Selang Waktu Pergantian Komponen

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada Bab VI maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis Pareto pada komponen mesin Slab Cutter dengan menggunakan prinsip 80-20, komponen kritis yang menimbulkan biaya perawatan terbesar adalah Blade Cutter, Clutch Disc dan Chain TG dengan total nilai penggunaan biaya mencapai 77.99. 2. Berdasarkan pemilihan distribusi yang dilakukan dengan pemilihan nilai Index of fit yang terbesar, diperoleh Blade Cutter berdistribusi lognormal, Clutch Disc dan Chain TG berdistribusi normal. 3. Berdasarkan perhitungan keandalan yang dilakukan, Blade Cutter dengan MTTF 23 hari memiliki nilai keandalan 0.515. Untuk komponen Clutch Disc dengan MTTF 48 hari memiliki nilai keandalan 0.50. Sedangkan untuk Chain TG dengan MTTF 55 hari memiliki nilai keandalan 0.50. 4. Untuk komponen Blade Cutter diperoleh selang waktu pergantian sebesar 11 hari, artinya bahwa komponen tersebut sudah harus diganti setelah beroperasi selama 11 hari. Sedangkan untuk komponen Clutch Disc diperoleh selang waktu pergantian sebesar 36 hari, kemudian untuk komponen Chain TG diperoleh selang waktu pergantian sebesar 37 hari. 5. Hasil perhitungan biaya perawatan dengan menerapkan preventive maintenance adalah sebesar Rp. . 3.865.506,- sedangkan biaya corrective maintenance sebesar Rp. 5.314.127,-. Dengan demikian, penghematan biaya yang diperoleh dengan menggunakan perawatan pencegahan adalah 27.25 .

7.2. Saran

1. Perusahaan sebaiknya melakukan perawatan pencegahan dengan menggunakan analisa keandalan dalam menentukan selang pergantian dari komponen-komponen mesin agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. 2. Para pekerja yang ada di bagian maintenance sebaiknya lebih teliti dalam mencatat waktu kerusakan komponen sehingga dapat memudahkan perusahaan untuk menentukan interval pergantian perawatan. 3. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan sebaiknya menggunakan atau melakukan kebijakan penggantian komponen kritis secara terencana agar biaya perawatan yang digunakan minimum.