Preferensi Terhadap Makanan TINJAUAN PUSTAKA
Tenggara Timur NTT menjadi semakin menurun beberapa tahun terakhir akibat dari menurunnya etos kerja masyarakat. Pergeseran nilai dan kebudayaan
masyarakat yang melihat beras sebagai komoditas utama, juga menjadi faktor utama penyebab menurunnya produktivitas tanaman itu Anonim, 2007. Di
Madura, makanan pokok masyarakat semula adalah jagung. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini, ada pergeseran pola konsumsi dari nonberas ke beras.
akibat gencarnya penyuluhan tentang swasembada beras. Hal ini mampu mengubah pola pikir masyarakat yang sebelumnya tidak mengonsumsi beras
menjadi pengonsumsi beras Siagian, 2003. Meskipun begitu, sebagian masyarakat Madura masih ada yang tetap mengonsumsi jagung hingga saat ini.
Susanto et al. 1992 mengemukakan bahwa pola konsumsi makanan tradisional sebagai bagian dari kebisaan makan dipengaruhi oleh beberapa faktor
di luar sistem sosial keluarga seperti iklan-iklan beragam makanan dan minuman “modern”, meningkatnya alokasi waktu yang digunakan anggota keluarga untuk
melakukan kegiatan di luar rumah dan kecenderungan perubahan pola pikir yang mengarah pada segi kepraktisan dan efisiensi dalm pemilihan pangan sehari-hari
serta berkembangnya kuantitas pedagang makanan dn minuman kaki lima yang relatif pesat.
Program penganekaragaman pangan perlu dilakukan melalui proses identifikasi makanan tradisional yang meliputi tidak hanya kebiasaan dan
kesukaan konsumen tetapi juga produsen termasuk usaha tani yang beraneka ragam, pengelola dan pedagang Susanto, 1993.
Menurut Winarno 1993, makanan tradisional merupakan makanan yang berasal dari tempat dimana kita lahir dan dibesarkan sesuai dengan tradisi daerah
setempat. Pernyataan ini dipertegas oleh Suhardjo 1989 yang mengemukakan bahwa makanan tradisional secara harfiah artinya adalah adanya hubungan antara
pangan dengan tradisi kelompok penduduk atau masyarakat di suatu daerah tertentu.