Rasio Elektrifikasi Akses Sanitasi Layak

Bupati Pesisir Selatan Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 | III- 2 guyur flush toilet yang terhubung dengan sistem pipa saluran pembuangan atau tanki septik, termasuk jamban cemplung pit latrine terlindung dengan segel slab dan ventilasi; serta toilet kompos. Berikut data Rumah Tangga menurut jenis sanitasi. Tabel 3.20. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sarana Sanitasi Tahun 2015 Jenis Kloset Tahun 2015 Leher angsa 88,82 Plengsengan tertutuptanpa tutup 6,01 Cemplungcubluk 4,45 Tidak pakai 0,73 Jumlah 100,00 Sumber: Data Inkesra Kabupaten Pesisir Selatan, BPS 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rumah tangga yang menggunakan leher angsa untuk sanitasi sebesar 88,82, plengsengan tertutuptanpa tutup sebesar 6,01, cemplungcubluk 4,45 dan tidak pakai sebesar 0,73. Tabel 3.21. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Akses Sanitasi Layak Tahun 2015-2016 No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2015 2016 2015 2016 1. Akses Sanitasi Layak 76,6 80,79 80,05 90,78 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa akses sanitasi di kabupaten Pesisir Selatan mengalami peningkatan yaitu dari 76,6 pada tahun 2015 menjadi 80,79 pada tahun 2016 dengan tingkat capaian pada tahun 2016 sebesar 90,78. Capaian Akses Sanitasi Layak tahun 2016 = 90 , 78 Bupati Pesisir Selatan Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 | III- 2

5. Cakupan Air Minum Bersih

Sistem Penyediaan Air minum SPAM di Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan ada yang dikelola oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintahan Nagari. Sistem perpipaan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air minum PDAM. Sedangkan sistem perpipaan yang dikelola oleh Pemerintahan Nagari melalui SPAM IKK maupun melalui paket PAMSIMAS. Untuk pengelolaan sistem non perpipaan, umumnya dikelola langsung oleh masyarakat secara individu dengan sarana dalam bentuk sumur gali, sistem penampungan air hujan, mata air dan lain-lain. PDAM Kabupaten Pesisir Selatan memanfaatkan mata air sebagai air baku untuk melayani kebutuhan air minum, yakni sebanyak 16 sumber mata air yang dimanfaatkan. Jumlah sambungan yang telah dilayani oleh PDAM pada tahun 2016 sudah mencapai 17.969 sambungan. Selanjutnya program PAMSIMAS yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2008, dalam penyediaan layanan air minum di Kabupaten Pesisir Selatan sudah melayani sebanyak 87 kampung sampai kondisi tahun 2016. Dengan demikian masih separuh dari jumlah kampung yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan yang masih belum mendapatkan pelayanan air minum. Kabupaten Pesisir Selatan memiliki embung sebanyak 4 buah. Embung yang mempunyai daya tampung terbanyak adalah Embung Gunung Malelo Kecamatan Sutera sebanyak 112.000 M3 dengan luas 2,8 Ha. Selanjutnya Embung Amping Parak Sutera dengan volume air 96.000 M3 luas 2,4 Ha, Embung Lubuk Mato Kucing Sutera dengan volume air 72.000 M3, terakhir Embung Lakitan Tengah Lengayang dengan luas 0,8 Ha yang memiliki daya tampung 32.000 M3. Tabel 3.22. Jumlah Embung di Kabupaten Pesisir Selatan No. Nama WadukEmbungSitu Luas Daya Tampung 1. Embung Gunung Malelo Kec. Sutera 2,8 112.000 2. Embung Amping Parak Kec. Sutera 2,4 96.000 3. Embung Lubuk Mato Kucing Kec.Sutera 1,8 72.000 4. Embung Lakitan Tengah Kec. Lengayang 0,8 32.000 Berikut data Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Bupati Pesisir Selatan Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 | III- 2 Tabel 3.23 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Tahun 2015 No. Sumber Air Utama untuk Diminum Tahun 2015 1 Air Kemasan BermerkIsi ulang 7,28 2 Leding MeteranEceran 10,64 3 Sumur BorPompa 3,88 4 Sumur TerlindungiTak Terlindungi 58,91 5 Mata Air TerlindungiTak Terlindungi 15,41 6 Air Permukaan 3,89 Jumlah 100,00 Sumber: Data Inkesra Kabupaten Pesisir Selatan, BPS 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rumah tangga yang menggunakan air kemasaan sebagai sumber air utama untuk diminum sebesar 7,28, Leding MeteranEceran sebesar 10,64, Sumur BorPompa sebesar 3,88, Sumur TerlindungiTak Terlindungi sebesar 58,91, Mata Air TerlindungiTak Terlindungi sebesar 15,41 dan Air Permukaan sebesar 3,89. Tabel 3.24. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Cakupan Air Minum Bersih