Pertanggungjawaban Pidana TINJAUAN PUSTAKA

melanggar larangan tersebut. 4 Pertanggungjawaban pidana atau kesalahan seseorang dapat dipidana harus memenuhi rumusan sebagai berikut: a. Kemampuan bertanggungjawab orang yang melakukan perbuatan. b. Hubungan batin sikap psikis orang yang melakukan perbuatan dengan perbuatannya, berupa kesengajaan dolus atau kealpaan culpa. c. Tidak ada alasan yang menghapus pertanggungjawaban pidana atau kesalahan bagi pembuat. 5 Pertanggungjawaban pidana mengandung asas kesalahan asas culpabilitas, yang didasarkan pada keseimbangan monodualistik bahwa asas kesalahan yang didasarkan pada nilai keadilan harus disejajarkan berpasangkan dengan asas legalitas yang didasarkan pada nilai kepastian. Walaupun Konsep berprinsip bahwa pertanggungjawaban pidana berdasarkan kesalahan, namun dalam beberapa hal tidak menuntup kemungkinan adanya pertanggungjawaban pengganti vicarious liability dan pertanggungjawaban yang ketat strict liability. Masalah kesesatan error baik kesesatan mengenai hukumnya sesuai dengan konsep merupakan salah satu alasan pemaaf sehingga pelaku tidak dipidana kecuali kesesatan itu patut dipersalahkan kepadanya. 6 Kesalahan tersebut terdiri dari dua jenis yaitu kesengajaan opzetdan kelalaian culpa, sesuai teori hukum pidana Indonesia, kesengajaan terdiri dari tiga macam, yaitu: 4 R. Soesilo, 1999, KUHP Serta Komentar-komentarnyanya Lengkap dengan Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor 5 Sudarto, 1997, Hukum Pidana, Yayasan Sudarto, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang. 6 Barda Nawawi Arief, 2001, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Bandung, Citra Aditya Bakti, hlm. 23. a. Kesengajaan yang bersifat tujuan Bahwa dengan kesengajaan yang bersifat tujuan, si pelaku dapat dipertanggungjawabkan dan mudah dapat dimengerti oleh khalayak ramai. Apabila kesengajaan seperti ini ada pada suatu tindak pidana, sipelaku pantas dikenakan hukuman pidana. b. Kesengajaan secara keinsyafan ketidakpastian Kesengajaan ini ada apabila si pelaku, dengan perbuatannya tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar dari delik, tetap ia tahu benar bahwa akibat itu pasti akan mengikuti perbuatan itu c. Kesengajaan secara keinsyafan kepastian Kesengajaan ini yang terang-terang tidak disertai bayangan suatu kepastian akan terjadi akibat yangbersangkutan, melainkan hanya dibayangkan suatu kemungkinan belaka akan akibat itu. Selanjutnya mengenai kealpaan karena merupakan bentuk dari kesalahan yang mengahasilkan dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan seseorang yang dilakukannya.

C. Tinjauan Umum Tentang Pengertian dan Unsur-Unsur Tindak Pidana

1. Istilah Tindak Pidana Istilah tindak pidana merupakan terjemahan dari bahasa Belanda “Strafbaar Feit”, sebagai berikut: 7 a. Delik delict. b. Peristiwa pidana. c. Perbuatan pidana. d. Perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum. e. Hal yang diancam dengan hukum. f. Perbuatan yang diancam dengan hukum g. Tindak Pidana Sudarto dan diikuti oleh pembentuk undang-undang sampai sekarang. Jadi, istilah tindak pidana sebagai terjemahan dari “Strafbaar feit” merupakan perbuatan yang dilarang oleh undang-undang yang diancam dengan pidana. 8 2. Pengertian Tindak Pidana Menurut E. Mezger dikutip Sudarto mengatakan bahwa hukum pidana sebagai 7 Tri Andrisman, 2011, Hukum Pidana Asas-Asas dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia, Bandar Lampung, Universitas Lampung, hlm. 69. 8 Satochid Kartanegara, tanpa tahun, Hukum Pidana Kumpulan Kuliah Bagian Satu, Jakarta, Balai Lektur Mahasiswa, hlm. 74. aturan hukum, yang mengikatkan kepada suatu perbuatan yang memenuhi syarat- syarat tertentu suatu akibat yang berupa pidana. 9 Dengan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu itu dimaksudkan perbuatan yang dilakukan oleh orang, perbuatan yang memenuhi rumusan undang-undang, dan bersifat melawan hukum yang memungkinkan adanya pemberian pidana. Perbuatan semacam itu dapat disebut perbuatan yang dapat dipidana Verbrechen atau Crime. Perbuatan jahat ini harus ada orang yang melakukannya, maka persoalan tentang perbuatan tertentu itu diperinci menjadi dua, ialah perbuatan yang dilarang dan orang yang melanggar larangan itu. Istilah tindak pidana merupakan terjemahan dari istilah Belanda, yaitu strafbaar feit y yang berasal dari kata strafbaar, artinya dapat dihukum. 10 Lebih lanjut Sudarto mengatakan bahwa pembentuk undang- undang sekarang sudah agak tepat dalam pemakaian istilah “tindak pidana” Akan tetapi para sarjana hukum pidana mempertahankan istilah yang dipilihnya sendiri, misalnya Moeljatno, Guru Besar pada Universitas Gadjah Mada menganggap lebih tepat dipergunakan istilah “perbuatan pidana” dalam pidatonya yang berjudul “Perbuatan pidana dan pertanggungjawaban dalam hukum pidana”, 1955. 11 Menurut Sudradjat Bassar, mempergunakan istilah “tindak pidana” sebagai istilah yang paling tepat untuk menterjemahkan “strafbaar feit”, dengan mengemukakan alasan “istilah tersebut selain mengandung pengertian yang tepat dan jelas sebagai istilah hukum, juga sangat praktis diucapkan. Di samping itu pemerintah didalam 9 Sudarto, loc.cit. 10 Ibid. 11 Lamintang, 1981, Kitab Pelajaran Hukum Pidana; Leerboek Van Het Nederlanches Straftrecht, Bandung, Pionir Jaya, hlm. 36. kebanyakan peraturan perundang-undangan memakai istilahtindak pidana, umpamanya didalam peraturan-peraturan pidana khusus. 12 Mengenai beberapa pengertian tindak pidana strafbaar feit beberapa sarjana memberikan pengertian yang berbeda sebagai berikut: a. Pompe Memberikan pengertian tindak pidana menjadi 2 dua definisi, yaitu: 1 Definisi menurut teori adalah suatu pelanggaran terhadap norma, yang dilakukan karena kesalahan si pelanggar dan diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata hukum dan kesejahteraan umum. 2 Definisi menurut hukum positif adalah suatu kejadianfeityang oleh peraturan undang- undang dirumuskan sebagai perbuatan yang dapat dihukum. Dapatlah disimpulkan pengertian tindak pidana menurut Pompe sebagai berikut: a Suatu kelakuan yang bertentangan dengan melawan hukum onrechtmatig atau wederrechtelijk; b Suatu kelakuan yang diadakan karena pelanggar bersalah aan schuld van de overtreder te wijten; c Suatu kelakuan yang dapat dihukum stafbaar. 13 b. Utrecht Menurut Utrecht, pengertian tindak pidana yaitu meliputi perbuatan atau suatu melalaikan maupun akibatnya keadaan yang ditimbulkan oleh karena perbuatan atau melalaikan itu peristiwa pidana adalah akibat yang diatur 12 Sudradjat Bassar, 1999, Tindak-Tindak Pidana Tertentu, Bandung, Ghalian, hlm. 1. 13 Utrecht, 1986, Hukum Pidana, Surabaya, Pustaka Tinta Mas, hlm. 252.