lebih  kuat  karena  pembelajaran  yang  bermakna.  Adapun  langkah-langkah pembelajaran dengan model Role Playing berbantuan media audio visual sebagai
berikut : 9
Siswa menyimak video pembelajaran tentang Peristiwa Seputar Proklamasi. 10
Siswa bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui. 11
Kelompok  yang  mendapat  giliran  maju  untuk  memerankan  skenario  yang telah dibagikan guru beberapa hari sebelum KBM.
12 Siswa yang tidak maju menyimak skenario yang diperankan kelompok lain.
13 Siswa dibentuk menjadi 7 kelompok.
14 Siswa  berdiskusi  mengerjakan  LKS  dan  masing-masing  individu
memberikan komentar atas kelompok yang maju. 15
Siswa membahas hasil lembar kerja kelompok. 16
Kesimpulan  dengan  cara  guru  menayangkan  slide,  siswa  diminta  menebak gambar yang ada dalam slide.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Penelitian  yang dilakukan oleh Achmad Basari Eko Wahyudi  tahun 2013 dalam Jurnal Prima Edukasia Volume 1 Nomor 2
dengan judul “Meningkatkan Karakter dan Hasil Belajar IPS dengan Metode Bermain Peran.” Penelitian yang
dilakukan oleh Wahyudi  adalah Penelitian Tindakan Kelas  yang hanya mangkaji tentang  karakter  siswa  dan  hasil  belajar  IPS.  Penelitian  dilakukan  III  siklus
dengan aspek nilai karakter yang diteliti yaitu kejujuran, kerjasama dan tanggung jawab.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  proses  pembelajaran  IPS  dengan
penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan karakter siswa. Peningkatan kejujuran,  kerja  sama  dan  tanggung  jawab  dari  Siklus  I,  II,  dan  III  dimana
kejujuran pada Siklus I, II, dan III berturut-turut 42,85, 52,9, dan 67. kerja sama  Siklus  I,  II,  dan  III  memperoleh  42,14,  51,9,  dan  62.  Sedangkan
tanggung  jawab  pada  Siklus  I,  II,  dan  III  secara  berurutan  44,6,  54,1,  dan 64,1.  Peningkatan  hasil  belajar  pada  Siklus  I,  II,  dan  III  berturut-turut  66,5,
72,92  dan  74,85.  Jadi  penerapan  metode  bermain  peran  dapat  meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tridadi Sleman.
Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya, dkk pada tahun 2012 dengan judul “Penerapan  Model  Pembelajaran  Role  Playing  pada  Mata  Pelajaran  IPA  untuk
Meningkatkan  Hasil  Belajar  Siswa  Kelas  IV  Semester  I  SD  N  Wonokerto  1 Karangtengah  Demak  Tahun  Ajaran  20112012”  jurnal  volume  2  nomor  1,
dilakukan dengan 2 siklus tanpa menggunakan media tiap siklusnya. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Sigit  Prasojo  dengan  judul  “Penggunaan
Metode  Role  Playing dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD”
menunjukkan  peningkatan  tiap  siklusnya  yaitu  pada  siklus  I  77,58,  siklus  II 78,68  dan siklus III 84,75. Akan tetapi, hampir sama dengan penelitian yang
dilakukan  Wijaya  dkk,  dalam  penelitian  yang  dilakukan  Prasojo  hanya menggunakan model saja tanpa menggunakan media.
Penelitian  yang  hampir  sama  dengan  Prasojo  adalah  penelitian  yang dilakukan  oleh  Silfiyah  pada  tahun  2013  dengan  judul  “Peningkata  Kualitas
Pembelajaran  PKn  Melalui  Model  Role  Playing  p ada  Siswa  Kelas  V”  Joyful
Learning Journal, volume 2 nomor 1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
model  tanpa  media  sebagai  penunjangnya.  Bedanya,  dalam  penelitian  yang dilakukan oleh Silfiyah menggunakan 3 siklus dengan subjek penelitian yaitu guru
dan siswa. hasil penelitian mengalami peningkatan dari Siklus I hingga Siklus III. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Istihanah Rahayu tahun 2013 dengan
judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan Media Audio Visual Kelas V SD” JPGSD, volume 01 nomor 02. Dalam penelitian tersebut,
penelitian  hanya  dilakukan  dua  siklus  tanpa  menggunakan  model  pembelajaran. Peningkatan  keterampilan  guru  pada  siklus  I  yaitu  71,8  dan  pada  siklus  II
meningkat  menjadi  88,3.  Sementara  itu,  ketuntasan  belajar  menyimak  cerita dengan  menggunakan  media  audio  visual  siswa  mengalami  peningkatan.  Pada
siklus I ketuntasan mencapai 68 dan pada siklus II ketuntasan mencapai 84. Selanjutnya,  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Sri  Hartani  pada  tahun  2012
dengan  judul  “Peningkatan  Kualitas  Pembelajaran  Matematika  melalui  Model Contextual  Teaching  And  Learning
berbantuan  Media  Audiovisual”  Joyful Learning  Journal,  volume  1  nomor  2.  Hampir  sama  dengan  penelitian  yang
dilakukan oleh Rahayu, Hartani hanya melakukan penelitian dengan 2 siklus saja. Akan  tetapi,  dalam  penelitian  memadukan  antara  model  dengan  media
pembelajaran. Adapun subjek penelitian tersebut yaitu guru dan siswa. Penelitian  yang  dilakuakan  oleh  Ni  Md  Rai  Ariwitari,  dkk  pada  tahun
2014  dengan  judul  “Pengaruh  Metode  pembelajaran  Role  Playing  Berbantuan Media  Audio  Visual  terhadap  Hasil  Belajar  PKn  Kelas  V  SD  Gugus  1
Tampaksiring”  Jurnal  Mimbar  PGSD  Universitas  Pendidikan  Ganesha  Vol.2 no.1.  Penelitian  dilakukan  dengan  jenis  penelitian  eksperimen  semu  yang
membandingkan antara siswa yang di ajar dengan model Role Playing berbantuan Media  Audio  Visual  dengan  siswa  yang  di  ajar  dengan  pembelajaran
konvensional.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  terdapat  perbedaan  yang signifikan  hasil  belajar  PKn  antara  siswa  yang  dibelajarkan  dengan  metode
pembelajaran  role  playing  berbantuan  media  audio  visual  dengan  siswa  yang dibelajarkan  dengan  pembelajaran  konvensional.  Nilai  thit  4,66  dengan  taraf
signifikan  5  diperoleh  ttab  2,000  karena  thit  lebih  besar  dari  ttab  maka  Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai rata-rata hasil belajar PKn yang dicapai kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran role playing  79,00 lebih dari nilai rata-rata siswa  yang  dicapai  kelompok  siswa  yang  mengikuti  pembelajaran  konvensional
72,00.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  metode  pembelajaran  role playing  berpengaruh  terhadap  hasil  belajar  PKn  siswa  kelas  V  SD  Gugus  1
Tampaksiring. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Sushanta  Kumar  Roul  pada  tahun  2014
dengan judul “Language Development of the Preschool Children: The Effects of an  Audio-Visual  Intervention  Program  in  Delhi
” . Hasil penelitian menunjukkan bahwa media audiovisual memiliki dampak positif terhadap perkembangan bahasa
secara  keseluruhan  anak-anak  prasekolah.  Media  audiovisual  ini  berguna  untuk anak-anak,  guru  sebagai  media  untuk  membantu  proses  pembelajaran,  serta
lembaga pelatihan guru. Penelitian yang dilakukan oleh J. Naga Madhuri pada tahun 2013 dengan
judul  “Use  of  Audio  Visual  Aids  in  Teaching  and  Speaking”.  Hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  dalam  suatu  pembelajaran  apabila  menggunakan  media
pendukung  seperti  media  audio-visual  adalah  salah  satu  cara  guru  untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang  telah  ditetapkan.  Selain  itu  siswa  akan  lebih  menyukaigiat  untuk  belajar materi  dari  video  yang  ditayangkan  oleh  guru  karena  diperjelas  dengan  gambar
yang seakan terlihat hidup dan suara yang memberinya daya tarik untuk siswa. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Suchismita  Bhattacharjee,  PhD  dengan
judul “Usefulness of Role-Playing Teaching in Construction Education”. Dalam
penelitian tersebut dijelaskan bahwa salah satu pendekatan yang menerapkan studi student  centered  adalah  ajaran  Role-Playing  yang  telah  berhasil  dilaksanakan  di
sejumlah  program  pembangunan  serta  dalam  berbagai  disiplin  ilmu  lainnya. Strategi  ini  memberikan  kesempatan  unik  untuk  siswa  untuk  mengambil  peran
pemangku  kepentingan  proyek  yang  berbeda  dan  memecahkan  masalah kehidupan nyata yang telah direplikasi di kelas.
Dari  kajian  empiris  tersebut  di  atas,  didapatkan  informasi  bahwa  model Role Playing serta media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan  referensi  yang  telah  dipaparkan  sebelumnya,  penelitian  yang dilakukan oleh peneliti kebanyakan hanya menggunakan model Role Playing, atau
menggunakan  media  audio  visual  saja.  Selain  itu,  dalam  penelitian  kebanyakan hanya  menggunakan  dua  siklus.  Pada  penelitian  ini,  peneliti  akan  memadukan
model  Role  Playing  berbantuan  media  audio  visual  sebagai  penunjang.  Peneliti juga akan melakukan penelitian melalui tiga siklus dalam pembelajaran, sehingga
hasil belajar akan lebih optimal.
Penerapan  model  Role  Playing  berbantuan  media  audio  visual  pada penelitian  ini  akan  terus  disesuaikan  dengan  karakteristik  dan  kemampuan
pembelajaran  anak.  Penelitian  yang  dilakukan  sebelumnya  hanya  dijadikan sebagai  acuan  dalam  penelitian  yang  berjudul
“Peningkatan  Kualitas Pembelajaran  IPS  melalui  Model  Role  Playing  berbantuan  Media  Audio  Visual
pada Siswa Kelas VA MI Al Iman Gunungpati Kota Semarang.”
2.3. KERANGKA BERPIKIR