29
2.8.1 Desain Ruang Makan
Mengacu pada penelitian Ryu dan Jang 2008 desain interior dan dekorasi adalah lingkungan fisik dari ruang makan di dalam rumah makan berkontribusi
terhadap daya tarik dari rumah makan seperti warna skema dari ruang makan, furnitur, gambarlukisan, tanamanbunga, atau dekorasi dinding juga dapat
meningkatkan persepsi kualitas lingkungan jasa yang menciptakan restaurant experiences dari konsumen.
2.8.2 Kerapihan Karyawan
Solomon 2004 menyatakan bahwa penampilan fisik dari karyawan sangat penting karena dapat digunakan untuk mengkomunikasikan citra kepada
konsumen. Menurut Evenson 2005 kerapihan karyawan berpakaian adalah
kesesuaian, keteraturan dan kebersihan dari baju, celanarok dan rambut karyawan. Menurut The Safeway Companies 2008 kerapihan karyawan
berpakaian adalah kesesuaian, keteraturan dan kebersihan dari baju, celanarok dan rambut karyawan, kuku jari , asesoris, dan sepatu karyawan.
2.8.3. Kebersihan Lingkungan Makan Rumah Makan
Berdasarkan pengukuran untuk lingkungan rumah makan DINESCAPE yang dilakukan Ryu dan Jang 2008 pengukuran untuk kebersihan lingkungan
makan rumah makan terbatas pada lingkungan ruang makan, seperti kebersihan dari furnitur, meja kursi makan, peralatan makan, lantai ruang makan,
gambarlukisan, tanamanbunga, dinding ruang makan.
30
2.9 Price Fairness Kesesuaian Harga
Selain makanan, layanan dan atmospherics, dirasakan keadilam harga bisa menjadi faktor lain yang mempengaruhi niat perilaku konsumen Andaleeb dan
Conway 2006; Bei dan Chiao, 2001; Xia et al, 2004. Kesesuaian harga didefinisikan sebagai presepsi konsumen atas harga dari suatu produk adalah
wajar dapat diterima, dan sesuai Bolton et al., 2003. Harga referensi internal konsumen Kimes dan Wirtz, 2002 menyatakan bahwa pelanggan mungkin
melihat harga seperti tidak adil jika tidak sesuai pada kondisi pasar yang berlaku. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesesuaian harga sebagai, nilai harga
yang paling sering dibayar oleh konsumen pada transaksi yang sejenis di suatu pasar Kahneman et al., 1986a, b.
Selain itu, keadilan harga juga dapat dijelaskan dengan prinsip dual entitlements Kahneman et al., 1986a, b. Menurut Liu dan Jang, 2009 prinsip
ini berpendapat bahwa perusahaan berhak mendapatkan keuntungan yang wajar dan pelanggan berhak untuk harga yang wajar. Peningkatan harga dianggap wajar
jika adanya kenaikan biaya produksi. Jika tidak, hal itu dirasakan tidak adil jika harga meningkat tanpa daya peningkatan biaya produksi. Namkung dan Jang
2011 menyatakan keadilan harga sebagai kategori yang positif berhubungan dengan positive WOM. Ketidakadilan harga yang dirasakan pelanggan sedangkan
dapat menyebabkan negatif respon perilaku, seperti ketidakpuasan, mengeluh, dan negatif WOM.