Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel 4.16 dapat menunjukkan bahwa secara keseluruhan prestasi belajar siswa dalam kriteria tuntas yaitu mendapat nilai diatas 78, sebanyak 57 siswa dengan persentase 70,37 dalam kriteria tuntas dan sisanya sebanyak 24 siswa dengan persentase 29,63 dalam kriteria tidak tuntas.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

4.1.2.1 Uji Multikolinearitas

Syarat berlakunya model regresi berganda adalah antar variabel bebasnya tidak mengandung multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF dengan nilai tolerance melalui SPSS for windows release 16. Tabel 4.18 Rangkuman Nilai Tolerance dan VIF Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF Fasilitas Pembelajaran 0,807 1,239 Iklim Kelas 0,807 1,239 Sumber: Data Primer Diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance tiap variabel pun lebih besar dari 0,1 sehingga dapat diartikan bahwa model regresi yang terbentuk tidak mengandung multikolinearitas.

4.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. “Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung heteroskedastisitas ” Ghozali, 2005:105. Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot. Model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki grafik scatterplot dengan pola titik-titik menyebar. Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas 4.1.2.3 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak, dengan mengamati grafik normal P-P plot yang diolah dengan bantuan SPSS for windows release 16 yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data r esidual akan dibandingkan dengan garis diagonal. “Jika data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya menyebar disekitar garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas” Ghozali, 2005:110. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya. Apabila titik-titik pada grafik normal P-P plot mendekati garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas 4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier yang diolah dengan SPSS for windows release 16 diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = 61,069 + 0,125X 1 + 0,199X 2 Keterangan: Y = Prestasi belajar 61,069 = Konstanta X 1 = Kreativitas belajar X 2 = Lingkungan Tabel 4.19 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant 61.069 2.777 21.988 .000 X1 .125 .032 .411 3.937 .000 .517 .407 .369 .807 1.239 X2 .199 .071 .240 2.303 .024 .421 .252 .216 .807 1.239 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa: 1. Jika semua variabel bebas dianggap konstan, maka nilai prestasi belajar siswa kelas XI program keahlian administrasi perkantoran di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus tahun ajaran 20102011 adalah sebesar 61,069 satu satuan. 2. Koefisien regresi variabel X 1 sebesar 0,125 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel kreativitas belajar, sedangkan variabel lingkungan dianggap konstan, maka akan menyebabkan peningkatan prestasi belajar sebesar 0,125 satu satuan. 3. Koefisien regresi variabel X 2 sebesar 0,199 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel lingkungan, sedangkan variabel kreativitas belajar dianggap konstan, maka akan menyebabkan peningkatan prestasi belajar sebesar 0,199 satu satuan.

4.1.4 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Lingkungan Sekolah dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X Program Keahlian Keuangan SMK PGRI Batang Tahun Ajaran 2010 2011

2 9 223

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS TAHUN AJARAN 20102011

1 11 192

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN DAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT MEMBUAT DOKUMEN SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 91

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS X TAHUN AJARAN 2011/2012 PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 CIANJUR.

0 0 47

Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Produktif Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Karanganyar Kabupaten Kebumen.

0 0 2

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK KRISTEN PURWODADI.

0 5 102

Pengaruh Motivasi Belajar, Disiplin, Lingkungan Belajar, dan Kondisi Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI Program Keahlian dministrasi Perkantoran SMK AntoniusSemarang Tahun Ajaran 2007/2008.

0 0 146

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 1 WATES.

0 0 162

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 BANTUL.

0 0 162

PENGARUH KONDISI SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 TEMPEL.

0 1 174