Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

2. Iramani dan Ansyori Mahdi 2006 meneliti tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini mengambil 38 perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ 45 pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2005. Variabel-variabel yang digunakan adalah return saham dan day of the week effect. Hasil penelitiannya adalah bahwa hari perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada BEJ. Hasil empiris ini mendukung teori anomali pasar efisien atau the day of week effect yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan dalam seminggu terhadap return saham. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara return hari Senin dan return hari Selasa, dimana pada hari Senin return bernilai negatif dan pada hari Selasa return bernilai positif. Hal ini membuktikan terjadinya Monday effect di BEJ. 3. Sri Dwi Ari Ambarwati 2009 meneliti tentang Pengujian Week- Four, Monday, Friday dan Earnings Management Effect Terhadap Return Saham. Penelitian ini mengambil 37 saham perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode Februari 2006 sampai dengan Januari 2007. Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama ternyata memberikan kesimpulan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian di BEI pada perusahaan LQ45. Hal ini membuktikan bahwa terjadi fenomena day of the week effect dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan tertinggi pada hari Jumat. Hasil empiris ini juga memberikan bukti bahwa terjadi Monday effect di BEI pada tahun 2006. Hasil pengujian terhadap hipotesis kedua memberikan simpulan bahwa fenomena week four effect tidak berhasil diidentifikasi. Hal ini mengindikasikan tuntutan likuiditas tidak memengaruhi aktivitas perdagangan. Hasil pengujian terhadap hipotesis ketiga memberikan kesimpulan bahwa return hari Jumat sebelumnya ditemukan memengaruhi return hari Senin, akan tetapi secara keseluruhan juga tidak ada perbedaan antara return hari Jumat yang negatif dan return hari Jumat yang positif dalam menggerakkan terjadinya fenomena Monday effect. Hasil pengujian terhadap hipotesis keempat memberikan simpulan bahwa earnings management effect pada bulan April tidak berhasil diidentifikasikan. Hal ini mengindikasikan bahwa earnings management yang dilakukan perusahaan yang berkaitan dengan dengan penyampaian laporan keuangan tahunan tidak berpengaruh terhadap return saham di BEI. 4. Havid Sularso, dkk. 2011. Meneliti tentang Analisis Monday dan Weekend Effect pada Saham Perusahaan LQ 45 di BEI. Penelitian ini mengambil 45 saham perusahaan yang termasuk dalam indeks liquid 45 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data periode bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Januari 2011, dengan alat analisis uji t satu sampel, rata-rata hitung, dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham harian pada hari-hari perdagangan dalam satu pekan di BEI. Kemudian dalam penelitian tersebut tidak terjadi pengaruh Monday effect, karena tidak terjadi return saham negatif pada hari Senin, begitu pula tidak terdapat return saham yang positif pada hari Jumat, sehingga pada penelitian ini tidak terjadi pengaruh Weekend effect. Hasil lainnya adalah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham yang signifikan secara parsial dan simultan. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi day of the week effect pada perdagangan saham di BEI. 5. Arief Adhy Kurniawan 2012. Meneliti tentang Analisis Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham Perusahaan Bidang Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil 8 saham perusahaan bidang telekomunikasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2011. Metode yang digunakan adalah metode rata- rata hitung yang memberikan kesimpulan bahwa tidak semua saham perusahaan yang diteliti terjadi Monday effect karena rata-rata return hari Senin cenderung meningkat, akan tetapi dengan metode yang sama return pada hari Jumat cenderung menurun atau terjadi weekend effect pada perdagangan saham di BEI. Dengan uji ANOVA berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan return saham harian pada hari-hari perdagangan. Sedangkan dengan analisis regresi, hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini mendukung teori anomali pasar efisien atau the day of week effect. Berdasarkan hasil analisis secara parsial hanya variabel hari Rabu yang berpengaruh signifikan terhadap return.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian kajian teori dan penelitian yang terdahulu, maka kerangka pemikiran teoritis atau gambaran logis bagaimana variabel- variabel saling berhubungan berkorelasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan return saham pada hari Senin sampai dengan hari

Jumat Day of the week effect adalah suatu fenomena yang merupakan bentuk anomali dari teori pasar modal yang efisien. Menurut fenomena ini, return harian rata-rata tidak sama pada setiap hari perdagangan, sementara menurut teori pasar yang efisien, return saham tidak akan berbeda berdasar perbedaan hari perdagangan. Fenomena day of the week effect menyatakan bahwa terdapat perbedaan return untuk masing –masing hari perdagangan dalam satu minggu dimana pada awal pekan cenderung menghasillkan return yang negatif dan pada akhir pekan cenderung menghasilkan return yang positif. Pada beberapa pasar modal terdapat kecenderungan return terendah terjadi pada hari Senin kemudian meningkat pada hari –hari lainnya Berdasarkan argumentasi ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Terdapat perbedaan return saham pada hari Senin sampai dengan hari Jumat di Bursa Efek Indonesia. 2. Monday effect pada perdagangan saham di BEI Hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya return negatif untuk hari Senin yang disebut Monday effect. Hari Senin merupakan awal dari hari perdagangan setelah hari libur akhir pekan non trading day. Dengan adanya hari libur tersebut menimbulkan kurang bergairahnya pasar modal dan mood investor dalam menanamkan modalnya, sehingga kinerja bursa akan rendah. Pada hari Senin rata- rata karyawan mengalami psychological makeup, artinya dalam kondisi tersebut, perilaku dan sikap karyawan dipengaruhi oleh persepsi keberadaan hari Senin sebagai kelesuan hari permulaan kerja setelah libur panjang selama dua hari. Akibatnya para investor merasa pesimis terhadap saham yang dipegang dalam bandingannya dengan hari-hari lain. Investor cenderung merasa lebih tepat untuk menjual dengan harga yang rendah pada hari Senin dalam bandingannya dengan memegang saham tersebut untuk dijual kembali pada hari-hari perdagangan berikutnya. Rendahnya return pada hari Senin juga dapat diakibatkan karena perusahaan-perusahaan emiten biasanya menunda pengumuman berita buruk bad news sampai dengan hari Jumat dan direspon oleh pasar pada hari Senin. Hasil penelitian lain diperoleh bukti bahwa keinginan individu menjual saham pada hari Senin lebih tinggi daripada membeli, sehingga pada hari perdagangan Senin harga saham relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga saham pada hari lainnya. Ini menyebabkan return hari Senin cenderung negatif. Berdasarkan argumentasi ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Terjadi Monday effect pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. 3. Weekend effect pada perdagangan saham di BEI Pada umumnya, return yang tinggi diperoleh pada hari-hari menjelang libur atau pada hari Jumat, karena pada hari Senin banyak aksi jual dibandingkan dengan aksi beli. Akibatnya harga saham pada hari Senin lebih rendah bila dibandingkan dengan hari lain. Return saham terendah terjadi pada perdagangan hari Senin disebabkan karena selama akhir pekan sampai dengan hari Senin, investor memiliki kecenderungan untuk menjual saham melebihi kecenderungan untuk membeli saham. Pada hari Senin, pasar mengalami surplus permintaan jual sell order yang merupakan akumulasi dari permintaan jual selama pasar tutup pada akhir pekan. Hal ini dapat dikarenakan oleh faktor psikologis investor yang mendorong untuk melakukan transaksi dan harga saham yang ditawarkan bid ask price oleh penjual. Peningkatan return tersebut juga dapat diakibatkan karena investor cenderung untuk melakukan aksi profit taking untuk mengahadapi