19
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ternyata tidak hanya membawa dampak positif akan tetapi juga dampak negatif bagi dunia
pendidikan Hayati: 2013. Dampak positif dengan adanya kemajuan tersebut antara lain: mempermudah mencari materi pembelajaran seluas-
luasnya dan melakukan komunikasi. Sedangkan dampak negatif yang menjadi perhatian bersama salah satunya adalah budaya malas membaca
buku dan plagiat. Era globalisasi merupakan sebuah fakta yang tidak dapat dihindari
keberadaanya termasuk segala sesuatu yang menyertainya. Revolusi teknologi, transportasi, informasi, dan komunikasi menjadikan dunia ini
tanpa batas Asmani, 2011: 5. Hal ini telah memicu adanya perubahan dalam banyak hal mulai dari gaya hidup sampai dengan cara berpikir
manusia dalam
menyikapi fenomena
kehidupannya sehingga
memunculkan berbagai inovasi di berbagai bidang baik dalam bidang teknologi, transportasi, informasi, maupun komunikasi termasuk
pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 13
menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
20 bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: 1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2.
berakhlaq mulia, 3. sehat, 4. berilmu, 5. cakap, 6. kreatif, 7. mandiri, dan 8. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Perkembangan zaman menuntut setiap siswa mengembangkan dirinya melalui proses belajar. Kemandirian belajar adalah sebuah sikap
yang menggerakkan siswa untuk belajar karena kesadarannya Sugiantoro, 2013. Siswa yang memiliki sikap kemandirian belajar akan memiliki
inovasi dalam proses belajarnya sehingga akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang membuatnya lebih kreatif untuk
menemukan hal-hal dan pengetahuan baru sesuai dengan materi yang sedang dipelajarinya.
Sikap kemandirian belajar sangat penting dimiliki oleh setiap siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Baik dan buruknya prestasi
belajar di sekolah salah satunya ditentukan oleh masing-masing siswa dan setiap siswa pada dasarnya memiliki kemampuan yang berbeda untuk
mencapai prestasi belajar yang terbaik salah satunya ditentukan oleh sikap kemandirian dalam belajar.
Konsep belajar mandiri sangat penting dimiliki oleh guru dan siswa. Bagi guru, dengan belajar mandiri dapat menyediakan materi
pembelajaran yang dirancang dengan cermat dan disusun dengan baik Munir, 2009: 250. Lebih lanjut Munir mengatakan bahwa materi
pelajaran yang disusun dengan baik disertai dengan media pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran
21 yang
disampaikan oleh
guru sehingga
prestasi belajar
akan meningkat.sedangkan bagi siswa, dapat memusatkan perhatian pada materi
pembelajaran yang belum dikuasai dan mengulang dengan cepat hal-hal yang sudah dikuasi Munir, 2009: 249. Oleh karena itu, sebelum
pembelajaran siswa dapat mengakses materi pelajaran lewat akun guru dengan bantuan internet Edmodo.
Multimedia berbasis komputer ini sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam bidang pendidikan Arsyad, 2005:172, mulai dari
perangkat keras sampai perangkat lunak memberikan banyak pilihan bagi kemajuan bidang pendidikan untuk menunjang proses kegiatan belajar
mengajar. Keunggulan yang ditawarkan bukan hanya terdapat pada faktor kecepatan dalam memberikan informasi, namun penggunaan media
berbasis komputer dan internet akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran. Selain meningkatkan bakat dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membangkitkan motivasi, menyajikan data yang menarik serta membantu meningkatkan pemahaman.
Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK wajib dilakukan oleh guru
dalam proses pembelajaran agar relevan dengan perkembangan zaman Arsyad, 2005:180. Banyak pilihan bagi praktisi pendidik untuk
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK dalam proses pembelajarannya, antara lain: Macromedia Flash Player, Camtasia, dan
Edmodo. Edmodo merupakan salah satu multimedia yang menawarkan sistem
pembelajaran yang aktif bagi siswa dalam belajar terutama dalam
22 membentuk kemandirian siswa dalam belajar terutama pada mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Edmodo merupakan salah satu media pembelajaran dengan sistem
jejaring sosial untuk pembelajaran yang berbasis Learning Management System LSM. Media Edmodo akan memberikan fasilitas yang aman
keamanan data bagi guru dan siswa untuk melakukan komunikasi dan kolaborasi berbagai konten dan aplikasi pembelajaran, pekerjaan rumah
PR siswa, ulangan atau mengerjakan tugas secara online, pembuatan nilai, dan lain sebagainya yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Pada
intinya, Edmodo menyediakan semua yang bisa dilakukan guru bersama siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam kegiatan
pembelajaran. Edmodo adalah sebuah situs yang digunakan oleh pendidik untuk membuat kelas virtual dan situs tersebut gratis serta mudah
digunakan selama guru dan murid terhubung dengan internet sehingga siswa dapat berlatih belajar secara mandiri meskipun tanpa bimbingan
seorang guru. Kemandirian dalam belajar perlu diberikan kepada peserta didik
supaya mereka mempunyai tanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya serta dapat mengembangkan kemampuan dalam belajaranya.
Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi siswa sehingga menjadi pribadi mandiri dimana
aktifitas belajar yang didorong oleh kemauan dan pilihan sendiri untuk mengembangkan kemampuan yang dimilki agar mampu mencapai prestasi
belajar secara maksimal.
23 Seorang siswa dikatakan memiliki sikap kemandirian belajar apabila:
1. memiliki sikap percaya diri, 2. mampu belajar sendiri, 3.bersikap kritis, 4.belajar secara terus menerus, dan 5. bertanggung jawab. Proses
meningkatkan sikap kemandirian belajar perlu ditanamkan sejak usia dini. Meningkatkan sikap kemandiran belajar dimulai dari keluarga, masyarakat
hingga sekolah. Meningkatkan kemandirian belajar di bangku Sekolah Menengah
Kejuruan SMK merupakan pendidikan lanjutan, karena dalam tahap ini pada dasarnya anak sedang disiapkan secara mandiri untuk bekerja sebagai
kelangsungan hidup pada masa mendatang. SMK Negeri 1 Bawen adalah salah satu ikon Sekolah Rujukan di
Kabupaten Semarang yang sedang mengembangkan sistem pembelajaran berbasis Teknologi Informasi IT. Hal yang menarik dari proses
pembelajaran di SMK Negeri 1 Bawen adalah penggunaan kurikulum 2013, dimana kurikulum 2013 menekankan siswa yang lebih aktif
daripada gurunya. Selain itu, SMK Negeri 1 Bawen sedang mengembangkan proses pembelajaran dengan menggunakan Edmodo.
Dengan menggunakan Edmodo dalam proses pembelajaran menjadikan siswa lebih mandiri. Proses pembelajaran menggunakan Edmodo sejalan
dengan kehidupan sehari-hari siswa yang sudah tidk asing lagi dengan internet. Berbagai fasilitas sudah mulai dikembangkan diantaranya;
tersedianya jaringan Wifi yang bisa dijangkau di seluruh lingkungan sekolah dengan kecepatan tinggi, memiliki perpustakaan digital dengan
jumlah komputer yang cukup memadai untuk pembelajaran, sebagian besar siswa mempunyai I-Pad, netbook, dan laptop, lebih dari 70 siswa
24 di kelas menggunakan android, dan sudah dihimbau pada saat pertemuan
wali murid pada bulan Agustus 2014 kepada seluruh siswa kelas X untuk memiliki salah satu dari I-Pad, netbook atau laptop untuk menunjang
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil interview penulis dengan Ibu Hesti Murwati S.Pd.
M.Hum selaku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada tanggal 23 Januari 2015, bahwa siswa di SMK Negeri 1 Bawen belum
sepenuhnya memiliki kemandirian dalam belajarterutama kelas X TPHP dan X ATU . Hal ini dapat dilihat pada permasalahan yang nampak pada
kelas X, diantaranya adalah siswa jarang membaca buku, siswa minta diarahkan guru secara terus menerus dalam kegiatan belajar, tidak mampu
belajar secara mandiri, siswa melakukan kegiatan harus dengan perintah guru, siswa sering menyontek saat ulangan harian atau ujian semester
berlangsung, siswa menggunakan jam pelajaran kosong untuk bermain dan pergi ke kantin sekolah, dan siswa ingin cepat-cepat mengakhiri jam
pelajaran. SMK Negeri 1 Bawen menyadari, bahwa pembelajar yang melek
teknologi technology literacy akan mampu memilih, merancang, membuat, dan menggunakan hasil-hasil rekayasa teknologi Munir, 2009:
41. Untuk itu, menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik khususnya guru untuk melaksanakan proses pendidikan di dalam kelas
yang dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Tuntutan zaman serta kemajuan sains dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian belajar. Dengan
25 menerapkan Edmodo dalam pembelajaran, diyakini dapat mengatasi
masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh siswa-siswa SMK Negeri 1 Bawen dan pada umumnya.
Berdasarkan beberapa kajian yang mendalam dari latar belakang di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat judul penelitian untuk
skripsi dengan judul “Penerapan Edmodo untuk Meningkatkan Sikap Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PPKn di SMK Negeri 1
Bawen”.
B. Rumusan Masalah