Identifikasi Pengelompokan Komponen dengan Diagram Pareto Perhitungan Total Biaya Penggantian

3.3.1. Manfaat Keandalan Reliability

Tujuan utama dari studi keandalan adalah untuk memberikan informasi sebagai basis untuk mengambil keputusan. Selain itu teori reliability dapat digunakan untuk memprediksi kapan suatu sparepart pada suatu mesin akan mengalami kerusakan, sehingga dapat menentukan kapan harus dilakukan perawatan, pergantian, dan penyediaan komponen.

3.3.2. Konsep Keandalan Reliability

Dalam teori reliability terdapat empat konsep yang dipakai dalam pengukuran tingkat keandalan suatu sistem atau produk, yaitu: 1. Fungsi Kepadatan Probabilitas Pada fungsi ini menunjukkan bahwa kerusakan terjadi secara terus- menerus continious dan bersifat probabilistik dalam selang waktu 0, ∞. Pengukuran kerusakan dilakukan dengan menggunakan data variabel seperti tinggi, jarak, jangka waktu. Untuk suatu variabel acak x kontinu didefenisikan berikut: 1. ≥ x f 2. dx x f ∫ ∞ ∞ − =1 3. ∫ = b a dx x b X Pa Dimana fungsi fx dinyatakan fungsi kepadatan probabilitas. 2. Fungsi Distribusi Kumulatif Fungsi ini menyatakan probabilitas kerusakan dalam percobaan acak, dimana variabel acak tidak lebih dari x: FX = PX ≤x = ∫ x t f 3. Fungsi Keandalan Bila variabel acak dinyatakan sebagai suatu waktu kegagalan atau umur komponen maka fungsi keandalan Rt didefenisikan: RX = PTt T : Waktu operasi dari awal sampai terjadi kerusakan waktu kerusakan dan fx menyatakan fungsi kepadatan probabilitas, maka fx dx adalah probabilitas dari suatu komponen akan mengalami kerusakan pada interval t i t ∆ + . Ft dinyatakan sebagai probabilitas kegagalan komponen sampai waktu ke t, maka: Ft = PTt = ∫ ∞ − t f Maka fungsi keandalan adalah: Rt =1-PTt = ∫ x t f dt = 1-Ft Fungsi keandalan Rt untuk preventive maintenance dirumuskan sebagai berikut: Rt-nT=1-Ft-nT dimana n adalah jumlah pergantian pencegahan yang telah dilakukan sampai kurun waktu t, T adalah interval pergantian komponen, dan Ft adalah Frekuensi Distribusi Kumulatif Komponen. 4. Fungsi Laju Kerusakan Fungsi laju kerusakan didefenisikan sebagai limit dari laju kerusakan dengan panjang interval waktu mendekati nol, maka fungsi laju kerusakan adalah laju kerusakan sesaat. Rata-rata kerusakan yang terjadi dalam interval waktu t 1 -t 2 dinyatakan . ∫ ∫ ∞ − = 1 2 1 1 2 t t t dt t f t t dt t f λ Kerusakan rata-rata dinyatakan sebagai berikut: ∫ ∫ ∫ ∞ − − = 1 2 2 2 1 1 2 t t t t t dt t f t t dt t f dt t f 1 1 2 2 1 t R t t t R t R − − = Jika disubstitusi t 1 = t, dan t 2 λ = t + h maka akan diperoleh laju kerusakan rata-rata adalah: 2 1 t hR t R t R − = Berdasarkan persamaan diatas maka fungsi laju kerusakan. ht = lim t hR t t R t R h ∆ + − →     − = 1 t R dt d t R ; dt t dR t f − = = t R t f

3.3.3. Pola Distribusi Data dalam Keandalan Reliability

Pola distribusi data dalam Keandalan Reliability antara lain 5 1. Pola Distribusi Weibull : Distribusi ini merupakan distribusi yang paling sering digunakan untuk menganalisis data kerusakan, karena distribusi weibull dapat memenuhi beberapa periode kerusakan yang terjadi, yaitu periode awal early failure, periode normal, dan periode pengausan wear out. Periode tersebut tergantung dari nilai parameter bentuk fungsi distribusi weibull. Distribusi weibull mempunyai laju kerusakan menurun untuk β 1, laju kerusakan konstan untuk β = 1, dan laju kerusakan naik untuk β 1. Distribusi ini biasa digunakan dalam menggambarkan karakteristik kerusakan dan keandalan pada komponen. Fungsi-fungsi dari distribusi Weibull: a. Fungsi Kepadatan Probabilitas              −       = − β β α α α β t t t f exp 1 , ; ≥ ≥ β α γ t b. Fungsi Distribusi Kumulatif               − − = β α t t F exp 1 c. Fungsi Keandalan               − = β α t t R exp 1 t F t R − = d. Fungsi Laju Kerusakan 5 Ebeling, Charles E. An Introduction to Reliability and Maintainability. The McGraw-Hill Companies, Inc. 1 −       = = β α α β t t R t f t h e. MTTF Mean Time To Failure MTTF adalah rata-rata waktu atau interval waktu kerusakan mesin atau komponen dalam distribusi kegagalan.       + Γ = β α 1 1 MTTF Γ = Fungsi gamma, Γ n = n-1, dapat diperoleh melalui nilai fungsi gamma. Parameter β disebut dengan parameter bentuk atau kemiringan weibull weibull slope , sedangkan parameter α disebut dengan parameter skala atau karakteristik hidup. Bentuk fungsi distribusi weibull bergantung pada parameter bentuknya β, yaitu: β 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi hyper-exponential dengan laju kerusakan cenderung menurun. β = 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi eksponensial dengan laju kerusakan cenderung konstan. β 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi normal dengan laju kerusakan cenderung meningkat. Gambar 3.2. Kurva Distribusi Weibull 2. Pola Distribusi Normal Distribusi normal Gausian mungkin merupakan distribusi probabilitas yang paling penting baik dalam teori maupun aplikasi statistik. Distribusi normal mempunyai laju kerusakan yang naik sejak bertambahnya umur alat, yang berarti probabilitas kerusakan alat atau komponen naik sesuai dengan bertambahnya umur komponen tersebut. Fungsi-fungsi dari distribusi Normal: a. Fungsi Kepadatan Probabilitas       − − = 2 2 2 exp 2 1 σ µ π σ t t f ; ∞ ∞ −   t b. Fungsi Distribusi Kumulatif       − Φ = σ µ t t F c. Fungsi Keandalan = t R       − Φ − σ µ t 1 d. Fungsi Laju Kerusakan t R t f t h = e. MTTF Mean Time To Failure MTTF = µ Konsep reliability distribusi normal tergantung pada nilai μ rata-rata dan σ standar deviasi, Φ = nilai z yang dapat diperoleh dari table distribusi normal. Gambar 3.3. Kurva Distribusi Normal 3. Pola Distribusi Lognormal Distribusi lognormal merupakan distribusi yang berguna untuk menggambarkan distribusi kerusakan untuk situasi yang bervariasi. Distribusi lognormal banyak digunakan di bidang teknik, khusunya sebagai model untuk berbagai jenis sifat material dan kelelahan material. Fungsi-fungsi dari distribusi lognormal: a. Fungsi Kepadatan Probabilitas [ ]       − − = 2 2 2 ln exp 2 1 σ µ π σ t t t f ; ∞ ∞ −   t b. Fungsi Distribusi Kumulatif       − Φ = σ µ ln t t F c. Fungsi Keandalan = t R       − Φ − σ µ ln 1 t 1 t F t R − = d. Fungsi Laju Kerusakan t R t f t h = e. MTTF Mean Time To Failure       + = 2 exp 2 σ µ MTTF Kosep reliability distribusi Lognormal tergantu ng pada nilai μ rata-rata dan σ standar deviasi. Gambar 3.4. Kurva Distribusi Lognormal 4. Pola Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial sering digunakan dalam berbagai bidang, terutama dalam teori keandalan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya data kerusakan mempunyai perilaku yang dapat dicerminkan oleh distribusi eksponensial. Distribusi eksponensial akan tergantung pada nilai λ, yaitu laju kegagalan konstan. Fungsi-fungsi dari distribusi Eksponensial: a. Fungsi Kepadatan Probabilitas t e t f λ λ − = ; 1 t b. Fungsi Distribusi Kumulatif t e t F λ − − = 1 c. Fungsi Keandalan t e t R λ − = d. Fungsi Laju Kerusakan λ = t h e. MTTF Mean Time To Failure λ 1 = MTTF Gambar 3.5. Kurva Distribusi Eksponensial

3.3.4. Bathtub Curve

Kurva bathtub menunjukkan tiga daerah yang memiliki laju kerusakan yang berbeda, yaitu 6 1. Fase Kerusakan awal Early Failure atau Burn-in : Laju kerusakan pada tahap ini terus menurun diawali dengan tingkat laju kerusakan yang cukup tinggi pada awal operasi yang kemudian terus 6 Ebeling, Charles E. An Introduction to Reliability and Maintainability. The McGraw-Hill Companies, Inc. Hal 31 menurun. Fase ini sering juga disebut star-up failure dan sering juga diistilahkan dengan decreasing failure rate DFR. Kerusakan yang terjadi pada fase ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti kesalahan proses manufaktur dapat diatasi dengan percobaan acceptance dan pengontrolan pada awal operasi. 2. Fase Umur Pakai yang Berguna Random Failure atau Usefull Life Fase ini ditandai dengan laju kerusakan yang konstan atau constant failure rate CFR. Kesalahan-kesalahan operasional merupakan penyebeb dari kerusakan pada fase ini, sehingga pelaksanaan operasi yang tepat dapat mengatasi kerusakan yang terjadi. 3. Fase Keausan Wear Failure atau Wear-out Fase ini memiliki laju kerusakan yang terus meningkat atau increasing failure rate IFR, yang disebabkan oleh berakhirnya umur pakai peralatan. Untuk mengurangi laju kerusakan harus dilakukan penggantian perawatan pencegahan. Gambar 3.6. Bathtub Curve Secara keseluruhan, perawatan pencegahan dapat mengurangi laju kerusakan yang terjadi. Namun demikian, untuk daerah 1 burn-in dan 2 useful life sebaiknya perawatan pencegahan yang dilakukan bukan berupa penggantian pencegahan karena tindakan ini tidak dapat mengurangi probabilitas kerusakan yang terjadi. Tindakan penggantian pencegahan yang dilakukan akan sia-sia. Penggantian pencegahan hanya dapat dilakukan untuk mengurangi laju kerusakan pada daerah 3 wear out. Sedangkan kebijaksanaan perawatan yang lebih umum seperti overhaul, lubrication pelumasan, dan pembersihan dapat ditetapkan untuk ketiga daerah tersebut. Laju kerusakan pada massing-masing daerah tersebut dapat dihampiri oleh distribusi-distribusi tertentu, yaitu: • Daerah 1 burn-in : distribusi weibull • Daerah 2 useful life : distribusi eksponensial • Daerah 3 wear out : distribusi weibull, normal, dan lognormal

3.3.5. Identifikasi Distribusi Awal

Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode linear regression dengan persamaan y = a + bx. Perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Nilai tengah kerusakan Median Rank 4 . 3 . + − = n i t F Dimana: i = data waktu ke-t n = jumlah kerusakan 2. Index Of Fit         −         − − − = ∑ ∑ ∑ − − = n i n i n i n y y n x x y y x x n r 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 Perhitungan identifikasi untuk masing-masing distribusi adalah: a. Distribusi Normal - Xi = ti - Yi = Zi= Ф -1 Fti, dimana Nilai Zi = Ф -1 b. Distribusi Lognormal - Xi = ln ti - Yi = Zi = Ф -1 Fti c. Distribusi Eksponensial - Xi = ti - Yi = ln11-Fti d. Distribusi Weibull - Xi = ln ti - Yi = ln ln11-Fti

3.3.6. Estimasi Parameter

Estimasi parameter dilakukan dengan metode Maximum Likehood Estimator MLE. Estimasi untuk masing-masing distribusi adalah: a. Distribusi Normal Parameter adalah μ dan σ n ti x n i ∑ = = = 1 µ n ti n i ∑ = − = 1 2 µ σ b. Distribusi Eksponensial Parameter adalah λ λ = rT r = n = jumlah kerusakan T = total waktu kerusakan c. Distribusi Lognormal Parameter adalah μ dan σ n ti x n i ∑ = = = 1 ln µ n ti n i ∑ = − = 1 2 ln µ σ d. Distribusi Weibull Parameter untuk distribusi weibull dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut, yaitu: β α       − − = t t F exp 1 Untuk menaksir parameter α dan β dapat dilakukan dengan regresi linear. Parameter adalah β dan α. α β ln − = − = x b y a β = − − − = ∑ ∑ − = n i n i x x y y x x b 1 2 1 1 1 1

3.4. Perhitungan Total Biaya Penggantian

Pola perawatan yang optimal perlu dicari supaya antara biaya perawatan dan biaya kerusakan bisa seimbang pada total cost yang paling minimal. Preventive cost merupakan biaya yang timbul karena adanya perawatan mesin yang memang sudah dijadwalkan. Sedangkan failure cost merupakan biaya yang timbul karena tejadi kerusakan di luar perkiraan yang menyebabkan mesin produksi terhenti pada waktu produksi sedang berjalan. Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut: [ ] [ ] 1 1 . tp tp tp tp tp tp R Tf M R Tp tp R Cf R Cp C − + + + − + = Dimana: C tp = Total biaya penggantian komponen per satuan waktu Cp = Biaya akibat preventive replacement = [biaya tenaga kerjajam x waktu rata-rata perbaikan preventif + harga komponen] Cf = Biaya akibat failure replacement = [biaya tenaga kerjajam + biaya kehilangan produksi x waktu rata-rata perbaikan korektif + harga komponen] Rtp = Probabilitas komponen andal selama waktu tp Ftp = Probabilitas komponen gagal tidak andal selama waktu tp tp = Waktu preventif Mtp = 1 tp R MTTF tp F MTTF − =

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Hadi Baru yang berlokasi di Jl. Binjai Km 16 Diski Desa Sumber Melati Kecamatan Sunggal Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan September 2012.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencandra atau mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek Sukaria : 2012. Penelitian ini memberikan gambaran tentang keadaan objek penelitian sekarang ini berdasarkan fakta yang terlihat di lantai produksi selama proses produksi berlangsung, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan usulan perawatan mesin yang dapat mengurangi biaya perawatan.

4.3. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah komponen mesin produksi slab cutter. Mesin ini merupakan mesin utama dalam proses produksi di PT. Hadi Baru yang berlokasi di Jl. Binjai Km 16 Diski Desa Sumber Melati Kecamatan Sunggal Deli Serdang, Sumatera Utara.

4.4. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian ditentukan atas dasar studi pendahuluan terhadap objek studi dan studi kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Sesuai dengan objek penelitian dan metode yang akan digunakan, variabel- variabel penelitian yang akan diamati terdiri dari 2 unsur utama, yaitu : 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif ataupun secara negatif Sinulingga, 2012. Variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Waktu Penggantian Komponen Variabel ini adalah variabel yang menyatakan waktu yang diperlukan sebuah komponen untuk diganti sampai komponen dapat berfungsi kembali. b. Interval Waktu Kerusakan Variabel ini adalah variabel yang menyatakan selang waktu kerusakan komponen. c. Jumlah Tenaga Kerja Bagian Perawatan Variabel ini adalah variabel yang menyatakan banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk melakukan perawatan. d. Harga Komponen Variabel yang menyatakan harga komponen per unit yang dibutuhkan. 2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah: a. Nilai MTTF Variabel ini adalah variabel menyatakan nilai rata-rata kerusakan atau kegagalan suatu komponen. b. Fungsi Keandalan Variabel ini adalah variabel menyatakan nilai keandalan komponen dimana nilai ini mempengaruhi kinerja dari suatu komponen. c. Biaya penggantian komponen Variabel ini adalah variabel menyatakan besarnya biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam melakukan penggantian komponen. d. Interval Waktu Penggantian Variabel ini adalah variabel menyatakan selang waktu penggantian komponen.

4.5. Kerangka Konseptual

Penyusunan kerangka konseptual merupakan langkah awal dari analisis masalah karena kerangka konseptual menjelaskan hubungan antar semua faktor yang terkait. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk menentukan perawatan mesin yang dapat mengurangi biaya perawatan dengan keandalan masing-masing komponen. Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. Interval Waktu Penggantian Interval waktu kerusakan komponen kritis Jumlah tenaga kerja bagian perawatan Biaya penggantian komponen Fungsi Keandalan Waktu penggantian komponen Harga Komponen Nilai MTTF komponen Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian Keterangan: Untuk memperoleh penyelesaian yang diinginkan terlebih dahulu dilakukan identifikasi komponen-komponen slab cutter yang sering mengalami kerusakan. Lalu dilakukan penentuan komponen kritis dengan analisis pareto. Setelah diperoleh komponen kritis maka dilakukan perhitungan untuk menentukan interval waktu pergantian pencegahan yang terlebih dahulu dilakukan perhitungan yang berhubungan dengan upah tenaga kerja, biaya penggantian komponen, dan harga pembelian komponen, dan waktu penggantian. Kemudian ditentukan ekspektasi pengurangan biaya perawatan berdasarkan selisih antara biaya perawatan preventif dan biaya perawatan korektif.