Selain itu, remaja yang mengalami kehamilan dini berada pada risiko yang lebih tinggi dalam melahirkan bayi dengan BBLR Berat
Bayi Lahir Rendah dibandingkan dengan ibu dewasa. Kehamilan dikalangan remaja mengakibatkan beberapa dampak negatif lainnya,
misalnya terjadi peningkatan kasus aborsi dan komplikasi kehamilan dan persalinan berupa pendarahan, keracunan kehamilan, persalinan macet,
persalinan dengan tindakan dan bisa berujung pada kematian ibu. Bayi yang dilahirkan pun berisiko tinggi untuk mengalami BBLR, gangguan
pertumbuhan janin IUGR, cacat dan kematian Arisman, 2010. Oleh karena itu, kehamilan remaja harus dicegah atau kenaikan berat badan
yang memadai harus dipastikan karena anak-anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah rentan terhadap pertumbuhan terhambat,
tantangan kognitif dan penyakit kronis di kemudian hari Taiwo, 2014.
7. Penyakit Infeksi
Penyakit dan infeksi meningkatkan kebutuhan gizi tubuh, sementara kekurangan gizi melemahkan kemampuan tubuh untuk
memetabolisme dan menyerap nutrisi, sehingga menciptakan lingkaran setan infeksi dan kekurangan gizi, kesehatan memburuk, dan kadang-
kadang kematian WHO, 2005. Remaja kurang rentan terhadap infeksi daripada mereka yang berusia muda bayi dan balita WHO, 2005.
Infeksi sebagai faktor malnutrisi mungkin relatif kurang penting pada remaja dibandingkan balita WHO, 2005. Isu-isu gizi utama infeksi
HIV adalah hubungan timbal balik antara status gizi dan perkembangan penyakit. Malnutrisi dapat memiliki efek buruk pada morbiditas,
mortalitas dan kualitas hidup, terlepas dari disfungsi kekebalan tubuh akibat infeksi HIV itu sendiri. Asupan gizi makro dari penderita
Tuberkulosis Paru masih sangat kurang yang akan berpengaruh pada peningkatan kesembuhan dan status gizi penderita adanya peningkatan
asupan makanan pada penderita Tuberkulosis paru akan meningkatkan status gizi Hizira, 2008.
8. Aktivitas Fisik
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, aktivitas fisik didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi. Bergerakaktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi
pembakaran kalori. Aktivitas fisik pada remaja dapat mempunyai hubungan dengan peningkatan rasa percaya diri, self-concept, dan rasa
cemas dan stress yang rendah Brown, 2013. Berdasarkan Riskedas 2013, diketahui proporsi aktivitas fisik
tergolong kurang aktif secara umum adalah 26,1. DKI Jakarta termasuk ke dalam provinsi dengan penduduk aktivitas fisik tergolong kurang aktif
berada di atas rata-rata Indonesia dan menduduki posisi lima tertinggi dengan presentasi 44,2 Riskesdas, 2013. Menurut Brown 2013,
aktivitas fisik sebaiknya dilakukan secara teratur sebanyak 3 kali atau lebih dalam seminggu dengan tingkatan olahraga sedang sampai berat.
aktivitas fisik sebaiknya dilakukan minimal 30 menit setiap hari. Menurut Djoko Pekik 2007 bahwa aktivitas fisik remaja atau
usia sekolah pada umumnya memiliki tingkatan aktivitas fisik sedang,
sebab kegiatan yang sering dilakukan adalah belajar. Remaja yang kurang melakukan aktifitas fisik sehari
–hari, menyebabkan tubuhnya kurang mengeluarkan energi. Oleh karena itu jika asupan energi berlebih
tanpa diimbangi aktivitas fisik yang seimbang maka seseorang remaja mudah mengalami kegemukan. Perubahan pada massa lemak tubuh dapat
dicegah dengan melakukan aktivitas fisik Brown, 2013. Berdasarkan penelitian Aini 2013, diketahui bahwa ada
hubungan antara aktivitas fisik dengan resiko kejadian status gizi lebih pada remaja. Sama halnya dengan hasil penelitian Darmadi 2012 yang
menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi, di mana semakin rendah aktivitas fisik, maka semakin besar resiko kejadian
status gizi lebih.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori ini menggunakan gabungan teori dan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab tinjauan pustaka. Menurut Moreno 2008,
status gizi dipengaruhi oleh pola makan, aktivitas fisik, penyakit infeksi. Menurut WHO 2005, status gizi dipengaruhi oleh pola konsumsi. Menurut hasil
penelitian Darmadi 2012 status gizi dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Menurut hasil penelitian Mendoca 2014 status gizi berhubungan dengan body
image.Menurut hasil penelitian Zarei 2014 status gizi dipengaruhi oleh jenis kelamin, asupan makanan dan body image.