Komunikasi Kesehatan 2014 22
b. Adler dan Rodman
Adler dan Rodman mengklasifikasikan bentuk komunikasi menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1.
Komunikasi verbal, Komunikasi verbal adalah saling berbagi informasi antara
individu yang satu dengan individu yang lain dalam bentuk percakapan baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu bahasa, via telpon, atau dengan
pesan. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung, sehingga kita dapat
menyampaikan maksud kita yang sesungguhnya. Melalui bahasa, seseorang akan mengomunikasikan kata secara verbal sehingga bahasa dapat diartikan
sebagai seperangkat kata yang disusun berstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung arti Cangara, H, 2006. Komunikasi verbal dalam bentuk
tulisan, contohnya
rekam medik,
laporan jaga,
resep, surat
edaranSOPinstruksi. Dalam bentuk lisan, contohnya pertemuan resmi, konferensi kasus, dan komunikasi interpersonal. Melalui komunikasi verbal,
komunikator juga dapat mengungkapkan ide, perasaan, kesan, dan respon emosional yang bertujuan menciptakan hubungan baik antar manusia.
Komunikasi verbal yang efektif harus sesuai dengan hal-hal seperti berikut : a.
Jelas dan ringkas. b.
Pemilihan kata yang sesuai. c.
Arti denotatif dan konotatif yang tepat. d.
Selaan dan kesempatan berbicara pada waktunya. e.
Waktu dan relevansi. f.
Humor. Dalam komunikasi yang menggunakan bahasa verbal, seorang komunikator
harus memperhatikan penggunaan bahasa secara pragmatis, variasi bahasa, waktu yang tepat untuk berkomunikasi, hal apa yang akan disampaikan,
kecepatan berbicara, intonasi, gaya penyampaiancara berbicara, struktur pesan yang disampaikan, situasi saat menyampaikan pesan, dan lain-lain. Komunikasi
verbal yang efektif ditandai dengan penyampaian yang jelas dan ringkas, penggunaan katakalimat yang mudah dipahami, kecepatan dan tempo bicara
yang tepat, dan pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan penerima pesan. Komunikasi verbal memiliki beberapa pendekatan dan teori yang
Komunikasi Kesehatan 2014 23
berorientasi pada pesan dalam bahasa, yaitu pendekatan alamiah nature approach, pendekatan nurtural nurture approach, teori fungsional general
semantics, dan teori kontruktivisme. Pendekatan alamiah nature approach dimana seseorang dilahirkan dengan membawa kemampuan alamiah untuk
berbahasa. Pendekatan nurtural nurture approach dimana bahasa diperoleh melalui pembelajaran sosial dan kultur, yaitu bahasa yang disampaikan
seseorang bukanlah suatu yang alamiah dan bentuknya bervariasi sesuai dengan pandangan hidup, keyakinan, norma dan nilai-nilai budaya yang dianutnya.
Teori fungsional berfokus pada makna dari kata dan bagaimana makna tersebut memengaruhi perilaku seseorang, teori ini mengemukakan bahwa bahasa harus
bisa merefleksikan dunia tempat kita hidup. Teori kontruktivisme berfokus pada proses berfikir yang terjadi sebelum pesan dikemukakan dalam suatu
komunikasi, yaitu bahasa yang digunakan merefleksikan perasaan atau emosi seseorang terhadap pesan yang disampaikan, sebelum pesan tersebut disusun
sepenuhnya. 2.
Komunikasi non-verbal ,
komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian suatu maksud atau pesan oleh seseorang atau individu kepada orang lain yang
tidak dilakukan secara kata-kata atau bahasa verbal, melainkan melalui petunjuk-petunjuk atau simbol-simbol serta tanda-tanda lain yang dilakukan
oleh tubuh seseorang. Komunikasi non verbal yang disampaikan melalui vokal, misalnya nada suara, desah, jeritn, kualitas suara, sedangkan penyampaian
melalui non vokal contohnya gesture isyarat, gerakan tubuh, penampilan, ekspresi wajah, dan lain-lain. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
disampaikan melalui isyarat, baik gerakan tubuh, jarakruang, ekspresi wajah, suara, sentuhan, kontak mata, dan lain-lain. Komunikasi non verbal dapat
berfungsi sebagai pengulangan, kontradiksi, pengganti, pengatur, penekanan, dan pelengkap dari komunikasi verbal. Sebagian besar komunikasi non verbal
bersifat universal, namun terdapat beberapa perbedaan dari cara orang memakai dan memahami komunikasi non verbal tersebut, yaitu dari segi budaya dan jenis
kelamin. Komunikasi non verbal dibagi menjadi empat, yaitu kinesik, proksemik, haptik, dan paralinguistik.
Komunikasi Kesehatan 2014 24
a.
Komunikasi kinesik adalah komunikasi non verbal yang
diimplementasikan melalui isyarat tubuh, contohnya gesture gerakan tubuh, posisi tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata.
b.
Komunikasi proksemik adalah komunikasi non verbal yang ditunjukkan
oleh ruang dan jarak antara dua atau lebih individu yang saling berkomunikasi. Proksemik dibagi menjadi proksemik jarak, ruang, dan
waktu. Proksemik jarak merupakan simbol komunikasi yang cukup sensitif, karena jarak menentukan kedekatan psikologis dan sosial antar individu
yang berkomunikasi. Jarak dibagi menjadi jarak intim, jarak personal, jarak sosial, dan jarak publik. Proksemik ruang yaitu bagaimana seseorang
menginterpretasikan ukuran ruang, atmosfer dalam ruangan, warna, pencahayaan, jangkauan ruang selama proses komunikasi. Proksemik
waktukronemik meliputi penggunaan waktu untuk berkomunikasi. c.
Komunikasi haptik adalah komunikasi dimana tidak ada jarak antara dua
orang, misalnya berjabat tangan, menepuk, menyentuh, memegang, meraba, mengelus, mencubit. Komunikasi haptik ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
atraksi dan kesukaan, kekeluargaankekerabatan, kekuasaan dan status. d.
Komunikasi paralinguistik
terkait bagaimana
“Suara” menginterpretasikan pesan, contohnya tertawa, mendesah, menjerit, dan
kualitas suara meliputi kecepatan, artikulasi, dan lain-lain. Menurut Darwin, ada tiga pendekatam yang berkaitan dengan komunikasi non
verbal, yaitu pendekatan etiologi, pendekatan antropologi, dan pendekatan fungsional. Dalam pendekatan etiologi, Darwin mengasumsikan bahwa
komunikasi non verbal dari makhluk hidup yang berbeda adalah sama. Dua contoh pendekatan ini adalah senyuman dan ekspresi wajah yang dapat
ditemukan pada setiap makhluk hidup dan setiap kultur masyarakat. Pendekatan antropologi menganggap bahwa komunikasi non verbal dipengaruhi oleh kultur
masyarakat. Pendekatan fungsional memandang bahwa norma-norma kultural dianggap sebagai sesuatu yang telah ada dan diperhitungkan dalam kerangka
waktu sebagai variasi kultural.
3. Perbedaan komunikasi verbal dan non-verbal