50
membuktikan metode latihan yang lebih efektif dari kedua metode di atas dalam meningkatkan power otot tungkai atlet sepakbola. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan data pre-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum sampel diberikan treatment dan data
post-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test setelah sampel diberikan treatment dengan menggunakan metode latihan
pliometrik dengan tumpuan satu kaki dan dua kaki.
1. Pliometrik Dengan Tumpuan Satu Kaki
a. Data Pretest
Dalam penelitian ini data pretest diperoleh dari hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan
treatment sebanyak 12 responden. Berdasarkan data hasil pretest diperoleh nilai terendah sebesar 2,56; nilai tertinggi sebesar 2,81; median
sebesar 2,58; modus sebesar 2,56; mean sebesar 2,61 dan standar deviasi sebesar 0,077. Dari data tersebut akan dibuat tabel distribusi frekuensi.
Sugiyono 2005:29 mengatakan bahwa tabel distribusi frekuensi dapat dibuat dengan menggunakan rumus H.A Sturgees dengan menentukan
jumlah kelas interval, menghitung rentang data, dan menentukan panjang kelas.
Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau
responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 12 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 12 = 4,5 dibulatkan menjadi 5. Rentang data
dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai minimal, sehingga
51
diperoleh rentang data sebesar 2,81-2,56 = 0,25. Sedangkan panjang kelas rentangK = 0,255 = 0,05.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Pretest
No. Interval
f
1 3,16-3,21
0,0 2
3,01-3,06 0,0
3 2,86-2,91
1 8,3
4 2,71-2,76
3 25,0
5 2,56-2,61
8 66,7
Jumlah
12 100,0
Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan distribusi frekuensi pretest hasil tes power otot tungkai
dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut.
Gambar 6. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Pretest Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi
pretest hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment terletak pada interval 2,56-2,61
sebanyak 8 responden 66,7 dan paling sedikit terletak pada interval 2,86-2,91 sebanyak 1 responden 8,3.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
2,56-2,61 2,71-2,76 2,86-2,91 3,01-3,06 3,16-3,21 8
3 1
Pretest
52
Pengkategorian data pretest hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment
berdasarkan pada nilai mean dan standar deviasi menggunakan rumus dari Azwar 2011:109 yaitu sebagai berikut.
Tingi :
X ≥ M + SD Sedang
: M – SD ≤ X M + SD
Rendah : X M
– SD Keterangan:
X : skor hasil pretest
M : mean
SD : standar deviasi
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, diketahui bahwa mean M sebesar 2,618 dan standar deviasi SD
sebesar 0,077. Hasil perhitungan tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil Kategori Pre-test No.
Interval Kategori Frekuensi
Persentase Kategori
1 ≥ 2,69
3 25,00
Tinggi 2
2,54 ≤ X 2,69
9 75,00
Sedang 3
2,54 0,00
Rendah
Jumlah
12 100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut:
53
Gambar 7. Diagram Batang Hasil Uji Kategorisasi Pada Pretest Berdasarkan tabel dan gambar di atas, menunjukkan bahwa pre-test
hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment berada pada kategori tinggi sebanyak 3
responden 25,00, kategori sedang sebanyak 9 responden 75,00, dan tidak ada yang berada pada kategori rendah 0,00. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pre-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum
diberikan treatment berada dalam kategori sedang 75,00.
b. Data Posttest