Komunikasi Sebagai Proses Simbolik Komunikasi Sebagai Proses Sosialisasi

Komunikasi Kesehatan 2014 4 lisan. Lambang warna yakni pesan yang disampaikan melalui warna tertentu seperti warna pada lampu merah. Lambang gerak yaitu gerak tubuh dan ekspresi wajah.

3. Komunikan

Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Seorang komunikan harus mampu menyamakan persepsi yang diberikan oleh komunikator sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

4. Media

Media adalah saluran informasi. Media dapat berupa media cetak seperti koran, media visual, audio, dan audio-visual.

5. Umpan balikrespons

Umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak dari informasi yang telah disampaikan oleh komunikator. Umpan balik dapat disampaikan secara nonverbal seperti melalui ekspresi wajah, dan secara verbal yakni dengan dengan kalimat yang disampaikan langsung kepada komunikator.

B. K

ONSEP D ASAR K OMUNIKASI Konsep dari komunikasi sendiri wajib diketahui dan dipaparkan agar seseorang mengetahui gambaran luas dari kegiatan komunikasi tersebut. Konsep-konsep komunikasi tersebut adalah :

1. Komunikasi Sebagai Proses Simbolik

Untuk bertukar arti, manusia menggunakan berbagai alat: kata dan bahasa, gambar, musik, huruf Cina, huruf alfabet, bahasa tubuh, dll. Alat – alat atau sinyal ini simbolik, yang berarti bahwa mereka mengacu pada sesuatu yang lain. Sinyal – sinyal simbolik ini merupakan apa yang sebelumnya kita sebut informasi, misalnya ekspresi pengetahuan, pemikiran dan perasaan yang nyata. Sifat simbolik dari komunikasi membiarkan sejumlah besar kebebasan interpretatif. Simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu yang lainnya representasi dari fenomena. Kata adalah simbol, karena ia mewakili sebuah benda atau sebuah pengertian. Simbol biasanya telah disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin tidak dimengerti di luar lingkup kelompok tersebut. Interaksi atau komunikasi secara simbolik didasarkan pada ide – ide mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat. Menurut William Albig, komumikasi adalah proses pengoperan lambang – lambang yang memiliki arti di Komunikasi Kesehatan 2014 5 antara individu – individu. Sedangkan menurut Ralph LaRossa dan Donald C. Reitzes 1993 yang telah mempelajari Teori Interaksi Simbolik, terdapat tiga tema dari asumsi yang mendasari interaksi ini, yaitu : a. Pentingnya Makna bagi Perilaku Manusia. b. Pentingnya Konsep Mengenai Diri. c. Hubungan Antara Individu dengan Masyarakat

2. Komunikasi Sebagai Proses Sosialisasi

Sepenuhnya diyakini bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial. Ketika menginterpretasikan komunikasi secara sosial, maksud yang disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia secara interaksi. Artinya, komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Keduanya memainkan peranan yang penting dalam proses komunikasi. Ketika komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berkomunikasi dengan berbagai niat, motivasi dan kemampuan. Kemudian, ketika membicarakan komunikasi sebagai proses, hal ini berarti komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir. Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial social change. Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat 3. Komunikasi Sebagai Proses Satu atau Dua Arah Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pesan yang kita kirimkan benar – benar telah diterima secara tepat sebagaimana kita maksudkan adalah dengan mendapatkan umpan balik tentang akibat atau pengaruh yang ditimbulkan oleh pesan tersebut dalam diri penerima. Umpan balik adalah proses yang memungkinkan seorang pengirim mengetahui bagaimana pesan yang dikirimkannya telah didekodifikasikan dan ditangkap oleh si penerima. Tanggapan si penerima terhadap pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat menyebabkan pengirim memodifikasikan atau mengubah bentuk pesannya, supaya komunikasi menjadi lebih Komunikasi Kesehatan 2014 6 tepat. Apabila pengirim tidak dapat memeproleh informasi tentang bagaimana pesannya telat didekodefikasikan oleh penerima, kesenjangan atau salah paham dalam komunikasi mungkin sekali terjadi tanpa diketahui oleh kedua belah pihak. Agar komunikasi dapat terjadi, dibutuhkan pengirim “sender” dan penerima “receiver” informasi. Dikatakan komunikasi satu arah dimana pengirim tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui bagaimana penerima telah medekodifisikan pesannya. Dengan kata lain, penerima tidak bereaksi terhadap pernyataan pesan pengirim sebelumnya. Sebaliknya, komunikasi bersifat dua arah apabila pengirim cukup leluasa mendapatkan umpan balik tentang cara penerima menangkap pesan yang telah dikirimkannya. Dapat dikatakan dari pengirim ke penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Komunikasi dua arah yang terbuka semacam ini akan memudahkan terjadinya saling pemahaman dalam komunikasi, dan selanjutnya sangat menolong mengembangkan suatu relasi yang memuaskan bagi kedua belah pihak serta kerja sama yang efektif. 4. Komunikasi bersifat Koorentasi Komunikasi bersifat koorientasi, karena dua belah pihak atau lebih, terlibat dalam komunikasi yang mempunyai tujuan yang sama. Dua individu mengorientasikan sesuatu objek yang diterima bersama. Objek itu boleh merupakan barang, isu dan ide yang menarik minat bersama. Model ini merupakan gabungan antara komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Pertama komunikasi intrapersonal merangka persamaan antara pendapat kita dengan pendapat orang lain tentang sesuatu objek. Jika ada persamaan maka terbentuklah tanggapan persetujuan. Ketepatan anggapan kita melakar tindakan kita yang bersesuaian untuk satu sama lain. Ketepatan disini dapatlah diartikan sebagai pandangan orang lain yang serupa dengan pandangan kita. Persetujuan dan pesepahaman maka akan terbentuk dalam komunikasi interpersonal. 5. Komunikasi Bersifat Purposif dan Persuasif Komunikasi bersifat purposif karena komunikasi merupakan aktivitas pertukaran pesan-pesan dengan tujuan yang sudah ditentukan. Bersifat persuasif karena komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi perubahan-perubahan sikap. Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau Komunikasi Kesehatan 2014 7 memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

6. Komunikasi Mendorong Interpretasi Individu