34 kepahlawanan tari satria, eka prawira, dan lain-lain, kedua jenis tari yang
menggambarkan kehidupan sosial tari tani, tari perang, dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran tari di
SD harus disesuaikan dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar meliputi berbagai tugas perkembangan, baik perkembangan fisik maupun mental siswa. Oleh sebab
itu, guru perlu meningkatkan kompetensi agar lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa.
2.1.9 Pembelajaran Seni Tari di SD
Sekarningsih dan Rohayani 2006: 5 memaparkan bahwa Pembelajaran seni tari di SD bukanlah mendidik siswa menjadi seorang seniman tari, melainkan
diharapkan siswa mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun apresiasi. Anak-anak sebagai generasi penerus dalam berkesenian cenderung tidak kenal
dengan kesenian tradisi. Hal tersebut dikarenakan kurang pengetahuan dan pemahaman mereka akan tradisi sebagai milik bangsa. Dorongan minat serta
bakat menari pada anak harus dibina, dipupuk, dan dipelihara sejak dini. Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu wadah yang tepat untuk
memperkenalkan atau mengembangkan seni tari. Hal ini dipandang berguna bagi upaya menumbuhkan kepekaan rasa, pikir, dan kecintaan terhadap seni budaya
yang menjadi miliknya. Sehingga, arah pendidikan seni yang terpenting adalah pada perubahan sikap siswa.
Sekarningsih dan Rohayani 2006: 93 mengemukakan bahwa pembelajaran seni tari di SD tidak diarahkan peda keterampilan psikomotor saja, tetapi juga
harus mampu mengembangkan aspek kognitif dan afektif siswa. Mempelajari
35 suatu tarian tidaklah sekedar mengenal gerak ataupun meragakan elemen-elemen
gerak anggota tubuh, dan bukan sekedar terampil melenggang lenggokan tubuh sebagai bagian dari akting, tetapi siswa harus mampu menguasai dan menyerap
berbagai informasi yang terkandung dalam wujud keterampilan menari yang berdaya guna bagi kehidupan. Pembelajaran seni tari di SD memiliki fungsi
membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa. Agar siswa nantinya memiliki rasa memiliki budaya tari.
Purwatiningsih dan Harini 2004: 12-13 mengemukakan bahwa di dalam mengembangkan pembelajaran seni yang memenuhi kebutuhan dan minat murid,
perlu diketahui lebih banyak tentang aspek anak. Hal ini bisa didapat lewat perhatian yang diberikan kepada anak tersebut, antara lain: lewat pekerjaan yang
dikerjakan, cara menghayati, cara memperhatikan, cara menirukan gerak, cara mengekspresikan mimik, cara menirukan suara, dan sebagainya. Siswa SD kelas 5
pada umumnya ingin mengetahui diri sendiri dan dunia fisis, senang menyusun koleksi, pengalaman baru, dan merealisasi sesuatu, sering bersifat ideal, mudah
putus asa, dan terangsang marah atau mengasingkan diri, ketidaksamaan, dan perkembangan fisi menyebabkan gangguan emosional.
Guru harus siap membantu, mendorong serta mengarahkan minat siswa dalam pengalaman seni yang konstruktif. Berdasarkan penjelasan tersebut,
pembelajaran seni tari di SD tidak bermaksud membuat siswa menjadi seniman, tetapi bertujuan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetika dan artistik sejak
dini. Hasil dari usaha tersebut yaitu berbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif pada diri siswa. Siswa akan mendapatkan pengalaman seni yang bermanfaat,
36 contohnya: lebih menyukai seni daerah di Indonesia dan mampu membedakan
jenis budaya dan asal daerah budaya tersebut.
2.1.10 Materi Tari Daerah Lain Tari Saman Kelas V