D. Gambaran Status Gizi Berdasarkan Asupan Energi Responden
Energi merupakan zat yang sangat esensial bagi manusia dalam menjalankan metabolisme basal proses tubuh yang vital, melakukan
aktivitas, pertumbuhan, dan pengaturan suhu Hardinsyah, dkk, 2012. Pada usia remaja 10-18 tahun, terjadi proses pertumbuhan jasmani yang pesat
serta perubahan bentuk dan susunan jaringan tubuh, selain aktivitas yang tinggi Brown, 2013. Kecepatan pertumbuhan fisik pada masa remaja
merupakan kedua tercepat setelah bayi, sehingga dibutuhkan asupan energi yang cukup pada remaja Khomsan, 2004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi memiliki asupan energi cukup 63,5, namun masih ada siswi yang memiliki asupan
energi kurang, yaitu sebesar 36,5. Berdasarkan Riskesdas 2010, diketahui bahwa sebanyak 54,5 konsumsi energi penduduk usia remaja 16-18 tahun
di bawah kebutuhan minimal, sedangkan presentase nasional penduduk usia remaja konsumsi energi di bawah kebutuhan minimal di DKI Jakarta
sebanyak 53,3. Berdasarkan Almatsier 2010, kekurangan energi akan
mengakibatkan berat badan kurang dari berat badan ideal. Gejala yang ditimbulkan adalah kurang perhatian, gelisah, lemah, cengeng, kurang
bersemangat dan penurunan daya tahan terhadap penyakit infeksi. Sedangkan apabila kelebihan energi, maka akan mengakibatkan berat badan lebih atau
kegemukan. Kegemukan dapat disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat, protein maupun lemak, namun juga karena kurang bergerak atau
aktivitas. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, yang merupakan risiko dari penyakit kronis, seperti Diabetes Melitus DM,
penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit kanker, dan dapat memperpendek harapan hidup Almatsier, 2010.
Hasil bivariat menunjukkan bahwa status gizi kurang lebih banyak dialami oleh siswi yang memiliki asupan energi kurang 38,7 dibandingkan
dengan siswi yang memiliki asupan energi cukup. Presentase tersebut memperlihatkan bahwa proporsi status gizi kurang lebih banyak pada siswi
yang memiliki asupan energi kurang. Hal ini mungkin dikarenakan berdasarkan hasil recall, siswi yang mengalami status gizi kurang tidak
membiasakan pola konsumsi yang beranekaragam dan tidak membiasakan sarapan, sehingga nutrisi tidak dalam kesehariannya belum sesuai dengan
kebutuhan gizi siswi, yang pada akhirnya mengakibatkan status gizi kurang. Hal ini didukung oleh uji statistik yang menunjukkan ada hubungan bermakna
antara asupan energi dengan status gizi dengan nilai p value 0,001. Berdasarkan nilai OR dapat disimpulkan bahwa siswi yang
memiliki asupan energi kurang memiliki risiko untuk mengalami status gizi kurang sebesar 12,000 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi memiliki
asupan energi cukup. Sedangkan siswi yang memiliki asupan energi kurang memiliki risiko untuk mengalami status gizi normal sebesar 1,167 kali lebih
besar dibandingkan dengan siswi memiliki asupan energi lebih. Berdasarkan hasil OR dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki asupan gizi kurang
memiliki kecenderungan untuk memiliki status gizi kurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dieny 2007 yang menunjukkan adanya hubungan antara asupan energi dengan status gizi
p=0,000, dimana semakin baik tingkat asupan energi maka status gizinya semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian Serly 2015 diketahui bahwa ada
hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan status gizi p=0,000. Hasil penelitian Muchlisa 2013 menunjukkan ada hubungan antara asupan
energi dengan status gizi p=0,000, artinya jika asupan energi seseorang rendah memiliki peluang yang lebih besar untuk berada pada kategori status
gizi kurang. Asupan energi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Asupan energi yang kurang dapat menyebabkan seseorang menjadi
status gizi kurang, hal ini dikarenakan asupan gizi yang kurang menyebabkan kebutuhan tubuh akan nutirisi tidk terpenuhi. Sedangkan asupan enegi yang
berlebih dapat menyebabkan status gizi seseorang menjadi gizi lebih Serly, 2015. Kekurangan asupan energi apabila berlangsung dalam jangka waktu
yang cukup lama maka akan mengakibatkan menurunnya berat badan dan keadaan kekurangan zat gizi yang lain Gibney, 2008. Konsumsi energi yang
melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan dan apabila terus berlanjut maka akan menyebabkan kegemukan dan resiko penyakit
degeneratif Soekirman, 2006.
E. Gambaran Status Gizi Berdasarkan Asupan Karbohidrat Responden