49
6. Pertukaran  dan  atau  pengiriman  kantong-kantong  konsuler  consuler
bags  antara  dua  pos  konsuler  yang  dipimpin  oleh  pejabat-pejabat  Konsul Kehormatan  di  negara  yang  berbeda
45
,tidak  diperkenankan  dibuka  tanpa persetujuan  dari  kedua negara  penerima  yang  bersangkutan.
46
D. Pengangkatan  Konsul  Kehormatan
Suatu  negara  dapat  mengangkat  seorang  warga  negara  asing  untuk mengepalai  suatu  kantor  konsulatnya.  Warga  negara  asing  yang  diangkat  biasanya
adalah  seorang  usahawan  setempat,  di  mana  kantor  konsulat  dibuka,  yang memiliki  hubungan  baik  dan  pengalaman  yang  erat  dengan  negara  yang
mengangkatnya.  Warga  negara  asing  setempat  yang  mengepalai  kantor  konsulat suatu  negara  itulah  yang  disebut  Konsul  Kehormatan  honorary consul.
Dalam  Konvensi  Wina  1963  tidak  terdapat  perbedaan  dalam  pengaturan mengenai  pengangkatan  kepala-kepala  kantor  konsuler,baik  bagi  yang  dikepalai
oleh  Konsul  Karir  maupun  yang  dikepalai  oleh  Konsul  Kehormatan.  Pasal  10 konvensi  menyatakan  sebagai  berikut  :
1 Heads of consular posts are appointed by the sending State and are
admitted to the exercise of their functions by the receiving State. 2
Subject to the provisions of the present Convention, the formalities for the appointment and for the admission of the head of a consular post are
determined by the laws, regulations and usages of the sending State and of the receiving State respectively.
45
Pasal 58  ayat 4 Konvensi Wina 1963
46
Syahmin,A.K,Hukum  Diplomatik   Dalam  Kerangk a  Studi  Analisis,PT  RajaGrafindo Persada, Jakarta,  2008,hal.  178-179
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
50
Kepala-kepala  kantor  konsuler  diangkat  oleh  negara  pengirim  dan  diakui oleh  negara  penerima  untuk  melaksanakan  fungsi-fungsi  konsulernya  Pasal  10
ayat  1.  Dengan  tetap  tunduk  kepada  ketentuan-ketentuan  konvensi  ini, formalitas  dalam  pengangkatan  dan  pengakuan    kepala  kantor  konsuler  ditentukan
oleh  hukum,  peraturan-peraturan  dan  kebiasaan-kebiasaan  masing-masing  di negara  pengirim  dan  negara  penerima   Pasal  10 ayat  2.
Hal-hal  formalitas  dalam  pengangkatan  dan  pengakuan  kepala  kantor konsuler  ini  berkaitan  dengan  antara  lain;  siapa  pejabat  di  negara  pengirim  yang
berwenang  mengangkat  kepala  kantor  konsuler  dan  siapa  pejabat  di  negara penerima  yang  berwenang  memberikan  pengakuan  kepada  kepala  kantor  konsuler
untuk  melaksanakan  fungsinya.  Selain  itu  prosedur  pengangkatan  dan  pengakuan kepala  kantor  konsuler  juga  termasuk  dalam  formalitas  yang  ditentukan  oleh
negara  pengirim  dan  penerima.  Meskipun  begitu,  ketentuan  yang  berkaitan dengan  pengangkatan  dan  pengakuan  kepala  kantor  konsuler  ini  harus  diterapkan
secara  seragam  tanpa  diskriminasi  antara  negara  satu  dengan  yang  lain.  Misalnya pada  negara  A  pejabat  yang  berwenang  memberi  eksekuatur  kepala  perwakilan
konsuler  setingkat  konsulat  Jenderal  dari  negara  B  adalah  presiden  dengan prosedur  baku  sebagaimana  ditentukan  negara  A,  maka  ketentuan  tersebut  harus
diterapkan  konsisten  pada  pemberian  eksekuatur  kepala  perwakilan  konsuler  yang tingkatannya  sama  dengan  negara  B  yang  berasal  dari  negara  C,negara  D,atau
negara  E.
47
47
Widodo,op.cit,hal.199.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
51
Kepala  kantor  konsuler  yang  diangkat  oleh  negara  pengirim  harus  disertai dengan  suatu  dokumen  dalam  bentuk  komisi  comission.  Sebutan  lainnya  untuk
dokumen  ini,  selain  komisi  konsuler,  dalam  bahasa  Perancis  disebut  sebagai  lettre de  provision,  lettre  patente,commission  consulaire,  atau  Surat  Tauliah
48
. Mengenai  dokumen  yang  menyertai  pengangkatan  kepala  kantor  konsuler  ini
terdapat  dalam  Pasal 11 Konvensi  Wina  1963 sebagai  berikut. 1
The head of a consular post shall be provided by the sending State with a document, in the form of a commission or similar instrument, made out for
each  appointment,  certifying  his capacity and showing, as a general rule, his  full  name, his category and class, the consular district and the seat of
the consular post.
2 The  sending  State  shall  transmit  the  commission  or  similar  instrument
through the diplomatic or other appropriate channel to the Government of the  State  in  whose  territory  the head of a consular post is to exercise his
functions.
3 If  the  receiving  State  agrees,  the  sending  State  may,  instead  of  a
commission  or  similar  instrument,  send  to  the  receiving  State  a notification  containing  the  particulars  required  by  paragraph  1  of  this
article.
Pada  Pasal  11  ayat  1  di  atas  dapat  diketahui  selain  dalam  bentuk  surat komisi  konsuler,dokumen  yang  menyertai  pengangkatan  kepala  kantor  konsuler
juga  dapat  berupa  instrumen  lain  yang  dapat  dipersamakan  dengan  surat  komisi tersebut.  Surat  tersebut  dibuat  oleh  negara  pengirim  pada  setiap  kali  terjadi
pengangkatan  kepala  kantor  konsuler.  Surat  komisi  konsuler  berisi  tentang  nama lengkap  kepala  kantor  konsuler,wilayah  kerja  dari  kantor  konsuler  yang
dikepalainya,klasifikasi  konsulernya  serta  tempat  kedudukan  dari  kantor  konsuler yang  dikepalainya.
48
Istilah  Surat  Tauliah  terdapat  dalam  Undang -Undang  No.37  Tahun  1999  tentang Hubungan Luar Negeri
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
52
Pengiriman  dokumen  pengangkatan  kepala  kantor  konsuler  oleh  negara pengirim  ke  negara  penerima,dilakukan  melalui  saluran  diplomatik  apabila  antara
negara  pengirim  dan  penerima  perwakilan  konsuler  telah  menjalin  hubungan diplomatik.  Apabila  hal  tersebut  tidak  memungkinkan  atau  antara  kedua  negara
belum  menjalin  hubungan  diplomatik,  maka  pengiriman  dokumen-dokumen tersebut  dapat  dilakukan  melalui  saluran  lain  yang  pantas  dan  disepakati  oleh
kedua negara  Pasal  11 ayat  2 . Selain  surat  komisi  atau  instrumen  lain  yang  dapat  dipersamakan,  apabila
negara  penerima  setuju,  negara  pengirim  boleh  mengirimkan  suatu  pemberitahuan atau  notifikasi  kepada  negara  penerima  berisi  hal-hal  tertentu  yang  diperlukan
seperti  yang  disebutkan  ayat  1  pasal  ini,yaitu  nama  lengkap,klasifikasi konsuler,serta  wilayah  dan kedudukan  konsuler  Pasal  11 ayat 3.
Apabila  dalam  pengangkatan  kepala  kantor  konsuler  harus  dilengkapi dengan  suatu  dokumen  ataupun  pemberitahuan  oleh  negara  pengirim,  maka  dalam
hal  pemberian  pengakuan  kepada  kepala  kantor  konsuler  tersebut  oleh  negara penerima  dikeluarkanlah  suatu  eksekuatur  exequatur.  Eksekuatur  ini  merupakan
persetujuan  atau  kesepakatan  yang  diberikan  oleh  negara  penerima  perwakilan konsuler  atas  seorang  calon  kepala  perwakilan  konsuler  dari  negara  pengirim,
untuk  menerima  pengangkatannya  sehingga  kepala  kantor  konsuler  tersebut  dapat mulai  melaksanakan  tugas-tugasnya  setelah  ia  memperoleh  eksekuatur  tersebut.
Berikut  terdapat  dalam  Pasal 12 Konvensi  Wina  1963. 1
The head of a consular post is admitted to the exercise of his functions by an authorization from the receiving State termed an exequatur, whatever
the form of this authorization.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
53
2 A State which refused to grant an exequatur is not obliged to give to the
sending State reasons for such refusal. 3
Subject to the provisions of articles 13 and 15, the head of a consular post shall not enter upon his duties until he has received an exequatur.
Suatu  negara  yang  menolak  untuk  mengeluarkan  eksekuatur  tidak  memiliki kewajiban  untuk  memberitahukan  alasan  penolakan  pemberian  eksekuatur
tersebut  kepada  negara  pengirim    Pasal  12  ayat  2.Apabila  seorang  kepala kantor  konsuler  belum  menerima  eksekuatur,ia  tidak  diperkenankan  untuk
melaksanakan  tugas-tugas  kekonsulerannya,hal  ini  ditegaskan  dalam  Pasal  12  ayat 3.  Namun  di  dalam  Konvensi  Wina  1963  juga  dikenal  istilah  pengakuan
sementara  atau  ‘provisional  admission’  ataupun  eksekuatur  sementara.  Apabila terjadi  penundaan  dalam  pengeluaran  eksekuatur,  kepala  kantor  konsuler
diberikan pengakuan
sementara agar
tetap dapat
melaksanakan fungsi
konsulernya.  Meskipun  sifatnya  sementara,  namun  apabila  pengakuan  atau eksekuatur  tersebut  telah  diberikan  oleh  negara  penerima,  seluruh  ketentuan
Konvensi  Wina  1963  atau  ketentuan-ketentuan  lain  yang  terkait  dengan  hubungan konsuler  sudah  dianggap  berlaku  sebagaimana  mestinya.  Pengakuan  sementara  ini
diatur  dalam  Pasal  13  konvensi; “Pending delivery of the  exequatur, the head of a
consular  post  may  be  admitted  on  a  provisional  basis  to  the  exercise  of  his functions. In that case, the provisions of the present Convention shall apply.
”
Selanjutnya  Pasal 14 Konvensi  Wina  1963 menyatakan  sebagai  berikut; “As  soon  as  the  head  of  a  consular  post  is admitted even provisionally to the
exercise  of  his  functions,  the  receiving  State  shall  immediately  notify  the competent  authorities  of  the  consular  district.  It  shall  also  ensure  that  the
necessary  measures  are  taken to enable the head of a consular post to carry out
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
54
the  duties  of  his  office  and  to  have  the  benefit  of  the  provisions  of  the  present Convention.
”
Bahwa  segera  setelah  kepala  kantor  konsuler  memperoleh  pengakuan  untuk melaksanakan  fungsi-fungsinya  bahkan  pengakuan  yang  bersifat  sementara
sekalipun,  negara  penerima  harus  secepatnya  memberitahukan  tentang  hal  tersebut kepada  pihak  berkuasa  yang  berwenang  maksudnya  pemerintah  daerah  di  daerah
konsuler  terkait.  Harus  dipastikan  bahwa  tindakan-tindakan  yang  penting  harus dilakukan  agar  memudahkan  kepala  kantor  konsuler  menjalankan  tugas-tugas
kekonsulerannya.
E.  Ruang  Lingkup  Hubungan  Konsuler  oleh  Konsul  Kehormatan  Jerman  di Medan