66
BAB III PERANAN PERWAKILAN KONSULER
A. Mulainya Tugas dan Fungsi Perwakilan Konsuler
Konvensi Wina 1963 tidak mengatur kapan suatu perwakilan konsuler dapat mulai untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. Namun Pasal 24 konvensi dapat
dijadikan acuan mengenai penentuan mulai berfungsinya perwakilan konsuler di negara penerima.
62
Pada prinsipnya Pasal 24 Konvensi Wina 1963 hanya mengatur
tentang pemberitahuan mengenai pengangkatan, kedatangan dan pemberangkatan
anggota-anggota konsuler
dari negara
pengirim ke
penerima,sebagai berikut; 1.
The Ministry for Foreign Affairs of the receiving State or the authority designated by that Ministry shall be notified of:
a the appointment of members of a consular post, their arrival after
appointment to the consular post, their final departure or the termination of their functions and any other changes affecting their
status that may occur in the course of their service with the consular post;
b the arrival and final departure of a person belonging to the family of a
member of a consular post forming part of his household and, where appropriate, the fact that a person becomes or ceases to be such a
member of the family;
c the arrival and final departure of members of the private staff and,
where appropriate, the termination of their service as such; d
the engagement and discharge of persons resident in the receiving State as members of a consular post or as members of the private staff
entitled to privileges and immunities. 2.When possible, prior notification of arrival and final departure shall also be
given.
62
Widodo,op.cit,hal.237
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
67
Dapat dilihat dari pasal tersebut bahwa kecuali ada keberatan dari negara penerima,
seorang pejabat
perwakilan konsuler
telah dianggap
mulai melaksanakan fungsinya di wilayah konsuler yang bersangkutan pada saat adanya
pemberitahuan secara layak dari negara pengirim ke negara penerima tentang pengangkatan, kedatangan, dan keberangkatan terakhir pejabat konsuler tersebut.
Selain itu, mengenai mulainya tugas dan fungsi perwakilan konsuler yang baru dibuka di suatu negara penerima dapat dianggap bersamaan dengan
diberikannya pengakuan oleh negara penerima kepada kepala kantor konsuler. Meskipun pengakuan tersebut bersifat sementara.
Pemberian pengakuan kepada kepala Kantor Konsuler berarti merupakan bukti bahwa negara penerima telah mengizinkan kepala Kantor Konsuler tersebut
untuk melaksanakan fungsi-fungsi kekonsulerannya di negara penerima. Pasal 14 Konvensi Wina 1963 yang menegaskan bahwa segera setelah kepala Kantor
Konsulat menerima pengakuan dari negara penerima untuk melaksanakan fungsinya,meskipun pengakuan tersebut bersifat sementara,negara penerima harus
memberitahukan kepada
penguasa setempat
pemerintah daerah wilayah
konsuler. Negara penerima juga harus mengambil tindakan-tindakan yang dianggap penting agar kepala Kantor Konsuler dapat melaksanakan fungsinya dan
mendapatkan keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh Konvensi Wina 1963; “As soon as the head of a consular post is admitted even provisionally to the
exercise of his functions, the receiving State shall immediately notify the competent authorities of the consular district. It shall also ensure that the
necessary measures are taken to enable the head of a consular post to carry out the duties of his office and to have the benefit of the provisions of the present
Convention.
”
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
68
Dari pasal ini dapat disimpulkan bahwa negara penerima memiliki dua kewajiban sehubungan dengan pemberian pengakuan terhadap kepala Kantor
Konsuler yaitu: 1.
Negara penerima harus secepatnya memberitahu penguasa setempat pemerintah daerah wilayah konsuler bahwa kepala Kantor Konsuler
telah diberi pengakuan untuk melaksanakan fungsi- fungsinya. 2.
Negara penerima harus memastikan bahwa tindakan-tindakan penting telah dilakukan agar kepala Kantor Konsuler dapat melaksanakan
fungsi-fungsi kekonsulerannya dan mendapat keuntungan-keuntungan yang diberikan konvensi.
Meskipun perlu diketahui bahwa pelaksanaan fungsi-fungsi kekonsuleran tidaklah bergantung pada kewajiban-kewajiban negara penerima tersebut.
B. Berakhirnya Tugas dan Fungsi Perwakilan Konsuler Konvensi Wina 1963 mengatur dengan jelas hal-hal yang berkaitan dengan
berakhirnya tugas dan fungsi perwakilan konsuler, yaitu dari Pasal 25 hingga Pasal 27 konvensi. Pasal 25 Konvensi Wina 1963 mengatur mengenai berakhirnya
tugas dan fungsi anggota perwakilan konsuler,sebagai berikut; The functions of a member of a consular post shall come to an end, inter alia:
a on notification by the sending State to the receiving State that his
functions have come to an end; b
on withdrawal of the exequatur; c
on notification by the receiving State to the sending State that the receiving State has ceased to consider him as a member of the consular
staff.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
69
Fungsi-fungsi seorang anggota perwakilan konsuler dinyatakan berakhir apabila adanya pemberitahuan oleh negara pengirim ke negara penerima bahwa
fungsi kekonsulerannya telah berakhir Pasal 25 poin a. Negara pengirim dapat memberitahukan tentang berakhirnya fungsi seorang pejabat konsuler pada negara
penerima berdasarkan beberapa alasan antara lain: 1
Pejabat tersebut dialihtugaskan; 2
Pejabat tersebut berselisih paham dengan negara pengirim kemudian pejabat yang bersangkutan mengajukan permohonan pengunduran diri
dari jabatannya, atau justru karena masalah intern di negara pengirim yang mengakibatkan pemecatan pejabat konsuler;
3 Pejabat tersebut habis masa baktinya.
63
Bila pemberitahuan berakhirnya fungsi pejabat konsuler tersebut berkenaan dengan pemberitahuan atas berakhirnya fungsi kepala kantor konsuler, biasanya
pemberitahuan tersebut disampaikan melalui perwakilan diplomatik negara pengirim di negara penerima bila antara kedua negara menjalin hubungan
diplomatik Exequatur seorang pejabat konsuler yang ditarik oleh negara pengirim
mengakibatkan berakhirnya fungsi-fungsi pejabat tersebut di negara pengirim. Pencabutan exequatur ini dilakukan berdasarkan alasan-alasan khusus misalnya
pejabat yang menyandang eksekuatur tersebut melakukan pelanggaran fatal atas hukum negara penerima, atau pejabat tersebut melakukan intervensi atau mungkin
63
Ibid hal.239
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
70
juga karena pejabat tersebut dipandang tidak lagi menguntungkan secara politis bagi negara penerima.
Mengenai pencabutan exequatur oleh negara penerima ini biasanya berkaitan dengan ketentuan Pasal 23 ayat 1 dan ayat 2 Konvensi Wina 1963;
1. The receiving State may at any time notify the sending State that a
consular officer is persona non grata or that any other member of the consular staff is not acceptable. In that event, the sending State shall, as
the case may be, either recall the person concerned or terminate his functions with the consular post.
2. If the sending State refuses or fails within a reasonable time to carry out
its obligations under paragraph 1 of this article, the receiving State may, as the case may be, either withdraw the exequatur from the person
concerned or cease to consider him as a member of the consular staff.
Bahwa negara penerima dapat kapan saja memberitahukan kepada negara pengirim bahwa seorang pejabat konsuler atau anggota staff konsuler dinyatakan
persona non grata atau tidak dapat diterima. Apabila terjadi demikian, negara pengirim harus menarik kembali pejabat yang bersangkutan atau mengakhiri
fungsi-fungsi kekonsulerannya di negara penerima Pasal 23 ayat 1. Jika negara pengirim menolak atau gagal dalam melaksanakan kewajibannya dalam ayat 1
maka negara penerima menarik exequatur dari pejabat yang bersangkutan atau berhenti untuk menganggapnya sebagai anggota dari perwakilan konsuler. Alasan
pencabutan exequatur tidak wajib disampaikan oleh negara pengirim kepada negara penerima. Namun demi kesopanan,sedapat mungkin negara pencabut
eksekuatur memberitahukan alasannya. Apabila negara penerima perwakilan konsuler memberitahukan kepada
negara pengirim bahwa negara penerima tidak lagi menganggap seorang pejabat konsuler sebagai anggota dari perwakilan konsuler, maka pejabat yang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
71
bersangkutan kehilangan haknya untuk berpartisipasi dalam bentuk apapun pada pelaksanaan
fungsi-fungsi kekonsuleran.Tidak
dianggapnya seorang
pejabat konsuler sebagai anggota perwakilan konsuler merupakan tindak lanjut dari
persona non grata dan pencabutan exequatur. Namun pejabat yang bersangkutan tetap mendapatkan kekebalan dan keistimewaan sampai mereka meninggalkan
negara penerima atau sampai berakhirnya batas waktu yang dapat ditoleransi yang diberikan kepada pejabat tersebut untuk meninggalkan negara penerima.Mengenai
hal ini terdapat dalam Pasal 53 ayat 3 Konvensi Wina 1963; “When the functions of a member of the consular post have come to an end, his
privileges and immunities and those of a member of his family forming part of his household or a member of his 22 private staff shall normally cease at the moment
when the person concerned leaves the receiving State or on the expiry of a reasonable period in which to do so, whichever is the sooner, but shall subsist
until that time, even in
case of armed conflict”. Selain dari yang disebutkan dalam Pasal 25 di atas, berakhirnya tugas dan
fungsi perwakilan konsuler, ada beberapa sebab lagi yang menyebabkan berakhirnya tugas dan fungsi tersebut; antara lain pejabat tersebut meninggal
dunia, negara penerimanegara pengirim musnah, negara penerima dan negara pengirim perwakilan konsuler sepakat untuk menutup perwakilan konsulernya
bail sementara ataupun selamanya; atau terjadinya penggabungan kantor perwakilan konsuler dengan kantor perwakilan konsuler lain yang menjadi utusan
negara pengirim di negara penerima. Dalam hal berakhirnya tugas dan fungsi suatu perwakilan konsuler, maka
negara penerima bahkan dalam konflik bersenjata memberikan rentang waktu dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan kepada anggota perwakilan konsuler dan
anggota staf pribadi selain yang berkewarganegaraan negara penerima dan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
72
anggota keluarga mereka, agar mereka dapat mempersiapkan keberangkatan dan meninggalkan negara penerima secepat mungkin.
Dalam hal tertentu, sesuai dengan kebutuhan, negara penerima harus menyiapkan alat-alat transportasi yang diperlukan oleh agen konsuler,staf dan
keluarganya berserta
barang-barang miliknya
kecuali barang-barang yang
diperoleh atau didapat di negara penerima dan barang- barang tersebut oleh negara penerima dilarang di ekspor. Mengenai hal ini diatur dalam Pasal 26 Konvensi
Wina 1963; “The receiving State shall, even in case of armed conflict, grant to members of the
consular post and members of the private staff, other than nationals of the receiving State, and to members of their families forming part of their households
irrespective of nationality, the necessary time and facilities to enable them to prepare their departure and to leave at the earliest possible moment after the
termination of the functions of the members concerned. In particular, it shall, in case of need, place at their disposalthe necessary means of transport for
themselves and their property other than property acquired in the receiving State the export of which is prohibited at the time of departure.
” Mengenai perlindungan terhadap bangunan dan arsip-arsip konsuler pada
saat berakhirnya tugas dan fungsi perwakilan konsuler, diatur dalam Pasal 27 Konvensi Wina sebagai berikut;
1. In the event of the severance of consular relations between two States: a
the receiving State shall, even in case of armed conflict, respect and protect the consular premises, together with the property of the consular
post and the consular archives; b
the sending State may entrust the custody of the consular premises, together with the property contained therein and the consular archives, to
a third State acceptable to the receiving State; c
the sending State may entrust the protection of its interests and those of its nationals to a third State acceptable to the receiving State.
2. In the event of the temporary or permanent closure of a consular post, the provisions of subparagraph a of paragraph 1 of this article shall apply. In
addition,
a if the sending State, although not represented in the receiving State by a
diplomatic mission, has another consular post in the territory of that
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
73
State, that consular post may be entrusted with the custody of the premises of the consular post which has been closed, together with the property
contained therein and the consular archives, and, with the consent of the receiving State, with the exercise of consular functions in the district of
that consular post; or
b if the sending State has no diplomatic mission and no other consular post
in the receiving State, the provisions of subparagraphs b and c of paragraph 1 of this article shall apply.
Apabila terjadi pemutusan hubungan konsuler antara dua negara, maka negara penerima bahkan pada saat terjadi konflik bersenjata wajib melindungi
bangunan-bangunan konsuler termasuk gedung kantor dan arsip-arsip konsuler Pasal 27 ayat 1 poin a. Negara pengirim dapat mempercayakan perlindungan
gedung dan arsip-arsip konsulernya serta perlindungan kepentingan dan warganya kepada negara ketiga yang dapat diterima oleh negara penerima Pasal 27 ayat 1
poin b dan c. Dalam hal penutupan kantor konsuler untuk sementara maupun permanen,
negara penerima bahkan dalam konflik bersenjata tetap wajib melindungi gedung dan arsip-arsip konsuler. Apabila negara pengirim,meskipun tidak
memiliki perwakilan diplomatik di negara penerima,tetapi memiliki kantor konsuler lain di wilayah negara penerima, dapat mempercayakan perlindungan
gedung dan arsip konsuler dari kantor konsuler yang ditutup dengan persetujuan negara penerima. Apabila negara pengirim tidak memiliki perwakilan diplomatik
maupun perwakilan konsuler lain, maka berlaku ketetapan Pasal 27 ayat 1 poin b dan c.
C. Tugas dan Fungsi Perwakilan Konsuler