diinginkan tidak tercapai. Misalnya, ada pelatih yang ahli dan pintar tetapi tidak dapat mengajar dan berkomunikasi secara efektif atau teaching skillnya tidak
efektif, jadi dia hanya pintar serta ahli untuk dirinya sendiri. 3 Fasilitas pelatihan
Fasilitas sarana dan prasarana dibutuhkan untuk pengembangan itu sangat kurang atau tidak baik. Misalnya, buku-buku, alat-alat, mesin-mesin yang akan
dipergunakan untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat lancarnya pelatihan.
4 Kurikulum Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau
menyimpang serta tidak sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh pekerjaan atau jabatan peserta bersangkutan. Untuk menetapkan kurikulum
dan waktu mengajarkannya yang tepat sangat sulit. 5 Dana Pelatihan
Dana yang tersedia untuk pelatihan sangat terbatas, sehingga sering dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang memenuhi persyaratan
yang dibutuhkan.
2.3.2. Program-program Pelatihan
Menurut Ranupandojo dan Husnan 2000, program pelatihan karyawan dalam meningkatkan produktivitas kerja dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Jalur pelatihan untuk tenaga operasional Pelatihan tenaga operasioal memerlukan sejumlah peningkatan khusus
dalam keterampilan dan pengetahuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Ada empat metode dasar yang dapat digunakan yaitu:
a. On the job training Adalah metode pelatihan karyawan yang dilakukan pada saat karyawan
melakukan kegiatan sehari-hari di tempat kerja yang sebenarnya di bawah bimbingan dan pengawasan seorang atasan atau pekerja yang sudah
berpengalaman. b. Appresentiship magang
Biasanya dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan skill yang lebih tinggi. Program apprentiship biasanya mengkombinasikan on the job training dan pengalaman dengan petunjuk
di kelas dalam pengetahuan-pengetahuan tertentu.
c. Kursus-kursus
khusus Merupakan bentuk pelatihan yang lebih mirip dengan pendidikan. Kursus ini
biasanya diadakan untuk memenuhi minat dari pada karyawan dalam bidang- bidang pengetahuan tertentu di luar pekerjaannya.
d. Vestibule school
Universitas Sumatera Utara
Merupakan bentuk latihan dengan pelatih-pelatih khusus staff spesialis, untuk menghindarkan para atasan langsung mendapat tambahan kewajiban,
dan memusatkan latihan hanya kepada ahli dalam bidang tertentu. 2 Jalur pelatihan untuk tenaga managerial
Metode-metode pelatihan untuk tenaga kerja managerial adalah a. Metode sekolah, kuliah, ceramah dan sejenisnya
b. Metode
diskusi c.
Metode kasus
Kebijaksanaan pelatihan biasanya menempatkan tanggung jawab yang berat kepada semua manajer karena mereka tidak hanya memelihara program
pengembangan pribadi mereka sendiri, akan tetapi juga memberikan suatu iklim yang sesuai dengan pengembangan karyawan mereka.
Program pelatihan harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan dan tergantung pada berbagai faktor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat
pendidikan dasar peserta.
Program pelatihan menurut Sikula dalam Hasibuan 2005 adalah: a. On The Job Training
Para pekerja langsung bekerja di tempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas sehingga adaptasi langsng
terhadap pelatihan ini akan menjadi dua konsep dari pelatihan yaitu formal dan informal.
Universitas Sumatera Utara
b. Vestibule Suatu metode latihan yang dilakukan di dalam kelasbengkel, sebagai usaha
penyediaan bagi karyawan baru atas peralatan dan teknis pengerjaan tugas yang diberikan, biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaanindustri
sendiri. c. Demonstration And Example
Suatu metode pelatihan dengan cara peragaan dan memberikan penjelasan kepada peserta pelatihan mengenai cara dan teknis dari penggunaan suatu
peralatan yang diperkenalkan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan tersebut.
d. Simulation
Dalam memberikan pelatihan di mana pekerjaan yang diperkenalkan harus mirip dengan dengan apa yang ada di lapangan, maka dengan demikian suatu
teknik mencontoh diterapkan dalam kegiatan pelatihan ini.
e. Apprenticeship
Suatu cara sebagai usaha mengembangkan keahlian pertukangan sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari aspek pekerjaan yang
akan dilakukannya. f. Classroom Methods
Universitas Sumatera Utara
Metode pelatihan dengan menggunakan kelas ini mencakup pada berbagai macam kegiatan, antara lain: pengajaran, rapat, program instruction, metode
studi kasus, metode distribusi, dan kegiatan seminar. Nawawi 2000 membagi strategi program pelatihan menjadi 2 bagian,
yaitu: 1.
Pelatihan Tingkat Mikro Pelatihan ini diselenggrakan oleh dan untuk lingkungan organisasi
perusahaan sendiri, sesuai kebutuhannya dalam meningkatkan kemampuan para pekerja dalam melaksanakan seluruh bebanvolume kerja dan dapat
menimbulkan eksistensinya secara maksimal. 2.
Pelatihan Tingkat Makro Pelatihan ini diselenggarakan bersama oleh dua atau lebih
organisasiperusahaan, yang memiliki kebutuhan yang sama dalam usaha meningkatkan kemampuan kerja para pekerja masing-masing.
Maka dengan demikian adanya strategi dari program pelatihan yang telah disusun akan dapat dijadikan suatu keputusan dalam mengantisipasi
segala perubahan yang begitu cepat nantinya, karena hal ini menyangkut pada kebijakan, tindakan dan harapan untuk merumuskan suatu program yang
tersusun secara sistematis sesuai dengan rencana yang dibuat.
2.4. Teori tentang Produktivitas Kerja
2.4.1. Pengertian Produktivitas Kerja