pada konsep efisiensi. Efektivitas dapat berkaitan dengan variabel internal dan juga berkaitan dengan variabel eksternal organisasi. Sedangkan efisiensi hanya
berkaitan dengan proses internal organisasi, yaitu perbandingan yang rasional atau terbaik antara Input dengan Output.
Efisiensi berkaitan dengan pencapaian Output. Sedangkan Output diakibatkan dari Input. Dengan demikian efisiensi adalah perbandingan terbaik
antara hasil Output yang diperoleh dan kegiatan yang dilakukan serta sumber- sumber atau input yang dipergunakan dalam sumber-sumber tersebut tercakup
tenaga kerja, biaya, material, alat-alat kerja, waktu dan sebagainya. Kondisi kesehatan organisasi, dilihat dari sudut pandang sasaran output
merupakan proses, bukan hasil atau kinerja yang dihasilkan oleh organisasi. Akan tetapi dari sasaran sistem, adalah merupakan output dari proses itu
sendiri. Dengan kata lain organisasi yang sehat merupakan output dari sasaran sistem, dimana organisasi mampu menciptakan suasana yang harmonis antara
semua unsur yang terlibat dalam proses organisasi. Kinerja organisasi yang sehat menurut Martani dicirikan oleh tingginya
perhatian atasan terhadap bawahan, semangat, loyalitas dan kerjasama yang sangat dinamis, saling percaya dan komunikasi antara pegawai dengan pimpinan,
tingginya otonomi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan, tumbuhnya komunikasi vertikal dan horizontal yang lancar dalam organisasi dan
organisasi memiliki sistem imbalan yang merangsang setiap individu kelompok berprestasi.
I.5.5 Gaya Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Birokrasi
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan
Universitas Sumatera Utara
kepribadian sendiri yang unik dan khas, hingga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya hidupnya ini pasti akan mewarnai
perilaku dan gaya kepemimpinannya. Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat,
kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati orang lain dengan penuh keikhlasan
melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki pemimpin tersebut. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh
pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dari cara melakukan suatu
pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini
merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pimpinan dalam suatu instansi pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting. Dimana dalam hal ini
pemimpin tersebut adalah seorang Camat, yang bertugas membawahi para pegawainya yang ada pada Kantor Camat Silimakuta Kabupaten Simalungun.
Sedangkan kinerja birokrasi dapat dilihat dari efektivitas kerja pegawai kantor camat Kecamatan Silimakuta. Efektivitas kerja adalah penyelesaian
pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini juga berkaitan dengan kuantitas dan kualitas kerja yang
dihasilkan. Artinya yaitu seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah
ditargetkan atau tidak. Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapai pula tujuan individu
Universitas Sumatera Utara
para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal
termasuk peningkatan efektivitas kerjanya masing-masing. Seorang pegawai akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila terdapat keyakinan dalam
dirinya bahwa sebagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa peran dan tugas seorang Camat pada pemerintahan Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun adalah berusaha
untuk mempengaruhi para pegawainya dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk terus bekerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin
dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawai, tergantung bagaimana cara atau gaya seorang camat dalam memimpin.
Atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai mau dan rela mengikuti semua keinginan camat tersebut demi mencapai tujuan organisasi.
I.6 Defenisi Konsep
Menurut Singarimbun 2006: 33, konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah
karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan
menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep
yang akan diteliti, maka defenisi konsep yang dikemukakan penulis adalah: 1.
Gaya kepemimpinan camat dalam meningkatkan kinerja birokrasi adalah cara seorang pemimpin bersikap, berkomuinikasi, dan
Universitas Sumatera Utara