Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Tahun 2016
53
Kegiatan informasi dan komunikasi memperoleh nilai sebesar 20 dengan dasar penilaian sebagai berikut :
1. Pengelolaan informasi telah menghasilkan keluaran berupa laporan. 2. Laporan hasil kegiatan telah menyajikan penilaian keberhasilan dan
kegagalan. 3. Setiap ada permasalahan, pimpinan selalu berkoordinasi dengan pegawai
yang berkepentingan. e. Pemantauan Pengendalian Intern
Kegiatan Pemantauan Pengendalian Intern memperoleh nilai sebesar 10, dengan dasar penilaian sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pemantauan berkelanjutan telah menghasilkan laporan. 2. Pimpinan instansi telah melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi yang
diberikan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah. 3. Laporan hasil evaluasi dari APIP maupun auditor eksternal diinformasikan
oleh pimpinan kepada pelaksana kegiatan.
3.4. Pengintegrasian Sistem Informasi
Kinerja aparatur pemerintah dapat optimal jika dalam pelaksanaannya didukung oleh teknologi informasi. Teknologi memungkinkan pelayanan yang cepat, mudah,
dan hasil yang lebih valid. Pada saat ini Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman telah melaksanakan Sistem Informasi yang terintegrasi
dari Pemerintah Kabupaten Sleman seperti : a. SIRUP Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan yang menyajikan data
Informasi Pengadaan Barang dan Jasa tiap tahun. b. SIMRENDA Sistem Informasi Perencanaan Daerah yang menyajikan data
Informasi tentang Perencanaan Daerah. c. SIMON Sistem Informasi Monitoring yang menyajikan data Informasi tentang
Monitoring Realisasi Fisik dan Penyerapan Anggaran tiap SKPD. d. TEPPA Sistem Informasi Pengawasan Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan
Anggaran yang menyajikan Informasi tentang Pengawasan Penyerapan Anggaran per SKPD.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Tahun 2016
54
e. SAKIP Sistem Informasi Kinerja Instansi Pemerintah yang menyajikan Informasi Kinerja per SKPD setiap Triwulan.
f. SIMLPPD Sistem Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan yang menyajikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
g. SIADINDA Sistem Informasi Akuntansi Dinas Daerah yang menyajikan Informasi Anggaran masing masing SKPD.
h. DALEV Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan yang menyajikan Laporan pengendalian dan evaluasi perencanaan setiap triwulan per
SKPD. i. Pengelolaan Website Dinas SDAEM yang menyajikan informasi pelaksanaan
kegiatan di Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral. Untuk harapannya kedepannya di Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral
dapat membuat Sistem Informasi seperti Data Pemutakhiran Jaringan Irigasi di Kabupaten Sleman yang berisi data kondisi fisik bangunan irigasi yang dapat di
akses secara updating. Gambar 3.1
Sistem Informasi yang telah Terintegrasi di Kabupaten Sleman
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Tahun 2016
55 3.5. Tindak Lanjut
Sebagai Tindak Lanjut atas hasil evaluasi Inspektorat Kabupaten Sleman, Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman telah melaksanakan :
a. Revisi Renstra Dinas SDAEM tahun 2016 –
2021, untuk perbaikan berkelanjutan.
b. Melaksanakan pengukuran kinerja dan membuat laporan hasil pengukuran kinerja setiap triwulan.
c. Membuat Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Renja dan Hasil Renja setiap triwulan.
d. Melaksanakan pelaporan hasil kinerja dengan sistem e-sakip secara kontinyu setiap triwulan.
e. Telah memperbaiki perencanaan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan, yang salah satu buktinya adalah naiknya nilai hasil evaluasi
LAKIP. f.
Dalam menciptakan budaya kerja di Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Bulanan
setiap bulan yang dipimpin oleh Pimpinan dan Rapat Koordinasi Intern masing masing Bidang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Tahun 2016
56 3.6. Kerangka Pengukuran Kinerja
Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor : 589IX6Y1999 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN
Nomor 239IX6182003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Kinerja dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut :
a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan
rumus :
b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan
rumus:
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada
level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara Capaian indikator kinerja =
100 arg
Re
x etKinerja
T alisasi
Capaian indikator kinerja = 100
arg Re
arg 2
x etKinerja
T alisasi
etKinerja xT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Tahun 2016
57
sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas.
Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator- indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung
dengan sasaran yang diinginkan. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal
sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran
Prosentase Skala Pengukuran
Predikat Kinerja
95 s.d 100 Sangat berhasil
80 s.d 95 Berhasil
50 s.d 80 Cukup Berhasil
0 s.d 50 Tidak Berhasil
Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil persentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100 termasuk pada angka capaian
kinerja sebesar 100. Angka capaian kinerja terhadap hasil persentase capaian indikator kinerja
sasaran yang mencapai kurang dari 0 termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 0.
3.7. Realisasi Indikator Kinerja Utama