Populasi Sampel Subjek Penelitian

6.2 Subjek Penelitian

6.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono 2010: 117 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VII SMP Negeri 27 Semarang tahun pelajaran 20142015. Jumlah seluruh peserta didik adalah 253 peserta didik yang terdiri dari kelas VII A berjumlah 32 peserta didik, kelas VII B berjumlah 32 peserta didik, kelas VII C berjumlah 32 peserta didik, kelas VII D berjumlah 32 peserta didik, kelas VII E berjumlah 31 peserta didik, kelas VII F berjumlah 31 peserta didik, kelas VII G berjumlah 31 peserta didik, dan kelas VII H berjumlah 32 peserta didik.

6.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Sugiyono, 2010: 118. Pengambilan sampel di kelas VII berdasarkan ketersediaan materi pelajaran yang akan diujikan dalam penelitian ini, yaitu persegi panjang, persegi, dan jajargenjang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling artinya teknik pengambilan sampel secara sengaja dengan tujuan tertentu. Sampel yang diambil tidak secara acak, tetapi ditentukan sendiri oleh peneliti dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah dua kelompok sebagai kelas eksperimen dan satu kelompok kontrol. Penetapan tiga kelas sebagai sampel dilakukan dengan pertimbangan berdasarkan kurikulum yang sama, tidak ada kelas yang unggulan, usia peserta didik relatif sama dan berada pada tingkat yang sama yaitu kelas VII, serta mendapatkan pelajaran matematika dalam jumlah jam pelajaran dan guru yang sama. Selain itu, aspek yang akan diteliti adalah kemampuan komunikasi matematik peserta didik kelas VII. Kelas eksperimen diberi treatment berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbantuan kartu masalah yakni kelas eksperimen 1 dan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan kartu masalah yakni kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung.

6.2.3 Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PQ4R BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII

1 17 276

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CRH BERBANTUAN KARTU MASALAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP KELAS VII

0 11 367

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH.

5 17 48

Implementasi PBL Berbantuan GSP Software Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

0 0 8

Peningkatan kemampuan representasi matematik peserta didik dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media software Geogebra

0 1 10

Korelasi antara motivasi belajar dengan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik menggunakan model problem based learning (PBL)

0 1 8

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik menggunakan model problem based learning (PBL) dengan berbantuan Software Geogebra

0 5 6

Korelasi kemampuan komunikasi matematik dengan kemampuan pemecahan masalah matematik terhadap peserta didik melalui model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving (LAPS)-Heuristic

0 1 6

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik antara yang menggunakan model problem based learning (PBL) dengan problem solving

0 0 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK - Raden Intan Repository

0 0 125