42
B. Setting Penelitian
Setting dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah di dalam kelas dengan menggunakan sistem kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4 siswa dalam setiap kelompok.
Siswa akan duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Setiap siswa akan mendapatkan nomor masing-masing yang akan diletakkan di kepala
mereka. Setelah selesai berdiskusi, guru akan memanggil nomor tertentu untuk maju ke depan kelas menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Penelitian ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung di kelas V SDN Gantang 2. SD tersebut beralamat di Dusun Serut, Desa Gantang,
Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei tahun 2013.
SDN Gantang 2 dipilih peneliti sebagai tempat penelitian karena: 1 peneliti bekerja di SD tersebut; 2 sekolah tersebut belum pernah dijadikan objek penelitian yang
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang; 3 berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD tersebut ditemukan adanya permasalahan dalam
pembelajaran matematika siswa kelas V yaitu berkaitan dengan hasil belajar matematika yang masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran IPS, IPA, PKn,
dan Bahasa Indonesia karena guru belum menggunakan variasi model pembelajaran pada mata pelajaran matematika dan belum memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengeluarkan ide-ide, pendapat, melalui diskusi kelompok. Pembelajaran yang digunakan belum mengaktifkan siswa sehingga peserta didik kurang bersemangat dalam
belajar di kelas dan berdampak pada perolehan hasil belajar mereka.Oleh karena itu, peneliti menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi aktif
siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together
NHT.
C. Subjek dan Objek Penelitian
43
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gantang 2 yang berjumlah 16 orang terdiri dari 4 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Sedangkan
objek penelitiannya yaitu peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Gantang 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi
sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang.
D. Model Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, karena mudah dipahami dan dilaksanakan. Menurut Suharsimi Arikunto 2007: 16-19, bahwa
model Kemmis dan Mc Taggart terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut. 1.
Menyusun Rancangan Tindakan
Planning
. Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. 2.
Pelaksanaan Tindakan
Acting
Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengunakan rancangan tindakan kelas.
3. Pengamatan
Observing
Tahap pengamatan yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. 4.
Refleksi
Reflecting
Peneliti melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukannya. Jika ternyata hasilnya belum memuaskan.Maka perlu ada rancangan ulang untuk diperbaiki,
dimodifikasi, dan jika perlu disusun skenario baru untuk siklus berikutnya.
Keterangan : -
Siklus 1 1 = Perencanaan I
2 = Tindakan I 3 = Observasi I
4 = Refleksi I -
Siklus II 1 = Revisi Rencana I dan
4
2 1
3
S ik
lu s I
44
Gambar 2.Siklus model Kemmis dan Mc Taggart
Suharsimi Arikunto, 2007 :
106
Suharsimi Arikunto 2002: 84 menyatakan bahwa Kemmis dan Mc Taggart memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga ia menyatukan
komponen tindakan
acting
dan pengamatan
observing
sebagai satu kesatuan. Dalam model ini antara komponen tindakan
acting
dengan pengamatan
observing
dijadikan menjadi satu kesatuan karena kedua komponen tersebut merupakan dua kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu.Begitu berlangsungnya suatu tindakan dilakukan, kegiatan observasi juga harus dilakukan
sesegera mungkin.Hasil dari pengamatan kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi.
E. Prosedur Penelitian