nilai Ekspor ,859 ,246 0,002 R = 0,950 a R-Square = 0,902 Sumber: Lampiran 2a dan 2b Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah Y= -28,030 +5,293X1 -0,576X2 +0,859X3 Universitas Sumatera Utara 50 Dari persamaan ini dapat diartikan bahwa apabila seluruh variabel bebas yaitu, tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan sektor pertanian, dan ekspor sektor pertanianbernilai nol maka variabel terikat PDRB sektor pertanian menurun sebesar 28,03 Uji Kesesuaian Model Test of Goodness of Fit 1. Koefisien Determinasi R 2 Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi tersebut, maka diperoleh nilai R square sebesar 0,902 Lampiran 2a yang artinya 90,2 variasi variabel terikat PDRB sektor pertanian telah dapat di jelaskan oleh variabel bebas tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan sektor pertanian, dan ekspor sektor pertanian. Sisanya sebesar 9,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini.

2. Uji Serempak Uji F - Statistik

Berdasarkan tabel ANOVA Lampiran 2c hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi F sebesar 0,000 ≤ α 0,05maka H0 ditolak H1 diterima, artinya variabel bebas yaitu tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan sektor pertanian, dan ekspor sektor pertanian dalam model secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu nilai PDRB sektor pertanianatau variabel terikat PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel bebas tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan sektor pertanian, dan ekspor sektor pertanian pada taraf nyata 5. Universitas Sumatera Utara 51 Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang ditetapkan dimana variabel tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan sektor pertanian, dan ekspor sektor pertanian secara serempak berpengaruh nyata terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. 3. Uji Parsial Uji t Statistik Pengaruh Tenaga Kerja Sektor Pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian di Provinsi Sumatera Utara Dari hasil analisis yang ditampilkan pada tabel 5.3 dapat dilakukan uji-t dengan melihat nilai signifikansi t variabel tenaga kerja sektor pertanian terhadap PDRB sektor pertanian adalah sebesar 0,001 α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, artinya variabel bebas yaitu tenaga kerja sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara pada taraf kepercayaan 95. Dari hasil regresi dapat disimpulkan bahwa hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang ditetapkan dimana variabel tenaga kerja sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dapat dilihat nilai variabel X1 yaitu tenaga kerja sektor pertanian bertanda positif + sebesar 5,293. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikanjumlah tenaga kerja sektor pertanian sebesar 1 maka akan menaikkan nilai PDRB sektor pertanian sebesar 5,29 ceteris paribus. Universitas Sumatera Utara 52 Pada hasil regresi dapat dilihat bahwa peningkatan pada variabel tenaga kerja sektor pertanian akan menyebabkan nilai PDRB sektor pertanian juga meningkat. Secara umum, kenaikan jumlah tenaga kerja sektor pertanian sebagai salah satu faktor produksi akan meningkatkan produksi sektor pertanian yang kemudian meningkatkan sumbangan terhadap PDRB sektor pertanian. Menurut Todaro 2000, pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan Angkatan Kerja AK secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Hasil ini sesuai dengan penelitian Toga 2015 yang berjudul “Analisis Pengaruh Investasi Pertanian dan Tenaga Kerja Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara” dimana jika jumlah tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Asahannaik sebesar 1 , maka PDRB sektor pertanian di Kabupaten Asahan akan meningkat sebesar 1,415 . Pengaruh Luas Lahan Sektor Pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian di Provinsi Sumatera Utara Dari hasil analisis yang ditampilkan pada tabel 5.3 dapat dilakukan uji-t dengan melihat nilai signifikansi t variabel luas lahan sektor pertanian adalah sebesar 0,042 ≤ α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, artinya variabel bebas yaitu luas lahan sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara pada taraf kepercayaan 95. Universitas Sumatera Utara 53 Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang ditetapkan dimana variabel luas lahan sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dapat dilihat nilai variabel X2 yaitu luas lahan sektor pertanianbertanda negatif - yaitu sebesar 0,576. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikanluas lahan sektor pertaniansebesar 1 maka akan terjadi penurunanPDRB sektor pertanian sebesar 0,576 dan sebaliknya ceteris paribus. Pada hasil regresi terjadi perbedaan sign antara luas lahan dengan PDRB sektor pertanian dimana jika luas lahan menurun, PDRB sektor pertanian meningkat. Hal ini dapat terjadi karena produktivitas lahan sektor pertanian yang semakin meningkat.Produktivitas lahan dapat meningkat disebabkan oleh faktor pendukung yaitu teknologi.Teknologi seperti penggunaan pupuk, dan alat – alat pendukung kegiatan pertanian dapat meningkatkan produktivitas per satuan lahan.Dengan demikian, meskipun luas lahan minim dapat diperoleh hasil yang optimal. Jhingan 2008 mengungkapkan bahwa perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan metode produksi yang, merupakan hasil pembaharuan atau hasil teknik penelitian baru.Perubahan pada teknologi telah menaikkan produktivitas buruh, modal, lahan, dan faktor produksi lainnya. Sebagai contoh yaitu negara Jepang yang kekurangan dalam sumber alam tetapi karena ia berhasil menemukan penggunaan baru sumber – sumbernya yang Universitas Sumatera Utara 54 terbatas, maka jadilah ia salah satu negara termaju di dunia. Jepang berhasil mengatasi kekurangan sumber alamnya melalui teknologi, penelitian baru, dan ilmu pengetahuan tinggi.Jadi dalam pertumbuhan ekonomi, kekayaan alam yang melimpah saja belum cukup.Yang terpenting ialah pemanfaatannya secara tepat dengan teknologi yang baik sehingga efisiensi dipertinggi dan sumber dapat dipergunakan dalam jangka waktu lebih lama. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Yon Alferi 2010 yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Sektor Pertanian Kabupaten Deli Serdang” dimana jika luas lahan sektor pertanian di Kabupaten Deli Serdang naik sebesar 1, maka PDRB sektor pertanian di Kabupaten Deli Serdang akan meningkat sebesar 0,1922. Pengaruh Ekspor Sektor Pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian di Provinsi Sumatera Utara Dari hasil analisis yang ditampilkan pada tabel 5.3 dapat dilakukan uji-t dengan melihat nilai signifikansi t variabel ekspor sektor pertanian adalah sebesar 0,002 ≤ α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, artinya variabel bebas yaitu ekspor sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara pada taraf kepercayaan 95. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang ditetapkan dimana ekspor sektor pertaniansecara parsial berpengaruh nyata terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dapat dilihat nilai variabel X3 yaitu ekspor sektor pertanianbertanda positif + yaitu sebesar 0,859. Hal ini Universitas Sumatera Utara 55 menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikan ekspor sektor pertaniansebesar 1 maka akan terjadi kenaikan PDRB sektor pertanian sebesar 0,859dan sebaliknya ceteris paribus. Peningkatan ekspor sektor pertanian akan meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian yang kemudian meningkatkan pendapatan suatu wilayah secara umum. Menurut Todaro 2000, ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara.Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki. Hasil ini sesuai dengan penelitian Novridho Rakhmad 2008 dalam penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Ekspor, Dan Kredit Perbankan Terhadap PDRB Sektor Pertanian Sumatera Utara” dimana jika nilai ekspor sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara naik sebesar 1 maka PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara akan meningkat sebesar 6.523 . Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Pada tabel hasil uji Kolmogorov Smirnov Lampiran 3a hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi KS adalah sebesar 0,636 α 0,05 maka terima H0 tolak H1. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi residual dengan distribusi normal, data residual model berdistribusi normal. Uji Heterokedastisitas Pada tabel hasil uji Glejser Lampiran 3b hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi t seluruh variabel lebih besar dari nilai α 0,05 yaitu Universitas Sumatera Utara 56 signifikansi tenaga kerja0,134 α 0,05, luas lahan0,233 α 0,05, nilai ekspor0,088 α 0,05, maka terima H0 tolak H1. Sesuai dengan hipotesis apabila H0 diterima artinya tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi atau model regresi merupakan homokedastisitas. Uji Multikolinieritas Pada tabel Coefficient Lampiran 2b diketahui nilai toleransi dan VIF pada masing-masing variabel. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel berikut: Tabel 5.4. Nilai Toleran Variabel Independen Model Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF Tenaga Kerja 0,753 0,10 1,330 10 tidak terjadi multikolinieritas Luas Lahan 0,194 0,10 5,158 10 tidak terjadi multikolinieritas Ekspor 0,173 0,10 5,784 10 tidak terjadi multikolinieritas Sumber: Lampiran 2b Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai toleransi dan VIF yang memenuhi hipotesis H0 artinya tidak ada korelasi antara variabel bebas dalam model regresi atau tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi dalam perhitungan regresi atas penelitian ini maka digunakan Durbin-Watson Test DWTest. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin-Watson Test sebesar 1,076 Lampiran 2a. Universitas Sumatera Utara 57 Dengan menggunakan tabel statistik dW dan signifikansi 0,05 dengan n=30 serta jumlah variabel bebas sebanyak 3 maka diperoleh angka dL = 1,214dan dU = 1,650. Nilai dW pada hasil SPSS adalah sebesar 1.076 dL, sesuai dengan kriteria uji maka ada autokorelasi positif pada model regresi. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan sektor pertanian, dan nilai ekspor FOB sektor pertanian, secara serempak berpengaruh nyata terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Jumlah tenaga kerja sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata terhadap PDRB sektor pertanian, luas lahan sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata PDRB sektor pertanian, dan nilai ekspor FOB sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Dengan ini dapat dinyatakan bahwa hipotesis 2 diterima. Universitas Sumatera Utara 58 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan