Bidang Keuangan dan Administrasi Umum

Laptah 2016 RSPAW Salatiga 6 Tabel 4.1. Lanjutan …. No. Uraian 7. Operasionalisasi IPSRS a. Tenaga ATEM masih kurang dan belum ada tenaga Teknik Sipil dan Administrasi; b. Belum punya ijin sertifikasi arus lemah SLO dan Operasional Genset. 8. Kesehatan Lingkungan a. Belum punya DELH, ANDALALIN; b. Belum punya IPLC - Ijin Pembuangan Limbah Cair; c. Belum punya Ijin TPS B3; d. Skor Proper Masih Biru; e. Taman masih kurang terawat. 9. Logistik a. Masih ada persediaan yang usang yang belum teradministrasi dengan baik; b. Belum menggunakan Aplikasi Persediaan dari Kemenkeu.

2.1.2. Faktor Eksternal

Selain hambatan dari faktor internal juga terdapat dari faktor eksternal yaitu : 1. Adanya peraturan perundang-undangan yang berubah khususnya peraturan tentang pengadaan barang dan jasa sehingga masih perlu peningkatan pemahaman oleh panitia pengadaan barang dan jasa; 2. Perubahan harga dan inflasi juga mempengaruhi dalam pelaksanaan strategi pencapaian Tujuan dan sasaran; 3. Peraturan pelaksanaan BPJS Kesehatan yang kurang mendukung pelayanan di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga 4. Sistem rujukan BPJS Kesehatan.

2.2 Kelembagaan

Rumah Sakit ini secara kelembagaan berada di bawah Departemen Kesehatan RI yang saat ini disebut dengan Kementrian Kesehatan, dengan struktur organisasi tidak jelas. Baru pada tahun 1978 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 137MenKesSKIV1978 ditetapkan Struktur Organisasi yang lebih jelas tugas pokok dan fungsinya yaitu sebagai rumah sakit khusus yang menyelenggarakan pelayanan terhadap penderita penyakit TB paru, dengan sebutan RSTP. Beberapa sanatorium di Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai RSTP hanya RSTP “Ngawen” Salatiga dan RSTP Kalibakung Slawi Tegal, sedangkan 3 tiga eks sanatorium, masing-masing di Semarang, Klaten dan Purwokerto dikonversi dengan Rumah Sakit Umum. Selanjutnya pada tanggal 26 Laptah 2016 RSPAW Salatiga 7 September 2002, dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor 1208MenkesSKIX2002, RSTP “Ngawen” Salatiga berubah nama menjadi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, dan merupakan satu-satunya rumah sakit paru di Provinsi Jawa Tengah. Peluang tersebut menjadikan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi rumah sakit dengan cakupan wilayah yang cukup luas yaitu wilayah Jawa Tengah dan Provinsi lain yang tidak memiliki RSTP. Peluang ini bertambah besar bila ditinjau dari letak Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga yang berlokasi diantara 3 tiga kota besar yaitu Semarang, Yogyakarta dan Surakarta, dimana ketiga kota tersebut diharapkan mampu mendukung keberadaan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga baik dalam pengadaan SDM, sarana maupun prasarana. Perubahan situasi dan kondisi serta perilaku hidup masyarakat mengisyaratkan, bahwa kedepan seharusnya Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga kembali pada fungsi dan tugas pokok melaksanakan dan penanggulangan dan penyembuhan penyakit paru tidak sebatas penanggulangan dan penyembuhan penyakit TB Paru saja. Tugas tersebut secara riil telah dilakukan oleh Rumah Sakit Tuberkulosa Paru- Paru “Ngawen” Salatiga. Hal ini baru terwujud dengan terbitnya SK Menkes RI tanggal 26 Pebruari 2004 Nomor: 190MENKESSKII2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru, yang membawa konsekuensi bertambahnya beban kerja, kebutuhan dana dan SDM serta lebih luasnya cakupan pelayanan. Kebijakan pemerintah selanjutnya, dalam hal ini Departemen Kesehatan RI menetapkan bahwa Unit Pelaksana Teknis UPT Depkes RI sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum PPK-BLU berdasarkan SK Menteri Keuangan no.274KMK.052007 tanggal 21 Juni 2007 dan SK Menteri Kesehatan No. 756MenkesSKVI2007 tanggal 26 Juni 2007. Perkembangan selanjutnya dengan diterbitkannya Permenkes Nomor 249MenkesPerIII2008, tertanggal 11 Maret 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga mempunyai kesempatan untuk lebih berkembang, hal ini juga didukung dengan keluarnya SK Menteri Kesehatan RI Nomor: 438MenkesSKVI2009 tanggal 18 Juni 2009, tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga menjadi Rumah Sakit Khusus Kelas A, sehingga Rumah sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dapat lebih fleksibel dalam melaksanakan pengelolaan keuangan, peningkatan dan pengembangan