lagi. PUPN juga berhak melakukan persitaan terhadap barang debitur dan melakukan lelang. Setelah PUPN menyita barang-barang debitur, PUPN
akan mengumumkan lelang tersebut dalam surat kabar, baru lelang dilakukan. Pada waktu lelang dilakukan pihak bank dapat diundang untuk
mengahadiri lelang tersbut. Hasil lelang itu harus memenuhi jumlah piutang debitur.
Penyelesaian hukum ini untuk melindungi bank dari kerugian yang ditimbulkan akibat wanprestasi yang dilakuakan oleh debitur.
Sedang bagi debitur juga ada manfaatnya yaitu supaya debitur tidak mendapat perbuatan sewenang-wenang dari bank. Dengan jalur hukum
ini debitur akan mendapat perlindungan hukum karena kreditur tidak dapat bertindak diluar aturan hukum yang ada.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mekanisme perjanjian kredit dengan Surat Keputusan Pegawai Negeri
Sipil di Bank Rakyat Indonesia terbilang cukup mudah. Calon debitur hanya diminta menyerahkan permohonan pinjaman yang dapat
diajukan ke kantor cabang Bank Rakyat Indonesia di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki kerjasama oleh intansi tempat calon debitur.
2. Langkah-langkah awal yang dilakukan oleh kreditur apabila debitur
wanprestasi adalah melalui jalur non litigasi atau jalur kekeluargaan dimana pihak bank melakukan pengamatan mendalam terhadap sebab-
sebab debitur wanprestasi, mencari apa saja faktor penghalang debitur dalam melaksanakan kewajibannya serta bagaimana solusi yang tepat
agar debitur bisa melanjutkan kewajibannya kembali. 3.
Jika jalur kekeluargaan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, maka kreditur melakukan jalur hukum. Dimana kreditur menggugat
debitur ke pengadilan untuk mendapatkan hak-haknya. Krditur bisa memilih proses hukum yang akan dilakukannya, melalui PUPN
panitia Urusan Piutang Negara atau melalui Pengadilan Negeri yang berhujung kepada penyitaan harta kekayaan sesuai dengan besaran
hutang debitur.
B. Saran.
1. Perjanjian kredit sebaiknya diseragamkan dalam suatu bentuk
perjanjian kredit yang telah disahkan oleh pemerintah. Perjanjian kredit tersebut sebaiknya langsung mempunyai kekuatan hukum yang
tetap, yang sama dengan putusan pengadilan yang dapat langsung dilaksanakan eksekusinya.
2. Dapatkan jaminan tambahan. Tindakan ini dapat menguntungkan
kedua belah pihak. Karena kreditur bank memperoleh jaminan yang kuat secara yuridis dari debitur.
3. Sertakan pihak ketiga atau asuransi dalam perjanjian kredit agar
apabila debitur wanprestasi pihak ketiga atau pihak asuransi mampu melunasi utang debitur, sehingga bank tidak mengalami kerugian.